Duniaindustri.com (Oktober 2013) — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia pada 2014 mencapai US$ 13,5 miliar – US$ 14 miliar, lebih tinggi dibanding proyeksi tahun ini US$ 13 miliar. Pemulihan permintaan di negara maju dan ekspansi pasar ekspor baru akan mendorong kinerja ekspor 2014.
Hingga akhir tahun ini, API memprediksi ekspor TPT nasional mencapai US$ 13 miliar dengan Amerika Serikat (AS) dan negara Uni Eropa yang menjadi tujuan utama. “Ekspor TPT Indonesia ke AS dan Uni Eropa mencapai 50%, sisanya masuk ke Jepang, Timur Tengah, dan negara Asean lainnya. Hingga akhir 2013 diproyeksikan nilai ekspor TPT mencapai US$13 miliar, meningkat 3% sampai dengan 4% dibandingkan realisasi ekspor pada tahun lalu,” kata Ketua Umum API, Ade Sudrajat.
Produk TPT buatan Indonesia, menurut Ade, sangat disukai konsumen di AS dan Uni Eropa. Hingga saat ini, industri TPT nasional masih memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Nilai ekspor TPT hingga bulan Agustus 2013 mencapai US$8,6 miliar, naik 1,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Untuk surplus perdagangan TPT tahun ini diproyeksi mencapai US$ 4,7 miliar,” paparnya.
Pada tahun depan, lanjut Ade, pelaku usaha TPT menargetkan peningkatan ekspor sebesar US$13,5 miliar sampai dengan US$14 miliar. Faktor yang paling penting untuk meningkatkan nilai ekspor adalah pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.
“Selain meningkatkan pasar ekspor, kami akan meningkatkan penjualan TPT untuk pasar domestik. Nilai penjualan produk TPT untuk pasar domestik bisa mencapai US$7 miliar hingga US$8 miliar atau Rp 80 triliun,” ujarnya.
Ade Sudrajat juga meminta pemerintah mempercepat penandatanganan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa untuk meningkatkan nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional.
“Kami berharap pemerintah segera merealisasikan free trade dengan AS serta Uni Eropa agar kinerja ekspor TPT bisa meningkat hingga 3 kali lipat. AS dan Uni Eropa adalah pasar ekspor utama produk TPT Indonesia dan rata-rata ekspornya mencapai 50% per tahun dari total ekspor TPT,” katanya.
Presiden Obama, menurut Ade, telah menawarkan free trade kepada pemerintah Indonesia dengan konsep Trans Pasifik Partnership (TPP). Jika Indonesia menandatangani perjanjian dengan AS, maka bea masuk produk TPT akan menurun dan hal ini juga terjadi dengan Uni Eropa.
“TPP dengan AS dan perjanjian dengan Uni Eropa sangat penting dan berpotensi menurunkan nilai bea masuk hingga 5% dari 12% sampai dengan 16%. Sedangkan untuk Uni Eropa, bea masuknya bisa 0% dari 12% hingga 16%,” paparnya.
Vietnam, lanjut Ade, telah mendapatkan keuntungan dari perjanjian TPP dan nilai ekspor TPT Vietnam ke AS dan Uni Eropa terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Negara-negara tetangga lainnya selain Vietnam juga bergabung dengan TPP. Di negara Asean ada Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam dan ekspor TPT nasional ke Eropa semakin menurun,” ujarnya.
Ade menambahkan, kinerja ekspor TPT Vietnam semakin meningkat sejak menerapkan konsep TPP. “Vietnam bisa menikmati bea masuk hingga 0% ketika mengekspor produknya ke AS, sedangkan Indonesia harus membayar bea masuk 13% sampai dengan16%,” tandasnya.(*)
Rekomendasi
Selain ditopang peningkatan permintaan secara global, ekspor TPT nasional tahun depan juga akan didorong naiknya investasi asing yang mendongkrak kapasitas produksi nasional. Kabar terakhir menyebutkan, sebanyak 18 pengusaha tekstil asal China berencana berinvestasi di sini. Kalau rencana ini berjalan, pengusaha China ini bakal mendatangkan modal sebesar US$ 200 juta. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat menyebut beberapa perusahaan tekstil China ini, di antaranya adalah Hi-Tech Group Corporation dan Texhing Textile Group Co Ltd. Pengusaha tekstil negeri tembok raksasa ini masih mengincar Pulau Jawa sebagai basis produksi mereka. Bahkan Hi-Tec Group berencana menanamkan investasi dalam jangka panjang. Diperkirakan investasi senilai US$ 6 miliar akan mereka tanamkan secara bertahap. Menurut Ade, Hi-Tech Group ini akan mengembangkan industri tekstil di Wonogiri, Jawa Tengah.