Duniaindustri.com (November 2013) — Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2013 hanya mencapai 5,62% (year on year), melambat dibanding kuartal II-2013 yang mampu mencapai 5,8%. Perlambatan itu dipengaruhi kurs rupiah yang berada di atas Rp 11.000/US$, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 7,25%, dan inflasi yang melonjak di atas 4% pada bulan Agustus 2013.
Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers menyatakan, “Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2013 sebesar 5,62% year on year atau secara kumulatif mencapai 5,83%.”
Menurut dia, perlambatan itu disebabkan tiga faktor utama. Pertama, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berada di atas Rp 11.000/US$ berdampak pada perdagangan luar negeri. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (6/11) belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp11.340 per dolar AS.
Kedua, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 7,25%. Ini dikarenakan keinginan bank sentral untuk ikut memperbaiki defisit transaksi berjalan.
Ketiga, inflasi yang melonjak di atas 4% pada bulan Agustus 2013. Penyebabnya adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pengaruh dari Idul Fitri yang membuat harga barang ikut naik.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi meski realisasi investasi meningkat. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan III tahun 2013 tercatat dalam data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai Rp100,5 triliun. Angka ini merupakan pertama kalinya realisasi investasi di negeri ini melebihi angka Rp100 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menilai angka tersebut menunjukan bahwa investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Angka ini saya lihat sebagai stabilizing iklim investasi di Indonesia. Dalam arti, kita sudah mencapai angka investasi yang tinggi dimana investasi adalah sumber pertumbuhan,” tutur Mahendra dalam Konfrensi Pers di Kantor BKPM, Rabu (23/10/2013).
Mahendra memaparkan, dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2012 yang berada pada angka Rp82,8 Triliun, realisasi proyek investasi triwulan III 2013 mengalami peningkatan sebesar 22,9 persen.
Dari data paparan Mahendra, tercatat realisasi penanaman modal dalam Negeri (PMDN) triwulan III tahun 2013 mencapai angka Rp33,5 Triliun atau naik 32,9 persen dari angka realisasi periode yang sama di tahun 2012. Sedangkan untuk penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp67 Triliun.
Mahendra menyatakan pertumbuhan investasi di Indonesia sejak tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan setiap triwulannya sampai sekarang. Trend pertumbuhan ini menurut dia harus dilihat dari prespektif investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi.
“Kita sudah harus melihat investasi dari kacamata itu (investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi),” pungkasnya.
Catatan duniaindustri.com menyebutkan sebagian dari investasi yang mengalir ke Indonesia ditujukan untuk sektor pertambangan dan mineral serta manufaktur. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan industri manufaktur pada 2013 mencapai 7,1% dengan peningkatan investasi pada sektor otomotif, industri pupuk, dan industri kimia serta semen. Pertumbuhan industri manufaktur sebesar 7,1% di 2013 akan ditopang arus investasi yang diperkirakan sebesar Rp 223 triliun.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, meskipun kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian, pemerintah optimistis kinerja sektor industri manufaktur akan tumbuh 7,1% di 2013. “Tantangan yang akan dihadapi masih berkisar pada minimnya infrastruktur dan tingginya biaya investasi,” ujarnya.
Menperin memperkirakan nilai investasi pada industri manufaktur (nonmigas) di Indonesia mencapai Rp 223,64 triliun pada 2013. Angka tersebut jauh meningkat dibandingkan prediksi pencapaian hingga akhir 2012 sebesar Rp 160 triliun.
Menurut dia, investasi pada industri manufaktur sebesar itu dengan asumsi total target investasi yang dicanangkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencapai Rp 390,3 triliun pada 2013. Penanaman modal asing (PMA) yang masuk sebesar Rp 272,6 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 117,7 triliun.(*tim redaksi)
Rekomendasi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di kuartal III 2013 melambat karena tiga faktor utama kurs rupiah yang berada di atas Rp 11.000/US$, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi 7,25%, dan inflasi yang melonjak di atas 4% pada bulan Agustus 2013. Ketiga faktor itu menekan daya beli masyarakat sehingga perputaran perekonomian melambat. Tekanan pelemahan rupiah membuat bahan baku impor menjadi lebih mahal sehingga produk jadi juga meningkat harganya. Sementara kenaikan suku bunga memperlambat perputaran uang karena dana dari masyarakat akan terhimpun di perbankan nasional.