Duniaindustri.com (Februari 2014) — Gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, serta imbalan kerja jangka panjang dewan direksi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada 2013 mencapai Rp 193 miliar, naik 84% dibanding 2012 sebesar Rp 105 miliar. Jumlah itu terdiri dari gaji dan bonus untuk dewan direksi BNI sebesar Rp 26,8 miliar, bonus/tantiem termasuk MESOP Rp 161 miliar, serta imbalan jangka panjang Rp 4,8 miliar.
Mengutip laporan keuangan BBNI tahun 2013, kenaikan gaji dan bonus bukan hanya dinikmati direksi, tapi dewan komisaris dan executive/senior vice president. Dewan komisaris BNI mengantongi gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, serta imbalan jangka panjang sebesar Rp 56,8 miliar tahun lalu, naik 76% dibanding 2012 sebesar Rp 32,2 miliar.
Sedangkan gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, serta imbalan jangka panjang untuk executive/senior vice president mencapai Rp 216,5 miliar di 2013, naik 319% dari 2012 sebesar Rp 51,6 miliar. Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa Tunjangan Hari Raya (THR), fasilitas kesehatan, sumbangan kematian, tunjangan cuti, fasilitas jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja Bank dan pegawai, dan manfaat untuk pegawai yang berhenti bekerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.
Direksi BNI berjumlah 10 orang, yakni Direktur Utama Gatot M. Suwondo, Wakil Direktur Utama Felia Salim, Direktur Darmadi Sutanto, Direktur Krishna R. Suparto, Direktur Adi Setianto, Direktur Yap Tjay Soen, Direktur Honggo Widjojo Kangmasto, Direktur Ahdi Jumhari Luddin, Direktur Suwoko Singoastro, dan Direktur Sutanto.
Sementara dewan komisaris BNI berjumlah 7 orang, yakni Komisaris Utama/Komisaris Independen Peter B. Stok, Wakil Komisaris Utama Tirta Hidayat, Komisaris Independen Fero Poerbonegoro, Komisaris Independen Achil R. Djayadiningrat, Komisaris Independen B.S. Kusmuljono, Komisaris Daniel Theodore Sparringa, dan Komisaris A. Pandu Djajanto.
Dari sisi kinerja keuangan, BNI membukukan laba bersih Rp 9,05 triliun pada 2013, atau tumbuh 28,5% dibanding tahun sebelumnya. “Kinerja BNI yang cemerlang itu kami capai di tengah sejumlah tantangan yang muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu inflasi tinggi, nilai tukar rupiah yang tertekan akibat melebarnya defisit transaksi berjalan, hingga isu pengurangan stimulus ekonomi oleh pemerintah Amerika Serikat,” kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo.
Penyumbang laba bersih adalah pendapatan operasional yang mencapai Rp 28,50 triliun, tumbuh 19,2% dari tahun sebelumnya. Laju operasional BNI ini ditopang pesatnya pendapatan bunga bersih (net interest income) yang mencapai Rp 19,06 triliun, naik 23,3% lebih tinggi dibandingkan tahun 2012, dan realisasi pendapatan non bunga yang mencapai Rp 9,379,44 triliun, tumbuh 10,911,8%.
Adapun penyaluran kredit BNI tumbuh 24,9% dibanding tahun 2012 menjadi Rp 250,64 triliun. Alokasi kredit terbesar BNI berupa kredit korporasi mencapai Rp 112,23 triliun, tumbuh 55,4% dibandingkan tahun 2012. Adapun rasio kredit macet (Non Performing Loan/NPL) tercatat 2,82%.
Gaji Direksi Bank Mandiri
Gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, serta imbalan kerja jangka panjang direksi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada 2013 mencapai Rp 292 miliar, naik 14,5% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 255 miliar. Dari jumlah total tersebut, bonus/tantiem berkontribusi 58%, gaji dan tunjangan sekitar 38%, dan sisanya imbalan kerja jangka panjang.
Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri tahun 2013, gaji dan tunjangan direksi Bank Mandiri mencapai Rp 111 miliar, sementara bonus/tantiem Rp 169 miliar, dan imbalan kerja jangka panjang Rp 11 miliar.
Gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, serta imbalan kerja jangka panjang dewan komisaris PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada 2013 juga naik 2,8% menjadi Rp 83,5 miliar dibanding 2012 sebesar Rp 81,2 miliar.
Kenaikan gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, serta imbalan kerja jangka panjang juga dialami executive vice president dan senior vice president PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 14% menjadi Rp 204,9 miliar pada 2013 dari tahun sebelumnya Rp 179,6 miliar.
Dalam laporan keuangan disebutkan, Komisaris Utama Bank Mandiri 2013 dijabat oleh Edwin Gerungan, sementara komisaris lainnya meliputi Wahyu Hidayat, Agus Suprijanto, dan Abdul Aziz, sedangkan komisaris independen dijabat oleh Pradjoto, Gunami Soeworo, dan Krisna Wijaya.
Pada 2013, jumlah direksi Bank Mandiri berjumlah 11 orang, yakni Direktur Utama Bank Mandiri dijabat Budi Gunadi Sadikin, Wakil Direktur Utama Riswinandi, Direktur Institutional Banking Abdul Rachman, Direktur Risk Management Sentot A. Sentausa, Direktur Compliance & Human Capital Ogi Prastomiyono, Direktur Finance & Strategy Pahala N. Mansury, Direktur Corporate Banking Fransisca N. Mok, Direktur Commercial & Business Banking Sunarso, Direktur Technology & Operations Kresno Sediarsi, Direktur Treasury, Financial Institution & Special Asset Management Royke Tumilaar, dan Direktur Micro & Retail Banking Hery Gunardi.
Bank Mandiri dari sisi kinerja keuangan membukukan pertumbuhan positif. Pendapatan bunga dan pendapatan syariah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), bank terbesar di Indonesia, naik menjadi Rp 50,2 triliun pada 2013 dibanding 2012 sebesar Rp 42,5 triliun.
Namun, Bank Mandiri mencatatkan perlambatan pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba bersih pada 2013 sebesar 17,4% menjadi Rp 18,2 triliun dibanding pada 2012 yang sebesar Rp 15,5 triliun. Padahal pada 2012 bank berpelat merah tersebut dapat mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 26,6%.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kenaikan laba tersebut ditopang kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang saat ini berjumlah Rp 556,3 triliun, naik dari 2012 sebesar Rp 482,9 triliun.
Total dana murah dari giro dan tabungan yang dikumpulkan Bank Mandiri sampai akhir 2013 tercatat mencapai Rp 359,9 trilin. Porsi tabungan tercatat tumbuh 17% atau Rp 34,3 triliun hingga mencapai Rp236,5 triliun.
Bank Mandiri melaporkan pendapatan bunga bersih perseroan tahun lalu tercatat mencapai Rp 32,7 triliun atau meningkat 5,2% bila dibandingkan 2012. Sementara pendapatan premi bersih tercapai sebesar Rp2,6 triliun atau naik 21,4%.(*)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: