Duniaindustri.com (Mei 2022) – Pertumbuhan Ekonomi nasional pada periode triwulan I 2022 tumbuh sebesar 5,01 persen jika dibandingkan dengan periode triwulan I 2021 (year on year/ yoy). Namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu triwulan IV 2021 (QtoQ) mengalami kontraksi 0,96 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, menjelaskan menurut lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi itu ditopang oleh pertumbuhan industri pengolahan. Sektor ini memberikan andil sebesar 1,06 persen dan sektor perdagangan berkontribusi sebesar 0,75 persen.
Kemudian sektor transportasi dan pergudangan memberikan kontribusi terhadap total pertumbuhan ekonomi triwulan I 2022 sebesar 0,57 persen. Sedangkan sektor konstruksi memberikan andil 0,49 persen.
“Mesin-mesin pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2022 sudah menunjukkan perannya. Mesin-mesin ini sudah mulai kembali pada fase sebelum pandemi yang melanda di kita,” ungkap Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5).
Secara rinci, Margo menjelaskan untuk sektor industri tercatat mengalami pertumbuhan 5,07 persen. Disusul oleh sektor perdagangan sebesar 5,71 persen, sektor pertanian 1,16 persen. Selanjutnya sektor pertambangan tumbuh 3,82 persen dan sektor konstruksi sebesar 4,83 persen.
“Jadi pertumbuhan ekonomi kita itu 65,74 persennya berasal dari kontribusi sektor industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor pertambangan dan dan sektor konstruksi,” lanjutnya.
Lebih lanjut pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2022 jika dilihat berdasarkan nilai PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp4.513 triliun. Sedangkan nilai PDB atas dasar harga konstan (ADHK) senilai Rp2.819 triliun.
Merespons hal itu, Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik dan Kepala Studi Ekonomi Politik LKEB UPN Veteran Jakarta, menilai pertumbuhan Kuartal I-2022 hanya dinikmati oleh segelintir orang atau oligarki sementara mayoritas publik tidak menikmati pertumbuhan tersebut. Meskipun pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I-2022 terbilang cukup tinggi, namun penikmat terbesar pertumbuhan tersebut adalah pengusaha sawit, pengusaha batubara, pemilik infrastruktur, importir vaksin dan obat kesehatan lainnya.
“Situasi ekonomi kuartal 1-2022 diwarnai dengan kenaikan harga pangan, harga minyak goreng, tingginya harga komoditas ekspor seperti sawit dan batubara serta kenaikan belanja pemerintah terutama di sektor konstruksi,” ujarnya.
Hal ini dilihat dari 65,74% pertumbuhan ekonomi disumbang oleh sektor perdagangan, pertanian, pertambangan dan konstruksi. Sektor perdagangan dan pertanian dinikmati oleh pengusaha minyak sawit. Sektor pertambangan mayoritas dinikmati oleh pengusaha batubata dan sektor konstruksi dinikmati para BUMN konstruksi.
Sektor yang banyak melibatkan tenaga kerja yaitu industri pengolahan berkontribusi kecil yaitu 1.06% meski pertumbuhannya tinggi 19,19%. BPS melaporkan bahwa pengungkit tumbuhnya di industri pengolahan tumbuh di subsektor tekstil dan pakaian jadi 12,45%. Industri makanan minuman 3,75%. “Jelas sektor ini bangkit sejalan dengan relaksasi pembatasan mobilitas penduduk imbas berkurangnya kasus positif COVID 19,” jelasnya.
Sektor lain yang cukup tinggi tumbuh adalah industri kimia farmasi dan obat tradisional yang tumbuh 4,67%. “Penikmat terbesar pertumbuhan ini adalah para importir vaksin dan obat-obatan untuk pemulihan imunitas tubuh akibat COVID19,” paparnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 253 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 253 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: