Duniaindustri.com (Desember 2017) – Dua emiten perkebunan kelapa sawit, yakni PT Golden Plantation Tbk (GOLL) dan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), berekspansi membangun pabrik kelapa sawit (PKS) baru pada 2018. Ekspansi pabrik baru itu ditujukan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan tandan buah segar (TBS).
Golden Plantation berencana menambah pabrik baru pada 2018 dengan kapasitas produksi hingga 30 ton per jam yang diperkirakan menelan investasi Rp100 miliar. “Saat ini, kami baru memiliki satu pabrik pengolahan di Kota Baru, Kalimantan Selatan. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 30 ton per jam, yang mengolah hasil panen dari kebun perseroan yang dikelola anak perusahaan, PT Bumiraya Investindo (BRI),” kata Direktur Utama Golden Plantation, Budhi Istanto, kepada pers di Jakarta.
Sebagai gambaran, saat ini emiten bersandi GOLL tersebut memiliki sembilan anak perusahaan dengan luas area tertanam mencapai 63.441 hektar serta kepemilikan land bank hingga 24.682 hektar. Lima anak usaha beroperasi di Sumatra dan sisanya di Kalimantan.
Dari kesembilan anak usaha tersebut, hanya PT BRI yang memiliki area tertanam lebih dari 6.000 hektar. Delapan anak perusahaan lainnya memiliki area tertanam di bawah 5.000 hektar. “Paling cepat 2018 di Kalimantan Barat karena untuk buat pabrik pengolahan luas tertanam harus 6.000 hektar. Luas tertanam sebesar itu biasa kami siapkan pabrik dengan kapasitas 30 ton per jam yang investasinya sekitar Rp100 miliar,” papar Budhi.
Budhi menambahkan, pembangunan pabrik akan berlangsung sekitar 12 bulan hingga 13 bulan. Sehingga pabrik baru itu baru beroperasi pada 2019. “Karena baru memiliki satu pabrik, saat ini perusahaan menjual hasil panennya ke pabrik-pabrik dari perusahaan tak terafiliasi yang dekat dengan perkebuan milik GOLL. Rencananya, pabrik anyar tersebut kelak akan dikelola oleh anak perusahaan PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ) atau PT Charindo Palma Oetama (CPO), dana investasi pembangunan pabrik anyar tersebut berasal dari kas perseroan, maupun pinjaman,” pungkasnya.
Sementara itu, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) sedang merampungkan proyek pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton per jam senilai Rp100 miliar hingga Rp120 miliar yang ditargetkan rampung pada semester II tahun depan. “Ekspansi usaha digulirkan dengan melakukan penanaman dan membangun PKS baru,” kata Direktur Utama Sampoerna Agro, Marc Stephan Louis Louette.
Sepanjang Januari hingga Juni 2017, perseroan telah menanam sawit seluas 1.500 hektare dan tanaman karet 2.200 hektare. Realisasi itu baru separuh dari rencana perseroan 2.000 hingga 4.000 hektare karet dan 5.000 hektare sawit. “Kami juga bangun PKS baru di Kalimantan Timur. Saat ini sudah 30% realisasinya,” papar dia.
Sedangkan Direktur dan Investor Relation Sampoerna Agro, Michael Kesuma mengatakan, pabrik tersebut diperkirakan rampung pada semester II 2018. Pabrik berkapasitas produksi 30 ton hingga 40 ton tandan buah segar per jam itu membutuhkan investasi sebesar Rp100 miliar sampai dengan Rp120 miliar.
“Saat ini, kami memiliki tujuh pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi sebesar 485 ton/jam. Tujuh pabrik tersebut memproses sekitar dua juta ton TBS per tahun,” ujarnya.
Michael menambahkan, dengan beroperasinya PKS baru ini volume produksi naik sekitar 8%. Hingga akhir Juni 2017, perseroan mengelola kebun sawit seluas 136.249 hektare yang terdiri dari kebun inti 81.299 hektare dan kebun plasma 54.950 hektare.
“Selain sawit, perseroan juga mengelola kebun sagu seluas 12.781 hektare, karet 16.682 hektare, dan lainnya 845 hektare. Seiring dengan berakhirnya dampak El-Nino, produksi kebun sawit inti naik 30% secara year on year menjadi 384.969 ton TBS sepanjang Januari hingga Juni 2017,” tutur Michael.(*/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: