Duniaindustri.com (September 2017) – Dua emiten produsen tekstil, yakni PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI) dan PT Argo Pantes Tbk (ARGO), menerapkan strategi pertumbuhan bisnis yang berbeda sesuai dengan kondisi perusahaan. Ever Shine menghentikan operasional produksi kain di pabrik di Bogor, sementara Argo Pantes meningkatkan lini bisnis fabric processing, knitting, dan garmen.
Direktur PT Ever Shine Tex Tbk Erlien L Surianto menyampaikan, seluruh kegiatan operasional produksi kain di Bogor telah berhenti sejak Juli 2017. Hal ini menyusul adanya penjualan aset perseroan berupa tanah dan bagunan pabrik pada tahun lalu.
“Kegiatan produksi kain akan dilakukan oleh anak perusahaan, yakni PT Primarajuli Sukses dan hasil produksi kain yang dihasilkan akan dijual oleh perseroan,” kata Erlien L Surianto dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.
Dia menerangkan karyawan Ever Shine yang masih bisa bekerja di perseroan akan tetap meneruskan pekerjaan baik, sedangkan karyawan yang tidak dapat meneruskan kontrak kerjanya, maka perseroan sudah memenuhi kewajiban sesuai dengan perjanjian kerja kedua belah pihak.
“Adapun mesin-mesin kain yang ada nantinya akan dijual ke anak perusahaan, berdasarkan nilai wajar dari penilai independen,” ujarnya.
Saat ini, Ever Shine meneruskan penjualan kain yang berasal dari hasil poduksi sebelumnya. Aset berupa mesin yang belum dijual sementara dititipkan ke lokasi PT Primarajuli Sukses sampai semua mesin selesai terpasang, kemudian dijual.
Selain itu, perseroan juga telah mengubah alamat dari semula berkedudukan di Kabupaten Bogor ke Jakarta Pusat. Pemindahan alamat tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari RUPS LB pada 16 Juni 2017 yang lalu.
“Segala hal yang berkaitan dengan izin dan kewajiban lainnya sedang dalam proses pengurusan,” jelasnya.
Sementara itu, produsen tekstil PT Argo Pantes Tbk (ARGO) akan memperkuat bisnis hilir pada tahun ini dengan menargetkan bisa meraih laba tahun ini. “Kami akan meningkatkan lini bisnis fabric processing, knitting dan garmen,” kata Direktur Argo Pantes, Surjanto Purnadi kepada pers.
Adapun lini bisnis pembuatan benang dan kain blacu pada tahun ini perlahan akan dikurangi. Maklum, keuntungan yang diraih dari bisnis benang dan kain blacu membuat perusahaan tekstil milik Grup Argo Manunggal ini terhitung rendah.
Pengurangan produksi sudah dimulai sejak tahun lalu, di mana produksi benang turun dari 9.042 ton menjadi 8.788 ton. Adapun produksi kain blacu merosot 99% year-on-year (yoy) menjadi 2.000 yard pada tahun lalu.
Selain memilah lini bisnis yang akan digenjot, tahun ini perseroan akan fokus menggeber pasar domestik. Ini tercermin dari penjualan tekstil di pasar domestik yang tumbuh 2,15% (yoy) menjadi US$ 5,22 juta pada kuartal I tahun ini.
“Persaingan di pasar ekspor semakin ketat karena ada produk dari Tiongkok. Untuk itu, kami memutuskan fokus di pasar domestik tahun ini,” ujar Surjanto.
Selain persaingan bisnis, lanjut Surjanto, pihaknya melihat penurunan pertumbuhan ekonomi global pada tahun lalu turut menekan kinerja perusahaan. Pelambatan ekonomi menyeret harga komoditas sehingga harga kapas, bahan baku utama industri tekstil, ikut rendah. “Akibatnya kami tidak bisa menjual produk dengan harga tinggi,” papar dia.(*/tim redaksi 03)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: