Duniaindustri.com (September 2014) – Pemerintah Indonesia akhirnya resmi membentuk holding company BUMN perkebunan, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) pembentukan holding BUMN perkebunan pada 18 September 2014. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III akan memimpin (lead) Holding Company BUMN Perkebunan.
Holding BUMN perkebunan ditargetkan mulai beroperasi sebelum terbentuknya pemerintahan baru. “Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) pembentukan Holding BUMN Perkebunan bahwa yang bertindak sebagai induk usaha adalah PTPN III,” kata Muhammad Zamkhani, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Industri Strategis.
Holding BUMN Perkebunan tersebut nantinya membawahi 13 perusahaan yaitu PTPN I-PTPN IV yang bidang usaha kebunnya beragam. Menurut Zamkhani, pascapenerbitan PP tersebut harus segera ditindaklanjuti dengan aksi korporasi lewat rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk menentukan perubahan anggaran dasar induk usaha dan penyertaan modal dari masing-masing anak usahanya.
“RUPS itu antara lain memutuskan pengalihan dari negara ke PTPN III sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam PP tersebut,” ujar Zamkhani.
Meski demikian, dia tidak menyebutkan alasan pemegang saham menetapkan PTPN III sebagai induk usaha Holding BUMN Perkebunan. “Nama entitas bisnis dari Holding BUMN Perkebunan juga masih belum ditentukan, karena menunggu hasil RUPS,” kata Zamkhani.
Menurut data Kementerian BUMN, total aset ke-14 PTPN perkebunan pada 2013 mencapai Rp 65,22 triliun, naik dari tahun sebelumnya sekitar Rp61,07 triliun. Total penjualan pada 2014 diperkirakan mencapai Rp77,59 triliun, dengan laba bersih yang ditargetkan sekitar Rp4,06 triliun.
Adapun belanja modal (capital expenditure/capex) seluruh PTPN tersebut pada 2014 mencapai sekitar Rp11,51 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp16,34 triliun.
Semula Pemerintah Indonesia akan menggabungkan 14 PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia dalam holding BUMN perkebunan. Namun, terakhir RNI tidak dimasukkan dalam PP pembentukan holding BUMN perkebunan.
Dengan penggabungan BUMN Perkebunan, total aset 15 perusahaan yang dimerger mencapai sekitar Rp65 triliun, salah satu yang terbesar di dunia. Rencananya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menunjuk Megananda Daryono –mantan Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Primer– sebagai direktur utama holding BUMN perkebunan. “Dengan pembentukan holding ini, maka BUMN perkebunan akan menjadi salah satu perkebunan terbesar di dunia,” kata Dahlan Iskan.
Kementerian BUMN menargetkan dalam jangka panjang holding BUMN perkebunan tersebut dapat meraih laba bersih sebesar Rp10 triliun. “Kalau laba sudah bisa dipupuk hingga Rp10 triliun, bukan tidak mungkin perkebunan di Malaysia juga akan bisa diakuisisi BUMN perkebunan Indonesia,” ujarnya.(Tim redaksi 03)