Duniaindustri.com (Juli 2021) – Emiten BUMN produsen baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, mencetak kinerja keuangan yang naik tajam di semester I 2021. Pendapatan Krakatau Steel naik 90,9%, sementara laba bersih melompat 601%.
Tim Duniaindustri.com menilai kenaikan kinerja keuangan Krakatau Steel tersebut didorong kenaikan tajam harga baja dunia, selain ditopang peningkatan volume produksi dan efisiensi. Berdasarkan catatan tim Duniaindustri.com, tren harga baja dunia meroket tajam pada April 2021 seiring dengan menguatnya ekspektasi pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19. Harga baja dunia tercatat melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi kisaran US$ 960-US$ 970 per ton pada awal April 2021, jauh lebih tinggi dibanding April 2020 di masa pandemi pada level US$ 400 per ton.
Berdasarkan data yang dihimpun tim Duniaindustri.com, harga baja impor asal China di Timur Tengah melonjak tajam sejak Maret 2021 di kisaran US$ 790-US$ 800 per ton. Duniaindustri.com mengambil acuan data tren harga baja dunia dari harga baja di Timur Tengah dengan negara asal China untuk kategori baja canai panas (hot rolled coils/HRC) ukuran 3 milimeter.
Berdasarkan laporan keuangan Krakatau Steel, perseroan mencatatkan pendapatan tumbuh 90,9% menjadi Rp 15,3 triliun pada semester I 2021 dibandingkan capaian semester I 2020 sebesar Rp 8 triliun. Kenaikan pendapatan mendorong laba bersih meningkat menjadi Rp 475 miliar pada semester I 2021 atau melonjak 601,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 67 miliar.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menjelaskan volume penjualan produk utama Krakatau Steel meningkat 43,8 persen dibandingkan periode yang sama 2020. Peningkatan volume penjualan hot rolled coil (HRC) dan cold rolled coil (CRC) naik menjadi 995 ribu ton dibandingkan 692 ribu ton pada tahun lalu.
Selain itu, penjualan ekspor Krakatau Steel juga meningkat 15 kali lipat menjadi 162.243 ton pada semester I 2021 dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 10.817 ton. “Dengan memproduksi produk HRC dan CRC sebanyak 1.008.000 ton pada semester I 2021 dan diikuti dengan semakin turunnya biaya produksi per ton, produktivitas Krakatau Steel meningkat 61 persen,” ujar Silmy, di Jakarta, kemarin.
Silmy mengatakan, program efisiensi Krakatau Steel yang diberlakukan tahun lalu masih terus berlanjut hingga kini. Hal itu terlihat dari penurunan variabel cost dan fixed cost per ton.
Hingga Juni 2021, variable cost menurun 13,1 persen dan fixed cost tereduksi 22,8 persen. Krakatau Steel juga berhasil menurunkan biaya operasional 18,1 persen menjadi Rp 1,7 juta per ton dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 2 juta per ton.
Silmy mengatakan, penurunan biaya operasional itu di antaranya terjadi di penurunan biaya energi 12 persen, penurunan biaya spare part 17,6 persen, serta penurunan biaya tenaga kerja hingga 24,7 persen. Peningkatan kinerja Krakatau Steel juga diikuti perbaikan kinerja anak perusahaan Krakatau Steel yang secara keseluruhan dapat membukukan laba.
Nilai penjualan anak perusahaan Krakatau Steel meningkat 46,6 persen menjadi Rp 4,7 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun. Selain itu, laba bersih anak perusahaan Krakatau Steel juga meningkat 21,2 persen menjadi Rp 397 miliar dibandingkan semester I 2020 yang hanya Rp 327 miliar.
“Perbaikan kinerja Krakatau Steel disebabkan adanya peningkatan produktivitas, volume penjualan domestik dan ekspor, serta program efisiensi yang terus dilakukan sejak 2020. Dengan perolehan laba ini, kami optimistis Krakatau Steel dapat melanjutkan tren positifnya hingga akhir tahun,” kata Silmy.
Krakatau Steel akhirnya mencetak laba setelah selama delapan tahun berturut-turut mengalami kerugian. Produsen baja pelat merah itu berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 326 miliar pada 2020 dengan capaian laba operasi mencapai Rp 2,4 triliun.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 230 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 230 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: