Duniaindustri.com (November 2021) – Survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2021 menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat, sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca relaksasi PPKM. Setelah sebelumnya pesimistis, indeks keyakinan konsumen pada Oktober 2021 kembali ke area optimistis.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2021 tercatat di titik 113,4, meningkat dari 95,5 pada bulan September 2021, artinya kembali berada pada area optimistis. Untuk diketahui, IKK di bawah 100 berarti pesimistis, sebaliknya di atas 100 bermakna optimistis.
Kenaikan IKK terpantau pada seluruh kategori pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. “Secara spasial, IKK meningkat di hampir seluruh kota yang disurvei, tertinggi di kota Banten, diikuti Makassar dan Banjarmasin,” kata Erwin dalam keterangannya, Senin (8/11).
Kenaikan IKK terutama didorong oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau membaik terutama persepsi terhadap lapangan kerja dan penghasilan saat ini. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat, seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai wilayah Indonesia sebagai dampak respons penanganan Covid-19 yang makin baik.
“Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang juga terpantau menguat dan terus berada pada area optimis. Penguatan ekspektasi konsumen didukung oleh kenaikan pada seluruh aspek pembentuknya, yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi kegiatan usaha,” pungkas dia.
Menyusul Penguatan PMI
Kenaikan indeks keyakinan konsumen itu menyusul geliat PMI manufaktur industri. Kinerja sektor industri pengolahan nonmigas di tanah air terus menunjukkan geliatnya seiring dengan berjalannya kebijakan pemerintah yang probisnis. Hal ini tercemin dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Oktober yang bertengger di level 57,2 atau naik dibanding bulan September yang berada di peringkat 52,2.
Sesuai rilis IHS Markit, melesatnya PMI manufaktur Indonesia pada bulan kesepuluh tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah manufaktur Indonesia. Posisi PMI di atas 50 menandai bahwa sektor manufaktur sedang mengalami fase ekspansi.
“Kami yakin kondisi sektor manufaktur yang ekspansif dapat dipertahankan, bahkan meningkat, karena perusahaan industri sudah kembali memacu produktivitas. Hal ini juga diperkuat dengan kondisi kesehatan masyarakat yang makin kondusif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin (1/11).
Menperin menyampaikan, performa gemilang sektor industri manufaktur ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan terkait upaya pemulihan ekonomi. “Artinya, kebijakan yang ditempuh dalam pengembangan industri di masa pandemi ini sudah berada di jalur yang benar, misalnya pemberian insentif fiskal dan nonfiskal yang dapat menigkatkan permintaan dan mengembalikan utilisasi,” terangnya.
Lebih lanjut, melonjaknya PMI adalah salah satu wujud optimisme yang tinggi dari para pelaku industri manufaktur dalam menilai prospek ekonomi Indonesia ke depan. “Kepercayaan diri dan daya adaptasi industri di masa pandemi terlihat dari bangkitnya kembali PMI manufaktur Indonesia ke level ekspansif sejak November 2020 dan terus menguat hingga Oktober 2021,” imbuhnya.
Menperin menegaskan, di tengah berbagai tantangan global, kinerja industri manufaktur Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo secara keseluruhan menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Ini terlihat dari kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang selalu meningkat dan nilai investasi sektor manufaktur yang selalu bertambah.
Selain itu, kontribusi ekspor yang selalu dominan dalam struktur ekspor nasional, jumlah kontribusi pajak terhadap penerimaan negara, jumlah tenaga kerja yang bertambah, dan resiliensi yang tinggi terhadap gejolak lingkungan termasuk krisis. “Ini sekaligus menepis pandangan bahwa tengah terjadi deindustrialisasi di Indonesia,” tandasnya.
Capaian PMI manufaktur Indonesia pada Oktober tahun ini melampaui PMI sejumlah negara manufaktur dunia, di antaranya India (55,9), Vietnam (52,1), Jepang (53,2), Rusia (51,6), China (50,6), dan Korea Selatan (50,2). (*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 241 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 241 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: