Duniaindustri.com (November 2015) – Indonesia memiliki pabrik penghasil biodiesel terbesar di dunia yang berlokasi di Dumai, Riau, menggeser dominasi pabrik di Amerika Serikat. Menurut penelusuran tim duniaindustri.com, pabrik biodiesel di Dumai berkapasitas produksi satu juta ton per jam, melampaui kapasitas pabrik serupa di AS yang hanya 600 ribu ton per jam.
Hal itu berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan pernyataan pengelola Kawasan Industri Dumai (KID). Kawasan Industri Dumai (KID) telah menjelma menjadi penghasil biodiesel terbesar di dunia mengalahkan produksi terbesar dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
“Pabrik biodiesel terbesar dunia berkapasitas satu juta metrik ton per jam ada di Kawasan Industri Dumai (KID),” ujar Manager Industri dan Perdagangan KID, Agus Subchan Rachlan, di Dumai.
Dia mengatakan, Wilmar Group sebagai salah satu perusahaan berlokasi di KID yang memiliki pabrik biodiesel berkapasitas 1 juta metrik ton per jam itu, dan diprediksi merupakan yang terbesar di dunia mengalahkan biodiesel milik salah satu perusahaan di AS.
“Biodiesel milik `Imperium Renewables` yang berada di Seattle, Washington, Amerika Serikat hanya berkapasitas sekitar 60% dari kapasitas KID yang ada saat ini,” paparnya.
Kebutuhan biodiesel yang cukup tinggi terutama di Eropa dan Amerika, menyebabkan KID berupaya menyeimbangi produksi bahan bakar terbarukan itu dengan melakukan pemanfaatan mendasar sumber alam yang melimpah.
KID, jelasnya, juga memiliki pembangkit untuk menghasilkan bahan bakar dari campuran mono alkyl ester atau sisa pembakaran kelapa sawit itu, merupakan proyeksi KID sejak dua tahun lalu dengan kapasitas kompos 10.000 ton setiap harinya. Keunggulan Komparatif Dumai memiliki letak geografis yang strategis, di mana Kota Dumai berhadapan langsung dengan Selat Malaka, yang merupakan salah satu selat terpadat di dunia yang menjadi highway laut di Asia Tenggara dan berhadapan dengan 3 negara maju di Asia, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand.
PT Wilmar Bioenergi Indonesia telah mengoperasikan pabrik biodiesel terbaru pada 2013. Dengan beroperasinya pabrik baru tersebut, maka perusahaan ini akan mampu memproduksi biodiesel sebanyak 7.000 ton per hari, naik 16,6% dibanding sebelumnya yang mencapai 6.000 ton per hari.
Tanmin, General Manager Wilmar Group Unit Dumai, sebelumnya mengatakan pabrik baru milik Wilmar memiliki kapasitas 1.000 ton per hari. Untuk membangun pabrik itu, Wilmar setidaknya mengeluarkan investasi sebesar Rp 200 miliar.
Pabrik tersebut, menurut Tanmin, dibangun dengan jangka waktu sekitar satu tahun. Dengan satu pabrik baru di Dumai, Wilmar saat ini memiliki tujuh pabrik yang tersebar di Dumai dan Jawa Timur. Di Dumai sendiri, Wilmar mengelola kawasan industri seluas 55 hektare (ha).
Di Dumai, pabrik Wilmar sebanyak tiga unit dengan total produksi mencapai 3.000 ton per hari. Sedangkan di Gresik, Jawa Timur, ada empat unit pabrik pengolahan minyak sawit menjadi biodiesel dengan kapasitas sebanyak 4.000 ton per hari.
Tanmin mengaku, penambahan pabrik baru perlu dilakukan karena kapasitas produksi di pabrik Dumai sudah penuh. Tidak hanya di Dumai, full capacity juga dirasakan oleh empat pabrik milik Wilmar yang ada di Gresik. “Sudah penuh, jadi tidak bisa ada tambahan lagi,” katanya.
Oleh karena itu setelah mengoperasikan pabrik di Dumai, perusahaan ini juga berencana membangun pabrik biodiesel baru di Gresik.(*/berbagai sumber/tim redaksi 05)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: