Latest News
You are here: Home | Rokok | Geliat Strategi Akuisisi dari BAT dan Japan Tobacco di Pasar Rokok Indonesia
Geliat Strategi Akuisisi dari BAT dan Japan Tobacco di Pasar Rokok Indonesia

Geliat Strategi Akuisisi dari BAT dan Japan Tobacco di Pasar Rokok Indonesia

Duniaindustri.com (Oktober 2018) — Dua perusahaan rokok global, yakni
British American Tobacco (BAT) Limited dan Japan Tobacco Inc, gencar melakukan strategi akuisisi merek maupun perusahaan rokok di Indonesia. Indonesia yang menjadi pasar tembakau kedua terbesar dunia, dengan produk utama rokok kretek, dinilai prospektif menjadi mesin pertumbuhan ke depan, meski dibayangi tantangan pengetatan regulasi pemerintah.

Pasar rokok Indonesia yang relatif elastis terhadap sejumlah faktor terutama pengetatan regulasi ikut mendorong langkah akuisisi perusahaan global. Di sisi lain, besarnya jumlah perokok di Indonesia menawarkan potensi pertumbuhan ke depan. Tidak heran perusahaan rokok global makin agresif menancapkan tentakel bisnis di negeri ini.

BAT membeli salah satu merek milik anak usaha PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA), yakni PT Perusahaan Dagang Suburaman. Merek rokok yang diakuisisi oleh BAT adalah Neo Mild.

Dinar Shinta Ulie, Sekretaris Perusahaan Bentoel International, menjelaskan perjanjian transaksi pengalihan dan penyerahan merek diteken pada 27 September 2018. “Nilai transaksinya Rp 1,5 miliar,” ujar dia dalam keterbukaan informasi, Senin (1/10).

Transaksi RMBA tersebut disebut transaksi afiliasi. Pasalnya, RMBA memiliki 99,9% saham Suburaman. Sementara, BAT Limited adalah pemegang saham RMBA. “Transaksi dilakukan dalam rangka dukungan pengembangan inovasi teknologi produk BAT Group,” ujar Dinar. Selama ini, merek rokok RMBA yang diklaim menjadi brand kelas dunia adalah Dunhill dan Lucky Strike.

Berdasarkan penelusuran Duniaindustri.com, NeO Mild merupakan salah satu merek rokok segmen mild dari Bentoel Group yang menyasar konsumen umur 18-25 tahun. Bentoel mengusul merek Neo Mild bersama dengan Uno Mild dan One Mild untuk bersaing dengan market leader A Mild milik PT HM Sampoerna Tbk di segmen sigaret kretek mesin low tar low nicotine (LTLN). NeO Mild sendiri diluncurkan pada tahun 2009.

Selain BAT, raksasa pabrikan rokok asal Jepang, yakni Japan Tobacco Inc, membeli 100% saham PT Karyadibya Mahardhika (KDM) dan PT Surya Mustika Nusantara (SMN) senilai US$ 677 juta. Karyadibya merupakan anak usaha PT Gudang Garam Indonesia Tbk (GGRM).

Berdasarkan keterbukaan informasi Japan Tobacco kepada otoritas bursa Jepang, transaksi ini akan selesai pada kuartal empat tahun keuangan 2017.

“Kami sangat gembira untuk masuk ke pasar kretek nasional Indonesia dengan mengakuisisi jaringan suplai KDM, termasuk procurement dan produksi, juga jaringan distribusi SMN yang lebih luas,” jelas Musuo Iwai, Executive Vice President dan President Tobacco Business.

Iwai menambahkan, akuisisi ini akan menjadi ekspansi penting bagi rekam jejak perusahaan di emerging market untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan ke depannya.

“Ini merupakan akuisisi penting pertama bagi kami di Asia Tenggara dan kesempatan baik bagi kami untuk mengembangkan bisnis di kawasan regional,” paparnya.(*/tim redaksi 05/Danang/Safarudin)

Riset Peta Persaingan Industri Semen

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top