Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Harga CPO Lampaui US$ 780 per Ton, Bea Keluar Diterapkan Lagi
Harga CPO Lampaui US$ 780 per Ton, Bea Keluar Diterapkan Lagi

Harga CPO Lampaui US$ 780 per Ton, Bea Keluar Diterapkan Lagi

Duniaindustri.com (September 2016) – Harga CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) naik ke level US$ 781,49 per ton untuk periode September 2016, meningkat 10% dari periode sebelumnya US$ 710,16 per ton. Karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengenakan Bea Keluar (BK) periode Oktober 2016 dengan mengacu pada harga referensi tersebut.

“Saat ini, harga referensi CPO kembali menguat dan telah berada di atas ambang batas pengenaan BK di level US$ 750. Untuk itu, CPO dikenakan BK sebesar US$ 3 per ton untuk periode Oktober 2016,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Dody Edward dalam keterangan tertulis.

Penetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 65 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

Sementara itu, harga referensi biji kakao pada Oktober 2016 turun sebesar US$ 67,18 atau 2,26% dari US$ 2.976,78/MT menjadi US$ 2.909,60/MT. Hal ini berdampak pada penetapan HPE biji kakao yang juga turun US$ 66 atau 2,46% dari US$ 2.678/MT pada periode September menjadi US$ 2.612/MT di periode Oktober.

Menurut Dody, penurunan harga referensi dan HPE biji kakao disebabkan oleh menurunnya harga internasional. Namun, BK biji kakao tidak berubah dibandingkan periode bulan sebelumnya, yaitu sebesar 10%.

“Untuk HPE dan BK komoditas produk kayu dan produk kulit tidak ada perubahan dari periode bulan sebelumnya,” ujar Dody.

Sebelumnya, ekspor CPO Indonesia anjlok 18,9% pada semester I 2016 menjadi US$ 7,9 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 9,8 miliar. Karena itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendesak agar pungutan ekspor CPO diturunkan dari US$ 20 per ton menjadi US$ 5 per ton.

“Pungutannya terlalu tinggi, jadi mempengaruhi penurunan ekspor CPO Indonesia,” kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto.

Dampak lainnya, lanjut Panggah, penurunan ekspor CPO Indonesia mempengaruhi menurunnya kinerja ekspor industri makanan dan minuman pada semester I 2016. Padahal, lanjut Panggah, kinerja ekspor sektor makanan dan minuman, tanpa ekspor minyak sawit dan olahan kelapa, masih baik.

Nilai ekspor makanan dan minuman turun 18,9% pada semester I 2016 dari US$ 9,8 miliar menjadi US$ 7,9 miliar. Meski demikian, pertumbuhan industri makanan dan minuman masih positif pada semester I 2016 yang mencapai 7,92%. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada periode yang sama tahun lalu 7,54%.

Nilai ekspor CPO (minyak sawit mentah/crude palm oil) Indonesia sepanjang 2015 hanya mencapai US$ 18,64 miliar, merosot 11,2% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 21 miliar, menurut Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki).

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menjelaskan tahun lalu produksi CPO Indonesia mencapai 32,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 26 juta ton CPO diekspor dengan nilai yang ditaksir mencapai US$ 18,64 miliar. “Nilai ekspor CPO Indonesia untuk tahun lalu sudah menyamai migas, yang selama bertahun-tahun menjadi komoditas andalan kita. Beberapa tahun lagi saya yakin bisa melampaui,” katanya.

Menurunnya kontribusi ekspor migas tidak terlepas dari anjloknya harga emas hitam sepanjang 2015. Pada saat yang sama, harga CPO juga drop sehingga ekspor yang biasanya US$21 miliar merosot ke angka US$ 18,64 miliar.

Menurut Gapki, tahun 2015 merupakan tahun yang dilewati industri sawit dengan penuh tantangan, mulai dari harga CPO global yang tidak bergairah sampai pada kasus kebakaran lahan perkebunan kelapa sawit. Harga rata-rata bulan CPO global sepanjang tahun 2015 tidak mampu mencapai US$ 700 per metrik ton. Sehingga sepanjang tahun secara otomatis ekspor CPO dan turunannya tidak dikenakan Bea Keluar karena harga rata-rata CPO di bawah US$ 750 per metrik ton yang merupakan batas minimum pengenaan Bea Keluar. Harga rata-rata CPO tahun 2015 hanya berada di angka US$ 614,2 per metrik ton. Harga rata-rata ini turun sebesar 25% dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2014 yaitu US$ 818.2 per metrik ton.(*/berbagai sumber/Tim redaksi 05)

Sampul Riset Tren Produksi Oleokimia dan Biodiesel 2011-2017

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top