Duniaindustri.com (Mei 2021) – Perusahaan transportasi berbasis digital dan penyedia jasa pembayaran, Gojek, mengumumkan aksi merger dengan pemain besar e-commerce Tokopedia untuk membentuk GoTo. Nilai merger kedua unicorn itu disebut-sebut mencapai US$ 18 miliar atau setara Rp 255,6 triliun (kurs Rp 14.200/US$).
CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan merger Gojek dan Tokopedia menandai fase pertumbuhan bisnis bagi keduanya. Mitra driver Gojek dan mitra usaha Tokopedia bisa mendapatkan manfaat dari aksi korporasi ini.
“Mitra driver Gojek akan memiliki peluang pendapatan yang lebih besar antara lain dengan mengirimkan lebih banyak pesanan dari pengguna Tokopedia. Sementara, penjual dan mitra merchant dari berbagai skala bisnis akan mendapatkan berbagai manfaat dan kesempatan untuk meningkatkan usahanya,” ungkap Andre dalam keterangan tertulis di Jakarta, kemarin.
Presiden GoTo Patrick Cao menambahkan models bisnis GoTo akan beragam dan berkelanjutan. GoTo akan mengombinasikan transaksi platform Gojek dengan e-commerce Tokopedia. “Ke depannya, Grup GoTo akan berkontribusi lebih dari 2 persen kepada total PDB Indonesia dan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta peluang penghasilan seiring dengan berkembangnya bisnis kami,” pungkasnya.
Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKPU FH UI) sebelumnya menyatakan jika hasil merger Tokopedia dan Gojek berhasil dan melantai di bursa saham, maka valuasi bisnis diperkirakan mencapai US$35 miliar-US$40 miliar atau sekitar Rp560 triliun.
Strategi IPO diduga menjadi sasaran utama merger tersebut dengan target valuasi pasar publik yang diprediksi antara US$35 miliar hingga US$40 miliar.
Perusahaan baru hasil merger itu akan dipimpin Andre Soelistyo dari Gojek sebagai CEO grup dan Patrick Cao dari Tokopedia akan menjadi presiden grup. Kevin Aluwi akan tetap menjadi CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan terus memimpin Tokopedia. Andre juga akan memimpin unit pembayaran dan jasa keuangan, yang akan diganti namanya menjadi GoTo Financial.
Merger itu kemungkinan akan membantu Gojek dan Tokopedia untuk menghadapi pesaing regional yang lebih besar seperti Grab yang bermarkas di Singapura dan perusahaan internet, Sea, yang mengoperasikan platform e-commerce Shopee.
GoTo Group akan menggabungkan e-commerce, on-demand dan jasa keuangan dari Gojek dan Tokopedia. Pada 2020, transaksi gabungan mereka tercatat lebih dari 1,8 miliar dan total nilai transaksi bruto mereka lebih dari USD22 miliar. Perusahaan tersebut bersama-sama memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan. Dengan demikian, GoTo Group akan menyumbang lebih dari 2% dari PDB di Indonesia.
Persaingan Ketat
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai, salah satu alasan merger Gojek dan Tokopedia adalah untuk menjawab persaingan pasar. “Di Asia Tenggara mungkin (pangsa pasar dan valuasi) bisa cukup meningkat pascamerger, itu pun harus waspada dengan Shopee dan Grab yang mungkin lakukan merger,” ucap Bhima.
Bhima melihat merger GoTo saat ini lebih ditujukan untuk melengkapi berbagai layanan yang bisa diberikan kedua perusahaan kepada konsumen. Pasalnya, Gojek punya kelebihan dari jasa on-demand dan sistem pembayaran digital.
Sementara Tokopedia menjadi pemain besar di sektor e-commerce. Berbagai hal ini yang coba digabungkan agar semakin kuat menjadi satu grup, sehingga layanan pun bisa terintegrasi kepada konsumen.
“Ini memang menjadi momentum untuk meningkatkan market share Gojek maupun Tokopedia secara signifikan atau besar,” ujar Bhima. (*/berbagai sumber/tim redaksi 08 & 10/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 224 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: