Duniaindustri.com (Agustus 2019) – Investasi asing ternyata menimbulkan dilema tersendiri bagi negara berkembang seperti Indonesia. Di satu sisi, investasi asing dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain, jika tidak berhati-hati, investasi yang masuk berpotensi membunuh industri dalam negeri.
Penilaian tersebut tidak tanggung-tanggung disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). “Kita butuh investasi, kita butuh (investasi) dari luar. Tetapi, investasi dari luar itu kalau kita tidak hati-hati, tidak bisa cepat mengubah diri (investasi asing) membunuh industri dalam negeri juga,” katanya di Jakarta, kemarin.
Wapres mencontohkan kasus pada industri semen. Menurut dia, produsen semen domestik harus bersaing dengan produsen semen asal China. Sebab, mereka dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif, meskipun pangsa pasarnya masih kecil di Indonesia.
Menurut dia, harga semen China lebih kompetitif karena harga pokok produksinya hanya Rp30 ribu per sak. Sedangkan harga pokok produksi dalam negeri mencapai Rp40 ribu per sak.
“Sehingga terjadi penurunan harga di samping over supply (kelebihan pasokan), maka pabrik-pabrik semen akan bersaing dengan hal-hal tersebut,” imbuhnya.
Berdasarkan catatan Duniaindustri.com, permintaan semen nasional sepanjang tahun 2019 diperkirakan akan naik 3-4 persen mencapai 70 juta – 72 juta ton. Adapun kapasitas terpasang nasional mencapai 115 juta ton. Dengan demikian, terjadi kelebihan permintaan (oversupply) sebesar 43 juta ton semen. Permintaan diproyeksi akan melaju pada semester dua 2019 pasca-Pemilu 2019. Kelebihan pasokan dalam negeri disinyalir karena produk semen China banjir di pasar. Apalagi, mereka mampu menjual dengan harga di bawah harga produsen domestik.
Tak hanya industri semen, Wapres mengatakan industri baja domestik mengalami kondisi serupa. Produsen baja domestik, seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kalah bersaing dengan produsen baja China karena kurang efisien. Namun demikian, Indonesia tidak bisa menutup diri dari persaingan pasar tersebut lantaran sudah terikat dengan perjanjian dagang bebas dengan beberapa negara.
Sebelumnya, ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Faisal, mengatakan, pengendalian impor yang tidak ketat membuat serbuan baja asal China mendominasi pangsa pasar baja di Indonesia. “Jadi ini yang membuat mereka (Krakatau Steel) kalah saing dengan produk impor, karena produk impor baja asal China sudah masuk banyak ke Indonesia,” kata Faisal.
Faisal mengatakan, produk baja impor dari China harganya lebih murah dan lebih berkualitas. Berbeda dengan harga baja yang diproduksi Krakatau Steel. “Di samping permasalahan mahalnya produk baja kita adalah produk baja asal China itu dibebaskan bea masuknya sehingga harganya menjadi lebih murah,” kata dia.
Faisal menjelaskan, tarif bebas masuk baja impor ini disebabkan adanya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 22 Tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Besi dan Baja. “Dengan kondisi ini, Krakatau Steel semakin sulit untuk bersaing,” jelas dia.(*/Berbagai sumber/tim redaksi 07 & 08/safarudin)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini
Database Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 169 database, klik di sini
- Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
Pemasok alkes berkualitas dan termurah: