Latest News
You are here: Home | Tekstil | Follow Up Program Substitusi Impor 35%, Produk Impor Terlempar dari E-Katalog LKPP
Follow Up Program Substitusi Impor 35%, Produk Impor Terlempar dari E-Katalog LKPP

Follow Up Program Substitusi Impor 35%, Produk Impor Terlempar dari E-Katalog LKPP

Duniaindustri.com (September 2021) – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ternyata cukup agresif dalam mem-follow up program substitusi impor hingga 35% pada 2022. Salah satu bukti riil, Kemenperin bekerjasama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk menurunkan (take down) atau membekukan penayangan (freezing) produk impor dari E-Katalog LKPP apabila sudah terdapat produk dalam negeri yang bisa memenuhi kebutuhan, baik secara kuantitas dan kualitas.

Selain LKPP, Kemenperin juga menggandeng Kementerian BUMN untuk mendorong kontribusi riil industri lokal, terutama industri kecil menengah. Peningkatan mutu sistem pengadaan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan sebuah langkah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. Salah satu terobosan untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) melalui fasilitasi sertifikasi gratis dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bagi industri kecil mitra binaan BUMN.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan kerjasama dengan LKPP ditujukan untuk menurunkan (take down) atau membekukan penayangan (freezing) produk impor dari E-Katalog LKPP apabila sudah terdapat produk dalam negeri yang bisa memenuhi kebutuhan, baik secara kuantitas dan kualitas.

“Hal ini juga dilakukan untuk memperkuat struktur industri manufaktur di dalam negeri, sejalan dengan program substitusi impor 35% di tahun 2022 yang dijalankan Kemenperin,” ujar Agus, pekan lalu.

Sementara MoU dengan Kementerian BUMN, lanjut dia, diharapkan menjadi kolaborasi antara BUMN sebagai penopang perekonomian nasional dengan industri kecil yang juga telah terbukti berkali-kali menjadi penopang ekonomi akan memberikan dampak luar biasa. “Karenanya, Kemenperin turut berpartisipasi memberikan sertifikat TKDN untuk memperkuat kolaborasi ini,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis lalu (9/9).

Nota kesepahaman tersebut melandasi koordinasi tugas dan fungsi kedua kementerian dalam rangka peningkatan penggunaan produk dalam negeri di BUMN dan industri kecil mitra binaan BUMN. Hal ini berangkat dari pembentukan Program Management Office (PMO) Procurement Excellence BUMN untuk mengawal proses pengadaan di BUMN.

“Untuk mencapai sasaran PMO tersebut, khususnya terkait pemberdayaan industri kecil dan peningkatan TKDN dalam pengadaan di BUMN, Kemenperin berperan memfasilitasi sertifikasi TKDN kepada industri kecil mitra binaan BUMN yang memperoleh pinjaman pendanaan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL),” jelas Menperin.

Menperin memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Kementerian BUMN dan jajaran perusahaan BUMN atas upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Langkah yang ditempuh Kementerian BUMN dengan memberdayakan industri kecil melalui program keberpihakan, affirmative action, serta mewujudkan inklusivitas dinilai Menperin dapat memanfaatkan potensi belanja barang dan jasa yang sangat besar melalui BUMN.

“Mudah-mudahan, para pimpinan BUMN memegang komitmen bersama ini sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui industri manufaktur,” tegasnya.

Saat ini, sebanyak 390 industri kecil mitra binaan BUMN sedang dalam proses sertifikasi TKDN. Dengan memiliki sertifikat TKDN tersebut, diharapkan industri kecil dimaksud dapat lebih mudah berpartisipasi dalam proses pengadaan barang dan jasa di BUMN dan berhak memperoleh preferensi harga.

“Dukungan dari Kemenperin dalam sertifikasi TKDN bagi industri kecil mitra binaan BUMN patut diapresiasi karena meningkatkan semangat dan dapat memperbaiki ekosistem kita,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir.

Ia menyampaikan, pemerintah terus berkomitmen menjadikan UMKM termasuk didalamnya industri kecil untuk naik kelas. Upaya tersebut dimulai dengan membangun ekosistem digital marketplace melalu PaDi UMKM, dan didukung dengan sertifikasi TKDN bagi industri kecil yang menjadi mitra binaan. “Saat ini terdapat 10.100 UMKM yang bergabung dalam PaDi UMKM dengan total nilai transaksi mencapai Rp10,4 triliun pada 31 Agustus 2021,” jelas Erik.

Menurutnya, hal ini menjadi indikasi keterbukaan BUMN, yang tadinya memiliki tender tertutup, sekarang terbuka bagi UMKM termasuk industri kecil. “Sertifikasi TKDN juga lebih memastikan bahwa industri kecil sudah sesuai standar sehingga peluang kerja sama dengan BUMN lebih terbuka,” pungkas Menteri BUMN.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 236 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 236 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top