Latest News
You are here: Home | Otomotif | Gaikindo: Omzet Industri Otomotif Rp 960 Triliun
Gaikindo: Omzet Industri Otomotif Rp 960 Triliun

Gaikindo: Omzet Industri Otomotif Rp 960 Triliun

Duniaindustri.com — Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman Maman Rusdi mengatakan, omzet penjualan industri otomotif nasional pada 2010 diperkirakan mencapai Rp 960 triliun. Tahun ini angka tersebut bisa naik 10%-15%.

Dia menjelaskan, kenaikan target omzet Rp 1.000 tiliun pada 2011 akan didongkrak lonjakan penjualan mobil, motor, suku cadang, dan industri turunannya. “Gaikindo optimistis target penjualan mobil sebesar 830 ribu unit di 2011 bisa tercapai atau naik 8,6% dari pencapaian tahun lalu 764 ribu unit,” ujar Ketua Gaikindo Sudirman Maman Rusdi dalam acara Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di Jakarta.

Duniaindustri mencatat, omzet penjualan mobil di Indonesia pada 2010 diperkirakan mencapai Rp 114,6 triliun, omzet penjualan motor di Indonesia pada 2010 sebesar Rp 63,25 triliun, dan omzet penjualan komponen otomotif di tahun lalu Rp 49 triliun. Secara keseluruhan omzet penjualan otomotif di Indonesia mencapai 226,85 triliun, tanpa memasukkan nilai ekspor otomotif Indonesia ke pasar internasional.

Gaikindo targetkan produksi mobil di Indonesia mencapai 1 juta unit pada 2013 mendatang. Kondisi tersebut akan mendorong ATPM menambah kapasitas produksi dari saat ini 860 ribu unit.

Sementara itu, pemerintah akan menerapkan tax allowance pada Agustus 2011 sebagai salah satu dukungan terhadap industri otomotif nasional yang mengusung teknologi ramah lingkungan. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Hatta Rajasa menerangkan pemerintah memberi dukungan berupa insentif karena bersifat inovatif. “Tax allowance akan diberikan untuk teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan, paling telat Agustus 2011,” ujarnya.

Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menjelaskan, pemberian tax allowance ditujukan agar perbedaan mobil konvensional dan mobil ramah lingkungan tidak terlalu besar, terutama dari segi harga dan teknologi. “Mobil-mobil yang pro-environment seperti hybrid itu kalau dipasarkan kira-kira gap-nya 40%, masih mahal,” ujarnya.(Tim redaksi 02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top