Latest News
You are here: Home | Umum | Efek Penurunan Produksi Sirna, Harga DOC dan Ayam Broiler Turun 25%
Efek Penurunan Produksi Sirna, Harga DOC dan Ayam Broiler Turun 25%

Efek Penurunan Produksi Sirna, Harga DOC dan Ayam Broiler Turun 25%

Duniaindustri.com (Februari 2016) – Harga ayam umur sehari (day old chick/DOC) pada minggu ketiga Februari 2016 turun sekitar 15%-25% dibanding akhir 2015 seiring pelemahan harga ayam broiler di pasar lokal, menurut pengamatan duniaindustri.com. Harga DOC pada pekan ketiga Februari 2016 untuk grade super berkisar Rp 4.000-4.200 per ekor, melemah dibanding akhir 2015 yang berada di kisaran Rp 5.500-5.700 per ekor.

Seiring dengan itu, harga ayam broiler di pasar lokal juga melemah sekitar 10%-20% pada periode yang sama. Saat ini harga ayam broiler hidup diperdagangkan di kisaran Rp 18.000-19.000 per kilogram, jauh di bawah harga pada akhir 2015 sekitar Rp 21.000-23.000 per kilogram.

Menurut sejumlah pedagang (trader) yang dihubungi duniaindustri.com, faktor penurunan harga DOC dan ayam broiler pada Februari 2016 ikut dipengaruhi redanya efek penurunan produksi DOC yang dilakukan oleh sejumlah pemain besar yang menguasai pasar lokal. Kondisi itu diperparah dengan peningkatan pasokan ayam broiler di Pulau Jawa sehingga menekan harga DOC.

“Harga DOC grade super yang diproduksi pemimpin pasar sekarang hanya Rp 4.200 per ekor, jauh di bawah harga akhir 2015 sekitar Rp 5.700 per ekor,” ujar pedagang yang enggan disebut namanya, di Jawa Barat, kepada duniaindustri.com.

Dia menambahkan harga DOC grade B (di bawah grade super) bahkan lebih parah. Beberapa merek DOC di segmen ini turun lebih drastis. “Ada yang diperdagangkan hanya Rp 2.200-2.400 per ekor, hampir setengah dari kondisi akhir 2015,” paparnya.

Dia menilai penurunan harga DOC dan ayam broiler akan terus berlanjut hingga menjelang libur panjang pada akhir Maret 2016. Pada umumnya harga DOC dan ayam broiler akan meningkat ketika libur panjang, mengingat permintaan akan naik tanpa dibarengi pasokan yang cukup.

Charoen Pokphand menjadi pemimpin pasar DOC dengan menguasai 31% pasar DOC di Indonesia, disusul Japfa Comfeed dengan 21%.

Charoen Pokphand menjadi pemimpin pasar DOC dengan menguasai 31% pasar DOC di Indonesia, disusul Japfa Comfeed dengan 21%.

Kondisi yang terjadi pada Februari 2016 merupakan kebalikan dari yang terjadi pada semester II 2015. Ketika itu, sejumlah pemain besar menurunkan produksi untuk menstabilkan harga. Hasilnya, menurut catatan duniaindustri.com, pada pertengahan September 2015 harga DOC merangkak naik sebagai efek penurunan produksi yang dilakukan sejumlah pemain besar. Menurut penelusuran Duniaindustri.com, harga DOC dari beberapa produsen naik 25%-50% dalam beberapa bulan terakhir, dari sekitar Rp 2.500-Rp 3.000 per ekor menjadi Rp 4.500-Rp 5.000 per ekor.

Selain itu, kenaikan harga DOC juga terjadi menyusul peningkatan harga jual ayam di industri hilir. Pada kuartal IV 2014, harga DOC jatuh menyusul kelebihan pasokan (oversupply) yang terjadi di industri perunggasan. Kemudian, merespons hal tersebut, seluruh produsen DOC mulai mengurangi produksi untuk mengerek harga.(*/berbagai sumber/tim redaksi 05)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

d-store

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top