Latest News
You are here: Home | Baja | Hilirisasi Smelter Tembaga Dongkrak Nilai Tambah Hingga Dua Kali Lipat
Hilirisasi Smelter Tembaga Dongkrak Nilai Tambah Hingga Dua Kali Lipat

Hilirisasi Smelter Tembaga Dongkrak Nilai Tambah Hingga Dua Kali Lipat

Duniaindustri.com (Februari 2022) – PT Smelting, produsen tunggal smelter tembaga di Indonesia, akan menambah investasi USD 231 juta untuk ekspansi kapasitas. Ekspansi ini ditargetkan menambah kapasitas 30% dan selesai pada akhir 2023.

Seiring dengan itu, Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus menjalankan kebijakan hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri. Upaya strategis ini telah memberikan dampak yang luas bagi perekonomian nasional, seperti peningkatan devisa dari investasi dan ekspor serta penambahan jumlah serapan tenaga kerja.

“Kebijakan hilirasi menjadi salah satu sumber penerimaan negara, dengan produk turunannya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Kebijakan ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden, bahwa pemerintah akan menghentikan ekspor raw material seperti minerba secara bertahap,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Surabaya, Minggu (20/2).

Menperin memberikan apresiasi kepada upaya hilirisasi PT Smelting, dengan meningkatkan kembali kapasitas produksi smelter tembaga hingga 30 persen. Dengan demikian, kapasitasnya produksinya akan meningkat dari 300 ribu ton menjadi 342 ribu ton katoda tembaga per tahun.

“Kami mendapat laporan, investasi dari ekspansinya kali ini mencapai USD231 juta, dan ditargetkan pembangunannya selesai sebelum akhir Desember 2023,” ungkap Agus. Ekspansi PT Smelting telah dilakukan sebanyak empat kali dalam rangka peningkatan kapasitas produksi. Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga dari PT Smelting sebesar 200 ribu ton per tahun.

Pada tahun 1999, ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ribu ton per tahun. Berikutnya, tahun 2001 ditingkatkan lagi menjadi 270 ribu ton. Ekspansi ketiga, pada 2009, menambah kapasitas jadi 300 ribu ton per tahun.

Selama ini, PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik, terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat.

“PT Smelting yang didirikan sejak tahun 1996 di Gresik ini, menjadi pembangunan refinery mineral yang pertama di Indonesia. Dengan ekspansi ini, PT Smelting juga menjadi pabrik smelter tembaga yang pertama dan satu-satunya di Indonesia,” papar Agus.

Melalui pembangunan pabrik baru PT Smelting ini, yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun, akan meningkat kapasitasnya menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun. “Dengan kontribusi dari perusahaan refinery lainnya yang memiliki kapasitas serapan konsentrat 2 juta ton, maka di Gresik ini akan menghasilkan total serapan konsentrat 3,3 juta ton. Artinya, Gresik ini akan menjadi wilayah sentra hilirisasi tembaga,” imbuhnya.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Komersial PT Smelting Irjuniawan P Radjamin mengemukakan, proyek ekspansi kali ini juga untuk manambah pabrik asam sulfat baru. Selain itu menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery.

“PT Smelting terus berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap negeri kita tercinta. Dengan peningkatan kapasitas produksi ini, tentu akan makin mengokohkan Indonesia sebagai salah satu produsen tembaga dunia,” ucapnya.

Makin Prospektif

Menperin optimistis, upaya hilirisasi tembaga ini bakal prospektif ke depannya seiring dengan adanya pengembangan sumber energi terbarukan, kendaraan listrik, dan solar panel. “Karena semuanya butuh tembaga,” ujarnya.

Lebih lanjut, ekspansi PT Smelting diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produk di dalam negeri seperti katoda tembaga untuk industri kawat atau kabel (wire), batangan tembaga (rod bar), industri kimia, serta produk samping berupa asam sulfat untuk bahan baku pabrik pupuk serta copper slag dan gypsum sebagai bahan baku semen. Hal ini dinilai akan mendukung kebijakan substitusi impor.

“Hilirisasi industri ini menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku sumber daya alam dan peningkatan nilai tambah,” tegas Agus. Sebagai ilustrasi, hilirisasi dari bijih tembaga menjadi kawat konduktor akan meningkatkan nilai tambah dari USD3.900 per MT menjadi USD8.000 per MT atau naik hingga dua kali lipat.

Agus menambahkan, berkembangnya industri smelter di dalam negeri, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan wilayah setempat yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Sebagai ilustrasi, kalau biasanya Kabupaten Konawe pertumbuhan ekonominya sekitar 5-6% sebelum ada investasi datang, selama dua tahun terakhir ini di wilayah tersebut pertumbuhannya sudah di angka belasan persen,” ungkapnya.

Efek positif yang luas dari aktivitas industri tersebut, bahkan mampu mengurangi angka kemiskinan. “Hal ini membuktikan adanya kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dengan masyarakat guna membawa kemajuan bersama, termasuk tumbuhnya wirausaha di lingkungan pabrik serta dapat meningkatkan infrastruktur sosial yang dibutuhkan masyarakat,” imbuh Menperin.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kebijakan dari hilirisasi mineral membawa dampak positif terhadap penerimaan devisa dari ekspor. “Pada tahun kemarin, ekspor besi baja Indonesia mencapai USD20,8 miliar,” sebutnya. Pendapatan itu naik hingga 20 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, yang hanya ekspor bahan mentah nikel dengan pendapatan USD1 miliar. Besi baja merupakan turunan hasil olahan dari tambang nikel.

“Ekspor ini menjadi bagian yang berkontribusi menciptakan neraca dagang yang positif. Oleh karena itu, pemerintah berupaya bahwa kebijakan hilirisasi terus berjalan, dan tidak ada lagi hambatan untuk ekspor,” tandasnya.

Presiden Direktur PT Smelting Hideya Sato memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat dan daerah yang sudah mendukung upaya perusahaan melakukan ekspansi. “Saya yakin, upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dan berkontribusi banyak bagi perekonomian nasional, dengan upaya kami untuk memasok katoda tembaga dan asam sulfat ke industri-industri di Indonesia,” tuturnya.

Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menyebutkan, industri logam berperan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Saat ini, terdapat 191 industri logam di Jawa Timur dengan nilai produksi sebesar Rp28,6 trilun tahun 2021 atau meningkat 3,79% dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai ekspornya mencapai USD1,79 juta pada tahun 2020, dan meningkat jadi USD2,32 juta pada peridoe Januari-Oktober 2021.(*/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 250 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top