Duniaindustri.com (Juli 2019) — Libra, mata uang digital besutan Facebook yang rencananya dirilis pada 2020, menjadi fenomena baru yang terus dibicarakan publik. Diklaim dapat membantu orang-orang yang tidak memiliki akses ke platform perbankan tradisional (bank konvensional), Libra tentu bisa menjadi alternatif bagi sistem pembayaran digital secara global. Namun, masih ada risiko yang perlu disikapi publik.
Mata uang kripto baru besutan Facebook ini memang cukup fenomenal. Sebab, sentimennya sudah ‘membakar’ popularitas cryptocurrency lain seperti Bitcoin yang sudah cenderung memudar karena tidak diakui sejumlah negara. Akibat ‘dorongan’ Libra, harga Bitcoin melonjak ke level tertinggi sejak Maret 2018 menembus US$ 11.000 pada Senin (24/6). Dengan demikian harga Bitcoin lebih tinggi 170% sepanjang tahun ini (year to date). Pada Selasa (25/6), harga Bitcoin masih menanjak 4,88% menjadi US$ 11.165, mengutip data Coindesk.com.
Mata uang kripto terbesar di dunia itu telah melonjak nilainya sejak April dan pada Rabu (26/6) mencapai tertinggi US$ 13.666,02 di bursa Bitstamp, level tertinggi sejak Januari 2018. Sejauh tahun ini, bitcoin telah meningkat lebih dari 260 persen, meskipun tetap di bawah tertinggi selama ini yang hampir mencapai US$ 20.000 pada Desember 2017. Bitcoin terakhir diperdagangkan naik 14,7 persen menjadi US$ 13,475.
Investor telah berbondong-bondong kembali ke mata uang digital setelah terpukul pada 2018. Bitcoin telah meningkat selama delapan hari berturut-turut. Dan sekarang Facebook mengatakan akan menawarkan mata uang kripto sendiri, koin Libra, pada akhir Juni 2020.
Untuk menggali lebih dalam tentang manfaat dan risiko mata uang digital ini, mari kita simak pemaparan berikut ini. Berbicara tentang manfaat uang digital ini, tentu seperti klaim Facebook ada sejumlah benefit dari Libra antara lain: pertama, menjadi alternatif bagi sistem pembayaran digital secara global, selain perbankan konvensional ataupun PayPal yang jaringannya berada di atas sistem keuangan tradisional untuk memudahkan beberapa jenis transaksi (pembelian e-commerce dan pengiriman uang).
Kedua, Facebook mengklaim Libra akan menjadi koin kripto yang stabil dan tidak berfluktuasi tajam, sehingga bisa menjadi sarana lindung nilai (hedging). Ketiga, menggunakan sistem blockchain yang terdesentralisasi dan pemeliharaan platform Libra akan dilakukan oleh Asosiasi Libra (Calibra).
Terlepas dari sejumlah benefit itu, tentu saja masih banyak risiko yang perlu Anda ketahui. Di antaranya, pertama, tentu saja risiko keamanan di era digital makin menjadi perhatian khusus, terlebih lagi Facebook sempat tersandung kasus kebocoran data. Skandal Cambridge Analytica pernah dialami Facebook saat lebih dari 80 juta data pribadi pengguna Facebook bocor ke perusahaan pihak ketiga.
Risiko kedua, Libra belum lolos terkait regulasi di Amerika Serikat. Sementara di Indonesia, Bank Indonesia sebagai bank sentral telah jauh-jauh hari menyatakan mata uang digital baru Facebook itu tidak sah digunakan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan mata uang tersebut tidak sah untuk dijadikan alat transaksi di Indonesia karena rupiah telah ditetapkan sebagai satu-satunya mata uang yang sah sebagai alat transaksi di Indonesia. Hal itu diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 Tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Terkait Libra, kami tegaskan bahwa alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah rupiah dan lembaga negara yang ditunjuk dan dimandatkan undang-undang adalah Bank Indonesia,” ujar Perry di Jakarta, Kamis (20/6).(*/tim redaksi 05 & 07/Safarudin)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 167 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 167 database, klik di sini
- Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
Pemasok alkes berkualitas dan termurah: