Duniaindustri.com (Oktober 2021) — Sebagai bentuk dukungan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca melandainya pandemic Covid-19, Bank Indonesia (BI) telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp129,92 triliun pada tahun 2021 (hingga 15 Oktober 2021). Dengan longgarnya likuiditas itu diharapkan perbankan bisa semakin fleksibel dalam menyalurkan pembiayaan untuk menopang kredit.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan pihaknya melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp142,54 triliun (hingga 15 Oktober 2021) yang terdiri dari Rp67,08 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).
“Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada September 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 33,53 persen,” ujar Perry dalam konferensi pers bulanan secara virtual, Selasa (19/10).
Sementara itu pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar 7,69 persen (yoy). DPK ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan pemulihan aktivitas usaha dan konsumsi masyarakat. Kemudian untuk kondisi likuiditas perekonomian meningkat yang tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 11,2 persen (yoy) dan 8 persen (yoy).
“Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh kredit perbankan yang mengindikasikan semakin meningkatnya pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.
Pertahankan Suku Bunga Acuan
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7 DRRR ) di level 3,50 persen. Selain itu bank sentral Indonesia ini juga mempertahankan suku bunga deposit facility di level 2,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan keputusan mempertahankan suku bunga ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah estimasi inflasi yang diperkirakan tetap rendah. Selain itu kebijakan ini juga sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Dengan melihat dan mempertimbangkan serta mencermati berbagai hal, rapat dewan gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2021, memutuskan untuk mempertahankan BI 7 day repo rate di level 3,50 persen,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/10).
Kedepan BI akan terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan kestabilan sistem keuangan nasional. Keputusan ini juga ditetapkan demi mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut melalui berbagai langkah.
“Keputusan ini sejalan dengan perlunya upaya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi,” pungkas dia. (*/berbagai sumber/tim redaksi 09/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 239 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 239 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: