Duniaindustri.com (Maret 2020) – Pandemik virus corona (covid-19) masih terus mengobrak-abrik harga komoditas dunia. Pandemik covid-19 secara global yang telah menjangkiti lebih dari 785 ribu orang di dunia telah memberikan efek kejut terhadap kejatuhan harga komoditas, terutama minyak bumi dan aluminium.
Harga aluminium mencapai level terendah empat tahun, Senin (30/3), karena kekhawatiran tentang lockdown berkepanjangan di seluruh dunia akibat virus corona. Kondisi itu makin menyebar ketakutan terkait resesi ekonomi mendalam dan jatuhnya permintaan logam industri.
Harga patokan aluminium di London Metal Exchange anjlok 1,1% menjadi USD1.529 per ton di London, Senin (30/3) atau Selasa (31/3) dini hari WIB. Sebelumnya, logam yang digunakan secara luas dalam transportasi dan pengemasan itu menyentuh USD1.526,50 per ton, level terendah sejak April 2016.
“Surplus aluminium akan secara signifikan lebih tinggi ketimbang yang dipikirkan banyak orang,” kata pedagang komoditas. “Industri otomotif sangat terpukul.”
Logam itu mengalami tekanan lebih lanjut setelah Presiden Donald Trump memperpanjang pedoman untuk tinggal di rumah sampai akhir April 2020, membatalkan rencana menggerakkan perekonomian pada pertengahan April saat perayaan Paskah.
“Kami tidak tahu seberapa besar permintaan akan terjadi atau berapa lama penguncian akan berlangsung,” kata analis Julius Baer, Carsten Menke. “Inilah yang mencerminkan pasar.”
Penjualan kendaraan bermotor di China, pasar otomotif terbesar di dunia, anjlok pada Februari karena konsumen tinggal di rumah. Produsen mobil menghentikan produksi di pabrik-pabrik di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.
Kejatuhan harga aluminium akibat dampak pandemi terhadap permintaan tidak mungkin membujuk produsen untuk segera memangkas produksi ketika biaya input juga turun, meninggalkan pasar dengan surplus besar-besaran.
Stok aluminium di gudang yang disetujui LME, sebesar 1,15 juta ton, melonjak hampir 20% sejak 17 Maret. Stok logam di gudang yang dipantau Shanghai Futures Exchange turun 5.922 ton minggu lalu menjadi 528.072 ton, tetapi itu masih naik dari di bawah 190.000 ton pada awal tahun.
Namun, analis memperkirakan pengiriman ke gudang ShFE akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa pekan mendatang.
Logam industri juga mendapat tekanan dari penguatan dolar AS, yang ketika naik membuat komoditas berdenominasi greenback itu lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga logam dasar lainnya terpantau variatif. Tembaga turun 0,4% menjadi USD4.773 per ton, seng melemah 0,3% menjadi USD1.873, timbal naik 0,2% menjadi USD1.707, timah menguat 0,5% menjadi USD14.335 dan nikel menyusut 0,3% menjadi USD11.315 per ton.
Seiring dengan kejatuhan harga aluminium, harga minyak mentah berjangka juga ikut turun tajam, dengan Brent mencapai level terendah sejak November 2002. Meningkatnya kekhawatiran atas pandemi virus corona diprediksi mengikis permintaan dan perang harga Arab Saudi-Rusia bakal membebani pasar.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, merosot 5,8%, atau USD1,45, menjadi USD23,48 per barel, setelah sebelumnya jatuh ke posisi USD23,03, level terendah sejak November 2002, Senin (30/3).
Sementara itu, harga patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), turun hingga USD19,92 per barel, mendekati level terendah 18 tahun yang dicapai awal bulan ini, dan terakhir diperdagangkan anjlok 3,8%, atau 82 sen, menjadi USD20,69 per barel.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 180 database, klik di sini
- Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya: