Duniaindustri.com (Desember 2020) – Gojek, perusahaan aplikasi layanan on-demand transportasi dan layanan pembayaran, memutuskan untuk merealisasikan rencana investasi jangka panjang di PT Bank Jago Tbk (ARTO). Investasi tersebut direalisasikan dengan langkah Gojek mencaplok 22% saham Bank Jago yang sebelumnya bernama Bank Artos.
Namun, belum diketahui nilai akuisisi Gojek terhadap kepemilikan 22% saham di Bank Jago. Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo, hanya menjelaskan investasi di Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek. Dia mengatakan, bank berbasis teknologi seperti Bank Jago akan memperkuat ekosistem Gojek, sekaligus membuka akses yang lebih luas kepada layanan perbankan digital bagi masyarakat.
“Kolaborasi ini menjadi awal dari cara baru menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Melalui kolaborasi ini, kami juga dapat mengembangkan model, agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lain. Kami ingin terus meningkatkan kerjasama seperti ini, agar aplikasi Gojek semakin menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansial,” kata Andre dalam siaran pers yang dirilis di Jakarta, Jumat (18/12).
Keterangan resmi Gojek menyebutkan investasi yang dilakukan melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digital ini menjadikan Gojek sebagai pemegang 22 persen saham ARTO. Namun, transaksi ini tidak mengubah pengendalian saham di Bank Jago. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan 51 persen.
Sementara itu, Direktur Utama ARTO, Kharim Siregar mengatakan, perseroan sangat menantikan bisa bekerjasama dengan Gojek yang memiliki jutaan konsumen dan mitra usaha di seluruh Indonesia. “Kami akan saling melengkapi, karena Bank Jago memiliki pengalaman dan keahlian dalam memahami kebutuhan finansial masyarakat,” ucap Kharim.
Sebelumnya, pada pertengahan November 2020, Telkom, melalui anak usahanya, Telkomsel, masuk ke jajaran investor dengan total investasi US$ 150 juta. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (17/11), VP Investor Relations Telkom Andi Setiawan menjelaskan investasi di Gojek atau PT Aplikasi Karya Anak Bangsa adalah bentuk komitmen Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital untuk memberikan layanan beyond connectivity.
Telkom percaya kolaborasi ini dapat memberikan layanan dan solusi yang lebih baik kepada masyarakat dalam membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkesinambungan. “Dengan transaksi ini, terhitung sejak terpenuhinya segala syarat berdasarkan Perjanjian dan ditandatanganinya dokumen terkait, maka Telkomsel akan memiliki investasi di AKAB sebesar US$150 juta,” tulisnya.
Masuknya Telkom menambah konglomerasi lokal yang masuk ke Gojek, setelah Astra dan Djarum (lewat Blibli). Kinerja Gojek mampu bertahan selama pandemic dengan mencatatkan kenaikan total nilai transaksi di dalam platform grup, diukur dengan matriks Gross Transaction Value (GTV) yang membukukan peningkatan sebesar 10% dan mencapai US$ 12 miliar pada tahun ini.
Pengguna aktif bulanan Gojek saat ini mencapai 38 juta orang di seluruh Asia Tenggara dan memiliki 900 ribu merchant. Sepanjang tahun ini, perusahaan banyak berinvestasi untuk layanan grocery (GoMart dan GoShop) untuk menyesuaikan dengan kebiasaan baru selama pandemi.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 214 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 214 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 16 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: