Duniaindustri.com (November 2021) – Seiring trend kenaikan harga komoditas terutama kelapa sawit sejak pertengahan 2021, market demand pupuk NPK naik signifikan. Kondisi itu membuat pendapatan produsen pupuk NPK melonjak serta mempercepat rencana ekspansi kapasitas.
Salah satu market leader produsen pupuk NPK, yakni PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF), melalui anak perusahaannya, PT Dupan Anugerah Lestari, merealisasikan belanja modal (capex) untuk meningkatkan kapasitas pabrik. Hal ini seiring dengan tren kenaikan harga sawit sejak pertengahan tahun 2021 yang membuat kenaikan permintaan pupuk kian melonjak, tercermin dari angka penjualan Q3/2021 sebesar Rp1,25 triliun, atau naik sebesar 25,50% dibandingkan dengan Q3/2020 sebesar Rp994,89 miliar.
Direktur Utama SAMF, Ir. Yahya Taufik, menyatakan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan pupuk tersebut, SAMF terus berupaya mempercepat proses peningkatan kapasitas pabrik sebesar 100.000 ton. Sehingga, total kapasitas pabrik akan meningkat, dari 600.000 ton/tahun menjadi 700.000 ton/tahun. Ir. Yahya Taufik menuturkan, belanja modal (Capex) SAMF 2021-2022 menganggarkan biaya sekitar Rp105 miliar. Untuk tahun 2021, SAMF mengalokasikan Rp64 miliar untuk pengadaan mesin produksi dan instalasi; Rp22,5 miliar untuk pengadaan lahan bagi perluasan pabrik; dan Rp13,5 miliar untuk perluasan gudang bahan baku dan barang jadi. Untuk tahun anggaran 2022, SAMF merencanakan pengadaan kantor pemasaran di Sampit dan Pekanbaru dengan anggaran Rp5 miliar.
“Peningkatan kapasitas ini berupa penambahan line produksi ke-3 di PT Dupan Anugerah Lestari yang berlokasi di Kawasan Industri Saraswanti Group di Mojokerto, Jawa Timur. Dengan demikian, ini adalah line produksi pupuk NPK Granul ke-7 yang dimiliki oleh SAMF,” ujarnya dalam keterbukaan informasi kepada bursa efek Indonesia.
Pembangunan sarana pendukung line produksi telah memasuki progres akhir. Mesin-mesin utama yang diimpor dari India akan masuk pada bulan Januari 2022. Diharapkan, penambahan kapasitas ini telah dapat dioperasikan pada akhir triwulan ke-3 tahun 2022.
Ir. Yahya Taufik berharap, dengan upaya penambahan kapasitas pabrik tersebut dapat memenuhi permintaan pupuk yang melonjak signifikan serta meningkatkan pangsa pasar SAMF.
Sebelumnya, Sekjen Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Achmad Tossin Sutawikara mengatakan, pangsa pasar pupuk komersil NPK dalam negeri masih didominasi oleh produsen pupuk swasta yang mencapai 80,42 persen atau 3.594.000 ton dari total produksi pupuk komersial (non subsidi). Selebihnya diproduksi Pupuk Indonesia Grup sebesar 10,89 persen atau setara 487.000 ton, dan 8,67 persen atau 387.879 ton berasal dari impor.
Menurut dia, produsen pupuk di Indonesia saat ini tidak hanya Pupuk Indonesia Grup, ada juga perusahaan swasta yang memproduksi pupuk seperti Wilmar Grup, Saraswanti Anugerah Makmur, Saprotan Utama, Polowijo dan lainnya.
Menurut data APPI, kapasitas produksi pupuk dari Wilmar Group sekitar 2.000.000 ton, Saraswanti Anugerah Utama sekitar 500.000 ton, Saprotan Utama sekitar 100.000 ton, Hanampi sekitar 300.000 ton, Polowijo sekitar 120.000 ton, NPG sekitar 174.000 ton, Randoetatah Cemerlang sekitar 200.000 ton, serta Jadi Mas dengan kapasitas sekitar 200.000 ton.
Menanggapi isu terkait harga pupuk komersil yang dianggap tinggi, Tossin menerangkan bahwa tren harga pupuk memang sedang mengalami kenaikan, yang disebabkan pandemi global dan melonjaknya harga komoditas di pasar Internasional yang turut mempengaruhi harga pokok produksi pupuk di Indonesia.
Komoditas dimaksud yakni amoniak, phosphate rock, dan KCl (bahan baku NPK), gas hingga minyak bumi. Selain dipicu adanya konflik pasokan gas antara Rusia, Eropa dan Amerika Serikat, harga komoditas naik lantaran pandemi COVID-19 menyebabkan negara-negara eksportir pupuk seperti Rusia dan China mengambil kebijakan untuk menahan ekspornya demi mengutamakan kebutuhan dalam negeri.
Di sisi lain, di Indonesia pangsa pasar NPK masih terbilang besar, sebab saat ini potensi kebutuhan nasional pupuk jenis NPK sebesar 13.549.645 ton. Dari total potensi tersebut, Pupuk Indonesia Group mensuplai 3.187.000 ton atau setara 23,5 persen, terdiri dari kebutuhan subsidi 2.700.000 ton atau 19,9 persen dan non subsidi 487.000 ton atau 3,6 persen.
Selain Pupuk Indonesia Grup, produsen pupuk swasta berkontribusi memproduksi 3.594.000 ton atau 26,52 persen dan produk impor 387.879 ton atau setara 2,8 persen. Jika di total, suplai pupuk NPK di dalam negeri baru sebesar 7.168.879 ton dari total kebutuhan yang mencapai 13,5 juta ton lebih.
Secara teoritis terdapat potensi kebutuhan yang belum tergarap sebesar 6.380.766 ton atau setara dengan 47,09 persen dari kebutuhan nasional.(*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 245 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 245 database, klik di sini
- Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:
detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:
Atau simak video berikut ini: