Latest News
You are here: Home | Umum | Ekonomi RI Tumbuh 5,11%, Indef Menilai Pertumbuhan Bersifat Rapuh
Ekonomi RI Tumbuh 5,11%, Indef Menilai Pertumbuhan Bersifat Rapuh

Ekonomi RI Tumbuh 5,11%, Indef Menilai Pertumbuhan Bersifat Rapuh

Duniaindustri.com (Mei 2024) — Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 (yoy) adalah sebesar 5,11 persen, lebih tinggi dari capaian triwulan I-2023 yaitu sebesar 5,04 persen. Capaian angka pertumbuhan ini terbilang tinggi ditengah berbagai gejolak ekonomi dalam negeri baik yang terjadi karena faktor internal maupun eksternal (global). Ekonomi dalam negeri diwarnai dengan gejolak inflasi yang disebabkan kenaikan harga pangan terutama beras, belum lagi upaya pemerintah mendorong kenaikan pendapatan dari perpajakan yang ikut menggerus daya beli. Sementara itu, harga komoditas berangsur turun sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan ekspor. Perang di Timur Tengah mendorong ekspektasi kenaikan harga minyak dan terganggunya perdagangan dunia. Di sisi lain The Fed rate masih bertahan tinggi, membuat capital outflow dari negara-negara emerging market termasuk Indonesia.

“Pertumbuhan ekonomi yang rapuh. Meskipun capaian pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2024 termasuk capaian yang tertinggi untuk triwulan pertama  dalam kurun waktu lima tahun terakhir, namun capaiannya masih belum maksimal. Ekonomi domestik belum mampu memaksimalkan aktivitasnya meski sudah mendapat dorongan belanja pemerintah yang kuat pada anggaran bantuan sosial dan Pemilu serta belanja konsumsi rumah tangga dalam rangka bulan Ramadhan dan hari raya Lebaran,” tulis rilis media Indef bertajuk “Catatan Kritis Ekonomi Indonesia” Tanggapan Terhadap Kinerja Ekonomi Triwulan I-2024, kemarin.

Pasalnya, pertumbuhan rendah terjadi di sektor yang memiliki kontribusi tinggi pada pembentukan PDB. Lima sektor utama yang menjadi penopang PDB yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (11,6 persen); Pertambangan dan Penggalian (9,34 persen); Industri Pengolahan (19,28 persen); Konstruksi (10,23 persen); dan Perdagangan Besar dan Eceran-Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (13,15 persen). Namun demikian, pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan negatif (-3,54 persen). Begitu pula pertumbuhan sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar dan Eceran-Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh lebih rendah pada triwulan I-2024 (4,58 persen) daripada triwulan I-2023 (4,94 persen).

PDB menurut pengeluaran ditopang oleh Pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan share 54,93 persen, kemudian disusul Pembentukan Modal Tetap Bruto (29,31 persen) dan Ekspor Barang dan Jasa (21,37 persen). Namun demikian, pertumbuhan ketiganya tidak begitu besar. Apalagi pertumbuhan ekspor yang rendah sebesar 0,5 persen di triwulan I-2024. Pertumbuhan PDB Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga melonjak tinggi, namun demikian tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang maksimal karena kontribusinya rendah terhadap pembentukan PDB.

Selain itu, Produktivitas dan Konsumsi Melemah. Perlambatan pertumbuhan di Industri pengolahan menunjukkan ada penurunan produktivitas, di tengah momentum Ramadhan, Pemilu, dan Bansos, yang mendorong konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa konsumsi tidak terdongkrak tinggi karena dihadapkan pada peningkatan harga beras dan harga bahan makanan pokok lainnya. Perlambatan di sektor industri pengolahan ini sejalan dengan laporan penerimaan PPh sektoral yang mengalami pertumbuhan neto negatif di triwulan I-2024. Peningkatan konsumsi yang terbatas juga tergambar pada penerimaan PPN dalam negeri yang menunjukkan pertumbuhan neto negatif yang cukup signifikan.

Momentum Ramadhan dan Lebaran mendorong UMKM. Fenomena “war takjil”, dukungan sosial media, dan pengeluaran momentum musiman masyarakat juga mampu mendorong peluang ekonomi dan tenaga kerja. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, dorongan ini ditandai oleh terjadinya peningkatan nominal dan volume transaksi QRIS tumbuh 175,44 persen (yoy). dengan jumlah pengguna 48,12 juta dan jumlah merchant 31,61 juta.

Pertumbuhan ekonomi nasional masih didominasi Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Pulau Jawa dan Pulau Sumatera memiliki porsi PDB yang tinggi dan meningkat di triwulan I-2024 (79,55 persen) dibandingkan triwulan I-2023 (78,99 persen). Pertumbuhan yang tinggi di pulau lainnya belum bisa mendorong peningkatan pertumbuhan nasional karena kontribusinya masih terpusat di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Risiko ekonomi di tingkat global perlu diantisipasi dengan baik. Diantaranya dengan segera mengantisipasi perubahan iklim yang mengubah pola tanam pangan, menjaga harga tetap stabil, menjaga daya beli masyarakat, mendorong sektor industri pengolahan dan pertanian yang menjadi penyokong pertumbuhan.(*/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 293 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 293 database, klik di sini
  • Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top