Duniaindustri.com (November 2016) – Motor merek Honda besutan PT Astra Honda Motor (AHM) menguasai 78,19% market share motor di Indonesia pada Oktober 2016. Pangsa pasar itu diperoleh dengan jumlah volume penjualan 446.611 unit pada Oktober 2016, atau naik sebesar 5,5% dibandingkan dengan bulan sebelumnya 423.256 unit.
Seiring kenaikan penjualan, market share motor Honda juga ikut meningkat sebesar 2,05% menjadi 78,19% dibanding bulan sebelumnya 76,14%. Data itu berasal dari lima produsen sepeda motor yang tergabung di Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Secara nasional, penjualan motor di pasar domestik pada November 2016 mencapai 571.201 unit, naik 2% dibanding bulan sebelumnya sebesar 555.820 unit.
Bukan hanya mengalahkan pertumbuhan industri, Honda juga menjadi satu-satunya merek motor yang meraih kenaikan penjualan sepanjang Oktober 2016. Seluruh merek motor lain justru mengalami penurunan penjualan pada bulan tersebut.
Posisi kedua masih ditempati oleh Yamaha dengan penjualan 114.493 unit, atau 20,04% pangsa pasar. Penjualan Yamaha pada Oktober turun 4,3% dibanding bulan sebelumnya sebanyak 119.717 unit.
Kawasaki menempati posisi ketiga dengan penjualan 7.500 unit, atau 1,31% pangsa pasar. Penjualan Kawasaki pada Oktober 2016 sebanyak 7.500 unit turun 6,6% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 8.036 unit.
Disusul oleh Suzuki di posisi ke-4 dengan penjualan 2.469 unit, atau 0,43% pangsa pasar. Penjualan motor Suzuki pada Oktober 2016 anjlok 46,6% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 4.628 unit.
Merek motor TVS berada di posisi terakhir dengan penjualan 128 unit saja, atau 0,02% pangsa pasar. Penjualan TVS juga turun 30% pada Oktober 2016 dibanding bulan sebelumnya sebanyak 183 unit.
Pendapatan AHM
Sementara itu, pendapatan PT Astra Honda Motor tumbuh 6% menjadi Rp 44,2 triliun per September 2016, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 41,7 triliun. Laba bersih melonjak 15% menjadi Rp 3,7 triliun dari Rp 3,2 triliun atau Rp 411 miliar per bulan, mengutip data autokritik.
AHM mampu mencetak lonjakan laba bersih di tengah kemerosotan volume penjualan sebesar 3% menjadi 3,2 juta unit. Ini mengindikasikan AHM menaikkan harga jual untuk menyelamatkan kinerja keuangan.
Dalam laporan keuangan Grup Astra, pemegang 50% saham AHM, disebutkan, AHM membayar pajak Rp 1,2 triliun ke pemerintah per September 2016. Adapun dividen yang mengalir ke Grup Astra mencapai Rp 1,1 triliun.
Berkat sumbangan AHM, Astra membukukan pertumbuhan laba otomotif sebesar 12% menjadi Rp 6 triliun. Selain dari AHM, Astra meraup untung besar dari berdagang mobil, terutama merek Toyota.
Namun, secara total, laba bersih Astra masih minus 6% mejadi Rp 11,2 triliun. Pendapatan juga turun 4% menjadi Rp 132 triliun.
“Kinerja Grup Astra tahun ini diharapkan merefleksikan terus membaiknya kinerja bisnis otomotif, bersamaan dengan beberapa peningkatan kinerja di bisnis agribisnis serta sedikit pulihnya bisnis alat berat dan pertambangan, walaupun masih ada kekhawatiran terhadap tingkat kredit bermasalah di Bank Permata,” ujar Dirut Astra Prijono Sugiarto, Senin (31/10).(*/berbagai sumber/tim redaksi 05)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: