Latest News
You are here: Home | Makanan & minuman | Fenomena Penurunan Jumlah Konsumen Kelas Menengah dan Pelemahan Daya Beli
Fenomena Penurunan Jumlah Konsumen Kelas Menengah dan Pelemahan Daya Beli

Fenomena Penurunan Jumlah Konsumen Kelas Menengah dan Pelemahan Daya Beli

Duniaindustri.com (Agustus 2024) – Pemerintah mengakui adanya fenomena penurunan jumlah konsumen kelas menengah di negeri ini. Hal itu jelas terlihat dari perbandingan periode saat pandemic Covid-19 serta pasca pandemic.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui kelas menengah di Indonesia turun. Karena penurunan itu, jumlah kelas menengah kini mendekati 50 persen.

“Expiring middle class mendekati 50 persen,” kata Airlangga, kemarin.

Padahal, Airlangga menekankan kelas menengah berperan penting bagi Indonesia. Ia menyebut middle class adalah motor penggerak ekonomi tanah air. Ia mengatakan saat ini kelas menengah tersisa 17,13 persen. Jika rakyat Indonesia ada 270 juta, maka kelompok ini mencapai 46,25 juta orang.

Sedangkan 50 persen dari 270 juta penduduk Indonesia adalah 135 juta orang. Ini perkiraan jumlah mereka yang turun kasta dari middle class.

“Tentunya pada waktu sebelum covid angkanya (kelas menengah) sedikit lebih tinggi. Ini karena ada efek dari covid yang sering disampaikan Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) sebagai scaring effect, diharapkan ini bisa diperbaiki ke depannya,” tuturnya.

Pemerintah mengklaim sudah banyak berupaya untuk menjaga kelas menengah. Ini dilakukan melalui sejumlah program, seperti perlindungan sosial (perlinsos), insentif pajak, jaminan kehilangan pekerjaan, Kartu Prakerja, hingga kredit usaha rakyat (KUR). Airlangga berharap berbagai upaya yang dilakukan negara itu bisa menahan jumlah kelas menengah. Harapannya, para middle class tak akan turun kasta lagi.

“Untuk menjaga kelas menengah kita perlu mendorong pertumbuhan perekonomian yang stabil dan tinggi,” jelasnya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah menurun sejak 2019 hingga 2024. Pada 2019, jumlah kelas menengah mencapai 57,33 juta orang atau 21,45 persen dari total penduduk. Kemudian turun menjadi 53,83 juta atau 19,82 persen.

Jumlah kelas menengah terus turun menjadi 48,27 juta atau 17,44 persen pada 2023. Kemudian turun menjadi 47,85 juta atau 17,13 persen. Sementara jumlah kalangan menuju kelas menengah justru naik. Pada 2019, jumlahnya tercatat sebanyak 128,85 juta atau 48,2 persen. Kemudian, naik menjadi 137,5 juta atau 49,22 persen pada 2024.

Kriteria kelas menengah adalah mereka yang pengeluarannya berkisar 3,5 – 17 kali garis kemiskinan yang ditetapkan Bank Dunia atau sekitar Rp2.040.262 – Rp9.909.844 per kapita per bulan. Sementara kriteria menuju kelas menengah pengeluarannya berkisar 1,5 – 3,3 kali garis kemiskinan atau sekitar Rp874.398 – Rp2.040.262 per kapita per bulan.

Data ini menjadi catatan bagi pemerintah karena kelas menengah dan menuju kelas menengah akan menjadi bantalan perekonomian di masa mendatang. Pasalnya, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,6 persen total penduduk dan nilai konsumsi pengeluarannya mencakup 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat.(*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 296 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 296 database, klik di sini
  • Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top