Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Ekspor CPO Indonesia Turun 7,7% di Semester I
Ekspor CPO Indonesia Turun 7,7% di Semester I

Ekspor CPO Indonesia Turun 7,7% di Semester I

Duniaindustri.com (Agustus 2013) – Di sepanjang semester I 2014, perdagangan ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia menurun jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Volume ekspor CPO dan turunannya pada semester I 2014 hanya mampu mencapai 9,8 juta ton atau turun 7,7 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10,6 juta ton.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan, pada saat Ramadan biasanya permintaan akan minyak sawit akan meningkat signifikan diikuti dengan kenaikan harga. Namun pada tahun ini ternyata, permintaan CPO dan turunannya asal Indonesia masih di bawah ekspektasi.

“Namun demikian terdapat kenaikan ekspor CPO ke beberapa negara. Seperti sudah kami prediksi kenaikan permintaan akan minyak sawit yang datang dari negara yang berpenduduk mayoritas muslim karena adanya peningkatan konsumsi selama Ramadan dan hari raya,” ujarnya.

Fadhil menjelaskan kenaikan permintaan yang sangat signifikan datang dari Bangladesh dimana volume ke negara tersebut tercatat meningkat 55 persen dibandingkan bulan lalu dari 116 ribu ton menjadi 180 ribu ton.

“Kenaikan permintaan juga datang dari Pakistan dimana volume ekspor tercatat meningkat 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 145 ribu ton menjadi 160 ribu ton,” jelasnya.

Sementara itu, kenaikan permintaan yang cukup signifikan juga terjadi ke negara non-basis muslim Uni Eropa dimana negara-negara di kawasan tersebut membukukan peningkatan ekspor sebesar 37 persen dibanding dengan Juni dari 277,4 ribu ton menjadi 381 ribu ton.

Kenaikan permintaan China sebesar 9 persen dan India hanya membukukan kenaikan permintaan sebesar 3 persen. “Namun AS mencatatkan pengurangan permintaan CPO dan turunannya asal Indonesia sebesar 27 persen dibandingkan bulan Mei dari 36 ribu ton menjadi 26,5 ribu ton,” tandasnya.

GAPKI memproyeksikan produksi kelapa sawit nasional pada tahun 2014 akan meningkat 7,7% menjadi sekitar 28 juta ton dari tahun 2013 hanya 26 juta ton. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Priyono mengatakan kenaikan produksi tersebut lebih besar 2 juta ton  dari tahun 2013.

“Kita berharap produksi pada 2014 mencapai antara 27,5 juta ton – 28 juta ton atu naik sekitar 2 juta ton dari pada produksi 2013 yang hanya 26 juta ton,” ujar Djoko pada Press Conference Refleksi Industri Sawit Tahun 2013 dan Prospek Tahun 2014.

Namun demikian, menurut Djoko peningkatan produksi tersebut tidak mencukupi dibandingkan dengan permintaan. Pasalnya ada kaitan dengan kondisi global. “Namun permintaan dunia belum sepenuhnya pulih dan normal. Sebabnya kebijakan beberapa negara terutama Indonesia dan Malaysia yang akan meningkatkan konsumsi dalam negeri biofuelnya akan menjadi faktor penentu perkembangan kelapa sawit 2014,” ucap Djoko.

Djoko menerangkan permintaan global yang belum kondusif akan ada perimbangan baru pada domestik. Harapan pada domestik tertuju pada mandatory biodiesel atau biofuel sebesar 10% untuk mensubstitusi ke solar. “Diperkirakan Indonesia akan menambah pasokan konsumsi CPO sebesar 3,3 juta ton untuk biofuels,” jelasnya.

Komoditas kelapa sawit merupakan penyumbanh devisa negara terbesar untuk komoditas perkebunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ekspor produk kelapa sawit dan turunannya mencapai US$ 11,61 milyar naik 17,75% atau US$ 2,5 milyar pada tahun sebelumnya, demikian juga dengan volume sebanyak 21,2 ton CPO meningkat 14,23% dari tahun sebelumnya. Menurut data dari BPS, diperkirakan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya akan terus mengalami kenaikan baik voleme maupun nilainya, dengan tujuan Negara ekspor minyak sawit antara lain: China, Belanda, India, Malaysia, Amerika, Italia, Jerman dan lainnya.(/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top