BANK MANDIRI HABISKAN RATUSAN MILIAR BRANDING E-MONEY
Duniaindustri.com (September 2015) – Empat bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), bersinergi untuk sistem pembayaran elektronik atau transaksi non-tunai di jalan tol (e-toll). Selama ini hanya Bank Mandiri saja yang menguasai e-toll.
Rini Soemarno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyatakan, sinergi bank-bank pelat merah dalam sistem pembayaran elektronik atau transaksi non-tunai di jalan tol (e-toll) bisa meningkatkan keamanan, tidak hanya untuk masyarakat pengguna jasa, tetapi juga petugas tol.
“Non-cash bisa tingkatkan keamanan, gerbang tol jadi tidak perlu menyediakan uang tunai. Kemungkinan dirampok lebih kecil sehingga meningkatkan keamanan pegawai di gerbang tol,” kata Rini dalam penandatanganan sinergi BUMN di gerbang Tol Sedyatmo Kapuk, Jakarta.
Masyarakat pemegang kartu BNI Tapcash, Brizzi, dan e-money Bank BTN kini bisa melakukan pembayaran selayaknya pemegang Mandiri e-money.
Adityawarman, Direktur Utama PT Jasamarga (Persero), juga menyambut baik kerja sama bank-bank BUMN tersebut. Sinergi ini dapat memberi manfaat utamanya, yakni pelayanan kepada pengguna jasa yang lebih cepat.
“Manfaat kedua, kami tidak perlu menyiapkan uang kembalian. Ketiga, keamanan di gardu meningkat. Satu kotak uang di gardu tol itu bisa menyimpan Rp 50 juta- Rp 60 juta. Kalau pakai e-money, kerawanan di gardu bisa berkurang,” kata dia.
Persaingan Mandiri vs BCA
Sebelumnya, Bank Mandiri dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masing-masing menggenjot pendapatan dari sistem pembayaran elektronik atau transaksi non-tunai. Bank Mandiri dengan e-Toll card di pintu jalan tol Jasa Marga dan BCA Flazz di jaringan parkir milik Secure Parking.
Namun, ketika Bank Sentral menegur Bank Mandiri, maka bank terbesar di Indonesia itu pun bersedia mengakhiri monopoli tersebut. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, mau memenuhi permintaan BI asalkan bertahap dan melalui beberapa syarat.
Pertama, kesempatan diberikan untuk kelompok Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). “Kalau anggota Himbara akan kami pertimbangan,” kata Budi.
Kedua, Mandiri juga membuka peluang bagi BCA untuk masuk ke e-toll. “Tapi dengan syarat, BCA mau berbagi bisnis e-money yang menguasai parkir dan pembayaran,” tandas Budi.
Tak cukup itu saja, Bank Mandiri mematok syarat bahwa transaksi Flazz BCA harus imbang dengan e-toll Mandiri yang rata-rata 9 juta per bulan. Syarat yang ditetapkan tak main-main memang. Wajar saja, karena bank pelat merah ini telah merogoh kocek untuk investasi e-toll sebesar Rp 40 miliar – Rp 50 miliar per tahun.
Bank Mandiri juga mengenakan pembayaran komisi atau fee bagi bank yang ingin masuk ke e-toll, karena kontrak kerja sama berlangsung secara eksklusif selama 10 tahun dengan Jasa Marga. “Akan ada fee yang dikenakan ke bank lain karena investasi kami sudah ratusan miliar, untuk branding dan infrastruktur,” jelas Budi.(*/berbagai sumber)