Duniaindustri.com – PT Wilmar Nabati Indonesia, produsen sawit yang mengelola 210 ribu hektare lahan di Indonesia, menorehkan penjualan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sejak 2007-2011 sekitar US$ 37,8 miliar atau setara dengan Rp360 triliun.
“Nilai ekspor sawit Wilmar 2011 mencapai US$ 7,9 miliar atau naik sekitar US$ 5,5 miliar dibandingkan 2010. Wilmar memiliki lahan sawit dengan luas sekitar 210.000 hektare (ha) dengan produksi sawit sebesar 4-5 juta ton per tahun,” kata Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia MP Tumanggor.
Presdir Wilmar Nabati Indonesia Hendri Sakti menambahkan Wilmar termasuk produsen kelas dunia dengan luas lahan kebun 210 ribu hektare. Lahan terluas milik Wilmar berada di Kalimantan Tengah. “Tiap tahun Wilmar mengelola 4-5 juta ton CPO,” tandasnya.
Dari angka itu, sekitar 1 juta ton CPO Wilmar dipakai untuk biodiesel, kemudian 2 juta ton diekspor berupa olein (produk turunan CPO) ke China, India, dan Eropa, sementara 1 juta ton sisanya dipasok ke domestik dalam bentuk minyak goreng.
Wilmar juga merambah bisnis baru yakni tepung terigu, pupuk majemuk (NPK), dan gula di Indonesia. Wilmar merambah bisnis tepung terigu dengan membangun pabrik di Surabaya berkapasitas 1 juta ton per tahun.
“Saat ini Wilmar tengah mendirikan pabrik tepung terigu di Surabaya berkapasitas 1 juta ton. Rencananya, pabrik tersebut akan selesai dibangun pada kuartal III/2013,” katanya.
Selain merambah bisnis tepung, menurut Tumanggor, Wilmar telah bergerak di bisnis gula melalui PT Jawa Manis dan PT Duta Sugar. “Kami hanya bermain di gula rafinasi dan dijual ke industri saja, jadi tidak ke masyarakat,” ujarnya.
Wilmar juga sedang membangun pabrik pupuk majemuk berkapasitas 1 juta ton per tahun di Jawa Timur. Wilmar mengalokasikan dana tanggung jawab sosial (CSR) sebesar Rp 40-50 miliar per tahun untuk konservasi lahan.
Wilmar merupakan produsen sawit yang mengelola lahan terbesar kedua di Indonesia. PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) menguasai lahan sawit terbesar di Indonesia sebesar 480 ribu hektare hingga saat ini. Total lahan sawit di Indonesia pada 2012 diperkirakan mencapai 8,2 juta hektare.
Seorang eksekutif SMART yang enggan diungkap jatidirinya menyebutkan dengan luas lahan itu, Sinarmas Agro menjadi produsen sawit terbesar di Indonesia. “Sinarmas Group juga memiliki 1 juta hektare lahan sawit di Papua yang belum digarap,” ujarnya kepada duniaindustri.com.
Data Kementerian Pertanian RI yang diperoleh tim redaksi duniaindustri memperlihatkan, Sinarmas Group masih mendominasi produksi CPO sebanyak 15.000 ton per hari dengan total luas lahan kebun sawit di Indonesia mencapai 320 ribu hektare di 2010 dan 2011. Perusahaan terbesar kedua adalah Wilmar International Group yang memproduksi 7.500 ton per hari dengan luas lahan 210 ribu hektare.
Disusul kemudian PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV yang memproduksi 6.675 ton per hari, kemudian PT Astra Agro Lestari Tbk yang memproduksi 6.000 ton per hari dengan luas lahan 192 ribu hektare.
Data Kementerian Pertanian juga menyebutkan, jika dilihat dari luas lahan kebun sawit yang dimiliki, Salim Group yang merupakan induk usaha dari PT Salim Plantations, Indofood Group, dan IndoAgri menguasai lahan sawit terbesar di Indonesia sebesar 1.155.745 hektare. Disusul kemudian oleh Sinarmas Group dan Wilmar. Namun, lahan yang dimiliki Salim Group belum ditanami seluruhnya, hanya 95.310 hektare.
Data Kementerian Pertanian menyebutkan, luas areal kelapa sawit di Indonesia hingga 2009 mencapai 7,32 juta hektare meningkat 11,8% per tahun sejak 1980 yang baru mencapai 290 ribu hektare. Indonesia dan Malaysia menguasai 86% produksi CPO dunia. Indonesia menguasai 44,5% produksi CPO dunia, sedangkan Malaysia 41,3%.
Sepanjang 2010, nilai devisa ekspor minyak sawit mentah dan produk turunan sawit Indonesia mencapai US$ 16,4 miliar, naik 50% lebih dari 2009 yang berjumlah US$ 10 miliar. Departemen Pertanian Amerika Serikat (US Department of Agriculture/USDA) memperkirakan, ekspor CPO Indonesia tahun ini bisa mencapai 19,35 juta ton. Angka itu naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 17,85 juta ton. Sedangkan produksi CPO Indonesia akan mencapai 25,4 juta ton pada 2011. Angka itu lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 23,6 juta ton.
Jika proyeksi itu dipadukan dengan capaian ekspor CPO Indonesia pada 2010, tidak berlebihan apabila nilai ekspor CPO Indonesia pada 2011 akan menembus US$ 20,2 miliar atau setara Rp 180 triliun.(Tim redaksi 01)