Duniaindustri (Mei 2012) – Pemerintah Indonesia resmi menerapkan bea keluar 20% untuk ekspor 14 jenis bahan tambang mineral. Kebijakan tersebut merupakan upaya pengembangan industri hilir yang dilakukan pemerintah sesuai dengan implementasi Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 7 Tahun 2012.
Program hilirisasi hasil tambang khususnya untuk 14 bahan baku mineral diterapkan mulai 6 Mei 2012. Ekspor tambang dalam bentuk bahan mentah masih dibolehkan dengan syarat dikenai bea keluar sebesar 20%. Ke-14 bahan tambang dan mineral yang dikenai bea keluar ekspor itu adalah tembaga, emas, perak, timah, timbel, kronium, molybdenum, platinum, bauksit, bijih besi, pasir besi, nikel, mangan, dan antimony.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik resmi mengumumkan penerapan pengaturan bea keluar tambang mineral rata-rata sebesar 20%. “Bea keluar untuk bahan baku tambang mineral rata-rata 20%,” ujar Jero dalam konferensi pers di Jakarta.
Besaran bea keluar sudah dibahas dengan perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang menyetujui angka bea keluar rata-rata 20%. Sementara, perusahaan tambang Kontrak Karya (KK) tidak dikenakan bea keluar bahan tambang mineral. Perusahaan pemegang KK dinilai sudah menjalankan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri (smelter).
Sementara untuk komoditas batubara, pemerintah akan membuat peraturan secara terpisah. “Itu akan diurus tersendiri. Tujuannya tidak boleh mengekspor batubara secara masif,” kata Jero.
Kadin Indonesia tidak keberatan dengan usulan pemerintah untuk mengembangkan hilirisasi bahan baku mineral dengan membangun smelter asalkan ada jaminan pasokan tenaga listrik.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri, Riset dan Teknologi, Bambang Sujagad mengatakan, “Pemerintah harus menyediakan infrastrukturnya, jadi jangan sampai kita sudah siapkan modal dan teknologi pemerintah tidak sediakan listriknya. Karena itu akan sangat mengganggu rencana pembangunan smelter itu,” kata Bambang.
Menurut Bambang, di samping modal yang besar kunci utama suksesnya industri smelter adalah sangat bergantung dari ketersedian listrik. “Pemurnian itu butuh listrik yang besar sekali, untuk satu pabrik pengolahan dari almunia ke almunium saja butuh 1.250 mega watt. Jadi banyangkan dari total 10.000 perusahaan mineral berapa besar listrik yang dibutuhkan untuk mensuplai hingga tahun 2014 nanti,” ujar Bambang.
Catatan duniaindustri.com menyebutkan, Indonesia memiliki sejumlah komoditas yang mendunia. Keunggulan itu sudah diakui secara global sehingga tidak heran banyak investor asing yang melirik negeri ini. Berdasarkan penelusuran tim redaksi duniaindustri.com tercatat 18 komoditas RI memiliki peringkat dunia.
Ke-18 komoditas tersebut merupakan sumber daya alam dan sumber daya industri Indonesia yang menempati peringkat strategis di dunia. Di 2011, Indonesia telah resmi menyandang predikat produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia. Negeri ini juga menjadi produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia.
Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terbesar batubara di dunia, produsen dan eksportir timah terbesar di dunia, dan lainnya.
Untuk batubara, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyebutkan, Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar kedua setelah Australia. Berdasarkan data IEA, di tahun 2009 Indonesia mengekspor batubara sebesar 261,4 juta ton, sementara Australia mengekspor batubara 288,5 juta ton.
Selain Australia dan Indonesia terdapat sejumlah negara lain yang juga menempati posisi dalam top coal exporters list, yaitu Rusia (130,9 juta ton), Kolombia (75,7 juta ton), Afrika Selatan (73,8 juta ton), Amerika Serikat (60,4 juta ton), China (38,4 juta ton), dan Kanada (31,9 juta ton).
Menurut World Energy Council dalam Survey of Energy Resources-2010, cadangan batubara terbukti dunia terbesar terdapat di Amerika Serikat, Rusia, China, Australia, dan India. Amerika Serikat menempati tempat teratas dengan total cadangan batubara 237.295 juta ton (22,6% cadangan dunia), Rusia menempati tempat kedua dengan 157.010 juta ton (14,4% cadangan dunia), menyusul Cina dengan cadangan sebesar 114.500 juta ton (12,6% cadangan dunia), kemudian Australia dengan cadangan terbukti 76.500 juta ton (8,9% cadangan dunia), dan posisi ke-5 diisi oleh India dengan 60.600 juta ton (7% cadangan dunia), sementara Indonesia hanya menempati urutan ke-14 dengan jumlah total cadangan terbukti 5.529 juta ton (0,6% dari total cadangan batubara dunia).
Menurut data Statistical Review of World Energy di tahun 2009, Cina merupakan negara produsen batubara terbesar dengan 3,05 miliar ton (45,6% produksi dunia), sedangkan Indonesia menempati posisi ke-7 dengan jumlah produksi 252,5 juta ton (3,6% produksi dunia). (Tim redaksi 02)
Keunggulan komoditas Indonesia di dunia:
1. Produsen dan eksportir minyak sawit mentah terbesar pertama di dunia
2. Produsen dan eksportir rempah-rempah terbesar pertama di dunia
3. Eksportir terbesar batubara di dunia
4. Produsen dan eksportir timah terbesar di dunia
5. Produsen dan eksportir nikel terbesar keempat di dunia
6. Produsen dan eksportir tembaga terbesar ke-11 di dunia
7. Produsen dan eksportir bauksit terbesar ketujuh di dunia
8. Produsen dan eksportir biji besi terbesar kelima di dunia
9. Produsen emas terbesar ke-12 di dunia
10. Produsen gas terbesar ketujuh di dunia
11. Produsen dan eksportir tekstil terbesar ketujuh di dunia, dan terbesar ke-11 untuk garmen
12. Produsen dan eksportir minyak zaitun (bahan baku parfum) terbesar di dunia
13. Produsen dan eksportir kopi terbesar ketujuh di dunia
14. Produsen dan eksportir alas kaki terbesar kelima di dunia
15. Produsen dan eksportir karet terbesar kelima di dunia
16. Produsen dan eksportir kertas dan pulp terbesar kesembilan di dunia
17. Produsen dan eksportir biji kakao terbesar ketiga di dunia
18. Produsen dan eksportir rotan terbesar ketiga di dunia
Sumber: berbagai sumber diolah duniaindustri.com