Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dirilis Februari 2017 menampilkan data, outlook, proyeksi, estimasi, dan tren produksi energi di Indonesia serta kebutuhan energi di sektor industri periode 2015-2050. Data ini bermanfaat bagi para pelaku industri, investor, pengusaha di sektor energi, akademisi, pemilik perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) ini dimulai dengan dengan pemaparan outlook ekonomi Indonesia 2017 pada halaman 2-4. Perekonomian Indonesia pada 2017 diestimasi tumbuh 5,1% dengan sejumlah tantangan baik dari dalam maupun luar negeri seperti kesenjangan infrastruktur antar daerah serta perlambatan perekonomian China. Pada halaman 5, ditampilkan tren pertumbuhan ekonomi nasional periode 2015-2017, beserta sejumlah komponen utama seperti target nilai tukar rupiah, inflasi, dan lifting migas.
Pada halaman 6 ditampilkan highlight kondisi energi di Indonesia. Ketergantungan bahan bakar fosil masing tinggi. Bauran energi di Indonesia dapat diklasifikasi minyak bumi (46%), batubara (26%), gas bumi (23%), serta energi baru dan terbarukan (EBT) (5%).
Pada halaman 7 dijabarkan kondisi konsumsi listrik per kapita di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Konsumsi listrik per kapita di Indonesia lebih rendah dibanding Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Dilanjutkan dengan pembahasan energi sebagai modal pembangunan negara pada halaman 8-10.
Potensi minyak mentah Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman 11, disusul potensi produksi batubara Indonesia 2015-2050 ditampilkan pada halaman 12. Potensi batubara Indonesia 2015-2050 itu dilengkapi dengan porsi ekspor, dan porsi domestik terutama untuk kebutuhan industri, pembangkit, dan gasifikasi.
Khusus untuk gas dibahas pada halaman 13, terutama produksi gas LPG 2015-2050, total kebutuhan di Indonesia dan proyeksi impor hingga 2050. Lebih khusus lagi, pembahasan energi sebagai bahan baku dan bahan penunjang industri ditampilkan pada halaman 15, terutama untuk gas, bahan bakar minyak (BBM), liquid petroleum gas (LPG), batubara, bahan bakar nabati (BBN), biomassa, dan listrik terkait kebutuhan industri periode 2015-2050.
Selain sektor industri, ditampilkan juga kebutuhan energi untuk sektor transportasi terutama untuk BBG (gas), bahan bakar minyak (BBM), BBN, dan listrik.
Pada halaman 17, ditampilkan komparasi kebutuhan energi untuk industri pada 2025 dan 2050. Kebutuhan energi itu mencakup gas bumi, LPG, syngas, BBM, batubara, BBN, energi terbarukan, dan listrik. Pembahasan itu kemudian di-breakdown lebih spesifik pada gas bumi di halaman 18.
Pada halaman 19-27, ditampilkan proyeksi konsumsi energi di sektor sejumlah sektor mencakup industri, transportasi, rumah tangga, komersial, dan lainnya serta analisisnya.
Kemudian, data ini menampilkan highlights khusus untuk perkembangan energi listrik dan proyeksi kebutuhan industri mulai halaman 28-54. Dimulai dari sistem kelistrikan nasional 2015-2016 dengan menampilkan kapasitas terpasang pembangkit (per segmen), panjang jaringan transmisi listrik, konsumsi tenaga listrik, panjang jaringan distribusi, serta konsumsi listrik per kapita dan konsumsi listrik per golongan. (halaman 35)
Perkembangan subsidi listrik dan bauran BBM serta komposisi penjualan listrik 2016 ditampilkan pada halaman 36. Pada halaman 37, ditampilkan perkembangan biaya (cost), tarif, dan subsidi listrik periode 2003-2016. Wilayah usaha penyediaan tenaga listrik dari 24 badan usaha ditampilkan dengan infografis yang menarik pada halaman 38. Data tersebut diperkuat dengan rasio elektrifikasi negara-negara ASEAN (halaman 39).
Sedangkan komparasi rasio elektrifikasi Indonesia per daerah ditampilkan pada halaman 40, lengkap dengan tren nasional periode 2010-2019. Terdapat empat daerah di Indonesia yang rasio elektrifikasi-nya di bawah 70%.
Pada halaman 41, ditampilkan infografis sistem kelistrikan nasional dengan data kapasitas terpasang tiap daerah, status pasokan listrik per daerah, serta cadangan pasokan listrik per daerah dan secara nasional. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan listrik, konsumsi listrik, elastisitas, kebutuhan tambahan kapasitas periode 2015-2034. (halaman 42)
Selanjutnya, pada halaman 43 ditampilkan kebutuhan pengembangan pasokan listrik periode 2015-2034 dibagi sistem non-PLN, independent power producer (IPP), PLN dan PLN system, serta total kebutuhan tambahan. Pada halaman 44 ditampilkan bauran energi primer dan bauran energi pembangkit listrik dengan patokan realisasi 2013-2014 dan target 2025.
Pada halaman 46, dipaparkan proyeksi kebutuhan tenaga listrik 2016-2025 per pulau di Indonesia. Pada halaman 49-50, ditampilkan porsi tambahan kapasitas pembangkit per jenis pembangkit 2015-2025. Data tersebut dilengkapi dengan proyeksi kebutuhan bahan bakar per jenis pembangkit periode 2016-2025, dibagi dalam empat bahan bakar yakni gas, batubara, biomass, dan panas bumi. (halaman 48-50)
Sementara kebutuhan tambahan jaringan transmisi listrik periode 2016-2025 ditampilkan per golongan pada halaman 50. Kebutuhan tambahan gardu induk per golongan periode 2016-2025 ditampilkan pada halaman 51. Tren kebutuhan tambahan jaringan dan trafo distribusi periode 2016-2025 dipaparkan dalam infografis yang menarik pada halaman 52. Sedangkan kebutuhan investasi dari mulai distribusi, penyaluran, dan pembangkit periode 2016-2025 dipaparkan pada halaman 53. Proyeksi biaya pokok penyediaan listrik untuk periode 2016-2025 ditampilkan pada halaman 54.
Data dan Outlook Kebutuhan Energi di Sektor Industri 2015-2050 (minyak bumi, gas, batubara, energi terbarukan, listrik) sebanyak 55 halaman ini berasal dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), Kementerian Perindustrian, BPS, WHO dan Bank Dunia, dan perusahaan energi di Indonesia, diolah duniaindustri.com. Indeks data industri merupakan fitur terbaru di duniaindustri.com yang menampilkan puluhan data pilihan sesuai kebutuhan users. Seluruh data disajikan dalam bentuk pdf sehingga mudah didownload setelah users melakukan proses sesuai prosedur, yakni klik beli (purchase), klik checkout, dan isi form. Duniaindustri.com mengutamakan keabsahan dan validitas sumber data yang disajikan. Terima kasih atas kepercayaan Anda kepada duniaindustri.com.
Terdapat dua metode untuk membeli data ini, yakni metode online (tinggal klik tombol beli di bagian bawah website) atau via bank transfer. Jika Anda kesulitan atau butuh info lebih lanjut, hubungi Duniaindustri.com (Desainbagus Group):
Executive Duniaindustri.com
Email: andry.dry@gmail.com
WA: 081296668812, 08896583870
HP: 08896583870, 081296668812
BBM: 228CD348
Suci Widyaningsih
Corporate Secretary Duniaindustri.com
Email: uchy@desainbagus.com
Phone : (021) 7358329
HP: +62 87780767262
Kantor:
MAIN OFFICE
Jl. Mandar XII DD2/69 Bintaro Sektor 3A Jakarta Selatan.
BRANCHES
Kavling Pelita Air Service Blok B nomor 24, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, 16434.
Jika Anda kesulitan atau butuh info lebih lanjut, hubungi desainbagus.com, Jln Mandar XII Blok DD2 No 69, Bintaro Sektor 3A, Tangerang, Phone: 021-7358329. Atau jika Anda tidak menemukan data yang dicari, silakan klik detektif industri untuk pencarian spesifik (request data), Indeks Data Industri untuk melihat database secara keseluruhan, Datapedia Marketplace untuk jual-beli data, di bagian atas website ini.
Data and Outlook of energy consumption in the industrial sector 2015-2050
Data and Outlook of energy consumption in the industrial sector 2015-2050 (oil, gas, coal, renewable energy, electricity) was released in February 2017 shows data, outlook, projections, estimates, and trends in the Indonesian energy production and energy requirements in the industrial sector period 2015-2050. This data is useful for industry players, investors, entrepreneurs in the energy sector, academia, business owners, and other stakeholders.
Data and Outlook of energy consumption in the industrial sector 2015-2050 (oil, gas, coal, renewable energy, electricity) begins with the exposure of the economic outlook for Indonesia in 2017 on pages 2-4. The Indonesian economy in 2017 is estimated to grow 5.1% with a number of challenges both from within and outside the country such as the infrastructure gap between regions as well as the slowdown in China’s economy. On page 5, show the trend of national economic growth period from 2015 to 2017, along with a number of key components such as a target exchange rate, inflation, and oil and gas lifting.
On page 6 is displayed highlights the condition of energy in Indonesia. Their fossil fuel dependency is high. The energy mix in Indonesia can be classified petroleum (46%), coal (26%), natural gas (23%), as well as new and renewable energy (EBT) (5%).
On page 7 spelled out the conditions of electricity consumption per capita in Indonesia compared with the ASEAN countries. Electricity consumption per capita in Indonesia is lower than Singapore, Malaysia, Thailand, and Vietnam. Followed by a discussion of energy as the capital of the country’s development on page 8-10.
Indonesia’s crude oil potential from 2015 to 2050 is shown on page 11, followed by the potential of Indonesia’s coal production from 2015 to 2050 is shown on page 12. Indonesian coal potential from 2015 to 2050 it was equipped with a portion of the export and the domestic portion mainly for industry, power plants, and gasification.
Especially for gas are discussed on page 13, especially LPG gas production from 2015 to 2050, the total demand in Indonesia and import projections to 2050. More specifically, the discussion of the energy as a raw material and engineering support shown on page 15, especially for gas, fuel (fuel), liquid petroleum gas (LPG), coal, biofuels (BBN), biomass, and related electric industry needs the period 2015-2050.
In addition to the industrial sector, is also displayed the energy requirements for the transport sector, especially for CNG (gas), fuel oil (BBM), BBN, and electricity.
On page 17, displayed comparative energy requirements for the industry in 2025 and 2050. The energy needs that include natural gas, LPG, syngas, fuel oil, coal, biofuel, renewable energy, and electricity. The discussion then be more specific breakdown on the gas on page 18.
On pages 19-27, displayed projections of energy consumption in the sector covers a number of sectors of industry, transport, households, commercial, and others as well as analysis.
Then, the data showing the highlights on the development of electric energy and the projected needs of the industry began to pages 28-54. Starting from the 2015-2016 national electricity system by displaying the installed generating capacity (per segment), the length of power transmission lines, electric power consumption, the length of the distribution network, as well as electricity consumption per capita and electricity consumption per class. (Page 35)
Development of electricity subsidies and fuel mix as well as the composition of sales of electricity in 2016 is shown on page 36. On page 37, show the development of costs (cost), tariff, and electricity subsidy period 2003-2016. Electricity supply business region of 24 enterprises appear interesting infographic on page 38. The data is reinforced with an electrification ratio of ASEAN countries (page 39).
While comparative Indonesia’s electrification ratio per area is shown on page 40, complete with the national trend of the period 2010-2019. There are four regions in Indonesia that electrification ratio is below 70%.
On page 41, displayed infographic national electricity system with a data capacity of each region, the status of electricity supply per area, as well as backup power supplies per region and nationally. The data is fitted with the projected demand for electricity, electricity consumption, elasticity, the need for additional capacity of 2015 to 2034 period. (Page 42)
Furthermore, on page 43 show the development needs of power supply 2015-2034 period divided by non-State system, independent power producer (IPP), PLN and PLN system, as well as the total additional requirement. On page 44 is displayed primary energy mix and energy mix of power plants with a benchmark realization from 2013 to 2014 and 2025 targets.
On page 46, presented projections of electricity demand from 2016 to 2025 per island in Indonesia. On pages 49-50, the portion shown additional generating capacity per plant type from 2015 to 2025. The data is fitted with the projected fuel requirements per type of plants the period 2016-2025, divided into four namely fuel gas, coal, biomass, and geothermal. (Pages 48-50)
While the need for additional power transmission lines per class period 2016 to 2025 is shown on page 50. Additional requirements substations per class period 2016 to 2025 is shown on page 51. Trends additional needs of the network and distribution transformers 2016-2025 period presented in an interesting infographic on the page 52. While the need for investments ranging from distribution, transmission and generation 2016-2025 period outlined on page 53. Projected cost of providing electricity for the period 2016 to 2025 is shown on page 54.
Data and Outlook of energy consumption in the industrial sector 2015-2050 (oil, gas, coal, renewable energy, electricity) consist 55 pages from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), the National Energy Council (DEN), the Ministry of Industry, BPS, WHO and the World Bank, and energy companies in Indonesia, processed duniaindustri.com. Index of industry data is a new feature in duniaindustri.com featuring dozens of selected data according to the needs of users. All data is presented in pdf form so easily downloaded after users perform processes according to the procedure, ie click buy (purchase), click checkout, and fill out the form. Duniaindustri.com priority to the legitimacy and validity of the source of the data presented.