Latest News
You are here: Home | World | Indeks Aktivitas Manufaktur Anjlok, Enam Negara Terancam Resesi Ekonomi
Indeks Aktivitas Manufaktur Anjlok, Enam Negara Terancam Resesi Ekonomi

Indeks Aktivitas Manufaktur Anjlok, Enam Negara Terancam Resesi Ekonomi

Duniaindustri.com (September 2019) – Ketidakpastian perekonomian global akibat dampak dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China mulai menjalar ke negara-negara lain. Bahkan, enam negara seperti seperti Turki, India, Thailand, Argentina, Singapura, bahkan Jerman, disebut-sebut terancam resesi ekonomi sehubungan dengan sejumlah indikator perekonomian, antara lain ekspor, pertumbuhan industri manufaktur, dan investasi yang melemah.

Negara tetangga yakni Singapura misalnya. Negara Singa itu dihantui resesi karena salah satu indikator ekonominya, yakni indeks aktivitas manufaktur, merosot ke angka 48,7. Bahkan negara maju seperti Jerman pun tidak luput, pada kuartal II 2019 ekonominya mengalami kontraksi akibat pelemahan ekspor.

Merespons hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan perlunya Indonesia menyiapkan “payung” guna mengantisipasi terjadinya resesi tersebut. Perkembangan ekonomi global saat ini telah mengalami perlambatan dan kemungkinan terjadinya resesi semakin besar.

“Kalau hujannya besar, kita nggak kehujanan. Kalau gerimis kita ya nggak kehujanan, syukur nggak ada hujan dan nggak ada gerimis, tapi angka-angka menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global sudah mengalami perlambatan dan kemungkinan resesi akan semakin besar,” kata Presiden Jokowi, minggu lalu.

Untuk itu, Presiden Jokowi minta seluruh kementerian yang berkaitan dengan ekonomi menginventarisasi regulasi yang menghambat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam sektor investasi.

Presiden Jokowi mengungkapkan adanya informasi dari investor yang ditemui dan catatan yang disampaikan oleh Bank Dunia ada masalah internal dalam negeri yang menghambat investasi di Indonesia.

Presiden mencontohkan pada dua bulan yang lalu ada 33 perusahaan di China yang relokasi keluar negerinya. Ternyata 23 perusahaan itu memilih Vietnam sebagai tempat relokasi dan 10 lainnya memilih Malaysia, Thailand, dan Kamboja. “Nggak ada yang ke kita, tolong ini digarisbawahi. Ini berarti kita memiliki persoalan yang harus kita selesaikan,” katanya.

Jokowi mengungkapkan kekalahan dari Vietnam karena negara tersebut hanya butuh dua bulan untuk mengurus investasi yang masuk dan ini berbeda dengan di Indonesia yang butuh waktu bertahun-tahun.

Belum jelas “payung” seperti apa yang perlu disiapkan pemerintah guna mengantisipasi pelemahan perekonomian global, bahkan ancaman resesi itu.

Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) menilai pemerintah perlu menjadikan hilirisasi atau sektor industri pengolahan sebagai perhatian utama untuk mencapai realisasi target pertumbuhan ekonomi nasional 5,3 persen pada 2020. Kalau target pertumbuhan itu tercapai, bisa dikatakan resesi tidak menghampiri Indonesia.

BPS juga menekankan perlunya diupayakan agar konsumsi dalam negeri dapat dipicu dan ditingkatkan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi mengingat kondisi perekonomian global yang tidak pasti membuat ekspor sulit diandalkan.

Kepala BPS Suhariyanto pada Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (29/8), mengatakan pemerintah perlu membenahi industri pengolahan mengingat sektor ini menyumbang 19,5 persen dari PDB.

Menurut dia, kalau industri pengolahan bergerak naik, karena pangsanya besar sekali, yakni 19,5 persen, ada pergerakan sedikit saja dia bisa menaikkan ekonomi. Industri pengolahan juga menyerap tenaga kerja hampir 14 persen sehingga perlambatan pada sektor ini akan berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi.

Dilihat sampai kuartal II-2019, BPS menilai industri yang bergerak positif adalah sektor tekstil dan pakaian jadi serta industri kertas dan barang dari kertas. Sebaliknya, industri karet bergerak negatif. Pemerintah harus bisa melakukan hilirisasi agar menciptakan lapangan kerja yang berpengaruh pada peningkatan pendapatan serta daya beli masyarakat.

Suhariyanto menilai pertumbuhan ekonomi sulit dicapai melalui ekspor dengan adanya ketidakpastian di tingkat global. Dengan kondisi perekonomian seperti itu, kinerja pertumbuhan ekspor diasumsikan sebesar 3,7 persen pada 2020.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07 & 08/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 170 database, klik di sini

** Butuh competitor intelligence, klik di sini

*** Butuh copywriter specialist, klik di sini

**** Butuh content provider (branding online), klik di sini

***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 170 database, klik di sini
  • Butuh 23 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik
Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)
Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Pemasok alkes berkualitas dan termurah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top