Duniaindustri.com (November 2020) – Sejumlah pihak terutama petinggi kabinet dalam pemerintahan mengaku optimistis dengan geliat titik balik pemulihan ekonomi nasional yang makin cepat. Hal itu seiring dengan sejumlah indikator positif yang menopang titik balik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati misalnya optimistis kuartal III 2020 menjadi titik balik perekonomian Indonesia yang kuat, meski pandemi virus corona belum selesai. “Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 adalah titik balik menuju pemulihan ekonomi yang kuat. Tetapi kita tetap harus menjaganya karena pandemi virus corona belum selesai,” kata Sri Mulyani dalam Kuliah Umum secara virtual dengan topik “Kebijakan Keuangan dan Pengawasannya dalam Mengatasi Pandemi Covid-19”, Rabu (18/11).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -5,32% pada kuartal II 2020. Kondisi ini mulai membaik menjadi -3,43% pada kuartal III 2020. Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,97%.
Sri Mulyani menjelaskan seluruh komponen pertumbuhan dalam kondisi yang meningkat. Ditambah dengan stimulus fiskal untuk menangani pandemi Covid-19 serta program pemuliham ekonomi nasional. “Konsumsi pemerintah tumbuh karena kebijakan countercyclical dalam melaksanakan program pemulihan,” ujar Sri Mulyani.
Domestic demand meningkat karena konsumsi membaik berkat belanja program jaminan sosial. Investasi juga tumbuh signifikan karena pelaksanaan beberapa proyek yang tertunda akibat pandemi. “Kinerja ekspor semakin baik meskipun impor masih melemah,” tambah Sri Mulyani.
Dari sisi produksi, sejumlah sektor yang semula mengalami kontraksi akhirnya mengalami pemulihan. Mulai dari sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, transportasi dan pergudangan, akomodasi makan dan minum. Sementara sektor yang tetap tumbuh tinggi di tengah pandemi adalah informasi dan komunikasi, serta jasa kesehatan. “Sektor yang masih mengalami tekanan sampai sekarang adalah pertambangan dan jasa keuangan asuransi,” jelas Sri Mulyani.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai UMKM menjadi salah satu sektor yang terdampak parah pandemi Covid-19. Namun diyakini sektor ini akan pulih lebih cepat dibandingkan sektor lainnya yang juga terdampak.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mengatakan saat ini pemerintah dan sektor swasta, termasuk BUMN , berlomba-lomba membangkitkan perekonomian melalui pendampingan UMKM . Sebab, sektor ini berperan penting untuk menggerakkan roda perekonomian lebih cepat dibandingkan sektor korporasi atau komersil.
Dijelaskan Wimboh, mayoritas sektor UMKM bergerak pada layanan produk dan jasa yang terkait dengan kebutuhan pokok. Sehingga pemulihan usahanya akan lebih cepat karena kebutuhan pokok (produk dan jasa) akan selalu dibutuhkan masyarakat, meski di tengah tekanan ekonomi. Terlebih jika pemerintah dan pihak lainnya memberikan stimulus bagi UMKM.
“UMKM rata-rata penyedia produk barang dan jasa untuk kebutuhan primer sehingga akan cepat pulih dibandingkan sektor lain seperti komersial dan korporasi,” tutur Wimboh dalam webinar OJK Mengajar secara virtual, Kamis (19/11).
Sementara itu beberapa contoh sektor usaha yang diperkirakan cukup sulit untuk bangkit adalah yang terkait dengan sektor transportasi, pariwisata dan lainnya. Pasalnya virus Covid-19 masih belum hilang, bahkan kecenderungan penambahan kasus positif masih terjadi. Hal itu membuat ruang gerak manusia terbatas, sehingga untuk bisa melakukan kegiatan yang sifatnya bukan primer masih belum masif.
“Sektor perdagangan, transportasi, pariwisata pasti berhubungan dengan orang, artinya ini yang masih akan terganggu. Mereka yang akan tumbuh lebih lama karena menunggu orang lalu-lalang dulu. Dan syarat bisa lalu-lalang kalau Covid-19 sudah tidak ada,” ujar Wimboh.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08 & 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 212 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 212 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya: