Duniaindustri.com (Agustus 2016) – Harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) emiten perkebunan sawit, terutama PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), turun 4% pada semester I 2016 secara tahunan. Pada semester I 2016, harga jual rata-rata hanya sebesar Rp 7.342 per kilogram, padahal periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7.642 per kilogram.
Penurunan harga jual ikut mempengaruhi pendapatan Astra Agro. Pada semester I 2016, perseroan membukukan pendapatan Rp 6,34 triliun, turun 12,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,23 triliun, terutama disebabkan oleh turunnya volume penjualan produk CPO dan turunannya sebesar 8,1% dan pelemahan harga jual.
Meski demikian, laba bersih Astra Agro pada semester I 2016 naik 78,2% menjadi Rp 792 miliar, ditopang keuntungan selisih kurs akibat menguatnya nllai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS.
Direktur Utama Astra Agro Lestari Widya Wiryawan memperkirakan penurunan pendapatan di industri sawit masih terjadi sepanjang 2016. “Industri sawit akan turun, dugaan saya apakah financial performance-nya turun atau tidak karena dilihat dari harga,” katanya.
Astra Agro merupakan emiten perkebunan CPO yang dikuasai Grup Astra. Hingga Juni 2016, luas areal tertanam perkebunan kelapa sawit Perseroan mencapai 297.862 hektare yang terdiri dari kebun inti sebesar 235.432 hektar dan kebun plasma sebesar 62.430 hektar.
Dari total luas areal tertanam tersebut, 258.521 hektar merupakan areal yang sudah menghasilkan. Sepanjang semester I 2016, Perseroan telah melakukan replanting seluas 1.102 hektar.
Saat ini, kapasitas olah pabrik kelapa sawit Perseroan adalah sebesar 1.480 ton TBS per jam dengan jumlah pabrik kelapa sawit sebanyak 30 unit.
Jual Aset
Sementara itu, PT Provident Agro Tbk (PALM), emiten perkebunan kelapa sawit yang dikuasai grup Saratoga, menjual aset berupa saham empat anak usahanya kepada PT Gelanggang Maju Bersama dan PT Mandhala Cipta Purnomo. Total penjualannya mencapai Rp 2,7 triliun. Dampaknya, hasil penjualan saham itu membuat Provident Agro mencetak laba, dari sebelumnya rugi Rp 21,45 miliar menjadi untung Rp 811 miliar hingga April 2016.
Manajemen Provident Agro dalam prospektus singkat menjelaskan, perseroan menjual saham empat anak usahanya antara lain PT Global Kalimantan Timur (GKM), PT Semai Lestari (SML), PT Nusaraya Permai (NRP), dan PT Saban Sawit Subur (SSS). Penandatanganan jual beli dilakukan pada 24 Juni 2016.
Provident Agro menjual saham PT Global Kalimantan Timur (GKM) dan PT Semai Lestari kepada PT Gelanggang Maju Bersama. Sedangkan saham PT Nusaraya Permai dan PT Saban Sawit Subur dijual kepada PT Mandhala Cipta Purnomo.
Masing-masing nilai transaksi penjualan tersebut antara lain penjualan saham GKM senilai Rp 1,52 triliun. Kemudian PT Semai Lestari dijual Rp 600 miliar. Sedangkan SSS dijual senilai Rp 500 miliar. Lalu saham NRP dijual sebesar Rp 75 miliar.
“Transaksi penjualan saham anak usaha tersebut merupakan kesempatan baik untuk dapat memberikan hasil investasi optimal dan dipercaya akan memberikan manfaat dan dampak positif bagi Perseroan, pemangku kepentingan dan pemegang saham perseroan,” tulis manajemen Provident Agro dalam prospektus.
Berdasakan penilaian laporan keuangan oleh KAP Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan per 30 April 2016, dampak transaksi tersebut membuat total aset perseroan turun menjadi Rp 4,6 triliun hingga April 2016. Total liabilitas turun menjadi Rp 2,13 triliun.(*/berbagai sumber/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: