DuniaIndustri (April 2011) – Di tahun kelinci ini, dua konglomerat tekstil asal India, yakni Keluarga Birla dengan vehicle Aditya Birla Group dan Sri Prakash Lohia dengan vehicle Indorama Corp and Indorama Ventures, mulai agresif berinvestasi dan mengakuisisi perusahaan di dunia.
Di Indonesia, Aditya Birla Group menguasai PT Indo Bharat Rayon, produsen serat rayon di Purwakarta dengan kapasitas produksi sekitar 200 ribu ton per tahun. Sedangkan Sri Prakash Lohia yang menjadi orang terkaya ke-enam di Indonesia versi majalah Forbes, menguasai PT Indorama Synthetics Tbk (produsen serat polyester di Indonesia) dan Indorama Ventures (Thailand).
Aditya Birla Group telah melakukan akuisisi ketiga sepanjang tahun ini. Perusahaan tersebut membeli perusahaan asal Swedia yaitu Domsjo Fabriker AB senilai US$ 340 juta. Pembelian tersebut berikut pembelian saham milik Kanoria Chemicals & Industries senilai 8,3 miliar rupee atau setara US$ 187 juta. Aditya Birla Group juga sepakat membeli perusahaan karbon hitam yaitu Columbian Chemicals Co yang berbasis di Amerika senilai US$ 875 juta.
Aditya Birla Group yang diperkirakan memiliki aset sekitar US$ 30 miliar agresif ekspansi untuk memperkuat kapasitas produksi karena permintaan global terhadap barang tekstil dan karbon hitam ban meningkat di saat ekonomi masih krisis.
Chairman Aditya Birla Group Kumar Mangalam Birla mengatakan, akuisisi oleh perusahaan merupakan strategi untuk mendapatkan pasokan serat rayon (viscose staple fibre) dengan kualitas premium. Pulp dan serat merupakan bisnis inti dari perusahaan yang merupakan produsen serat rayon terbesar di dunia.
Tak mau ketinggalan, Indorama Group agresif melakukan akuisisi serta menambah investasi di dunia. Di Indonesia, Indorama melalui Indorama Ventures akan menanamkan investasi hingga Rp 45 triliun atau US$ 5 miliar sampai 2014. Indorama tertarik menggarap gasifikasi batubara, menambah kapasitas produksi serat polyester, dan mengembangkan sumur-sumur tua minyak di Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, Chairman Indorama Group Sri Prakash Lohia langsung menemui Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan proposal investasi Indorama. “Kami ingin investasi sampai US$ 5 miliar di Indonesia,” kata Sri Prakash Lohia.
Menanggapi hal itu, Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut baik adanya rencana investasi tersebut. Apalagi, investasi yang dilakukan Indorama sudah cukup lama. “Mereka sudah puluhan tahun berada di sini. Sekarang ingin kembangkan investasi gasifikasi batu bara,” ujar dia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan menjelaskan selain tertarik di sektor minyak dan gas, Indorama Group akan membangun pabrik poliester setelah mengakuisisi PT SK Keris, produsen poliester kedua terbesar di Indonesia. “Mereka baru saja mengambil SK Keris yang ada di Tangerang dari Grup Batik Keris. Kemudian mereka mau bangun pabrik poliester senilai US$ 200 juta,” tambah Gita.(Tim redaksi/04)