Duniaindustri.com (November 2015) – Debut penawaran saham perdana (IPO) dari Japan Post, konglomerasi bisnis di Jepang, meraup dana segar US$ 11,5 miliar, atau Rp 155,2 triliun, terbesar sepanjang tahun ini. Penggalangan dana melalui penjualan saham perdana itu juga tercatat dalam 12 besar IPO global sepanjang masa.
Penawaran saham IPO Japan Post terdiri dari tiga entitas, Japan Post Holdings (divisi logistik), Japan Post Bank, dan Japan Post Insurance, menurut CNBC.com. Ketiga entitas itu melepas masing-masing 11% dari sahamnya. Pada perdagangan debut IPO, saham ketiganya melonjak hingga 15,5%.
Kombinasi tiga entitas Japan Post dalam IPO ini membuat kapitalisasi pasarnya melonjak melampaui 13 triliun yen. Analis dan broker di Jepang menilai Japan Post merupakan salah satu merek ternama di negeri itu sehingga dapat memberikan dividen yang lebih besar dibanding suku bunga bank yang mendekati 0%.
Debut saham IPO Japan Post juga membuat saham-saham di Asia ikut menguat seiring ekspektasi perbaikan sistem perbankan Jepang dan pemulihan ekonomi negara sakura tersebut.
Penggalangan dana IPO global terbesar dalam sejarah masih dipegang raksasa e-commerce asal China, Alibaba, yang tercatat US$ 25 miliar, atau setara Rp 250 triliun yang dilakukan pada 2014.
Berikut ini daftar IPO terbesar sepanjang masa. Setelah Alibaba, AgBank dengan perolehan dana IPO sebesar US$ 22,1 miliar. Bank agrikultur asal China ini menggelar debut IPO pada 2010 di Hong Kong dan Shanghai.
Kemudian, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) merangsek ke publik pada 2006 dengan perolehan dana segar hasil IPO sebesar US$ 21,9 miliar. Saham ICBC juga diperdagangkan di bursa Hong Kong dan Shanghai.
Disusul, AIA Group, unit bisnis raksasa asuransi asal Amerika Serikat, AIG, yang go public pada 2010 dengan meraup dana segar US$ 20,5 miliar. Saham AIA Group diperdagangkan di bursa Hong Kong.
Visa Inc menyusul di peringkat selanjutnya. Raksasa kartu kredit dan sistem pembayaran asal AS ini mengantongi dana hasil IPO sebesar US$ 19,6 miliar. Debut saham IPO Visa digelar di bursa New York pada 2008.
Peringkat berikutnya diduduki perusahaan asal Jepang. NTT DoCoMo, raksasa operator telekomunikasi, meraup US$ 18,4 miliar saat menggelar debut saham IPO di bursa Tokyo pada 1998.
Posisi ketujuh ditempati raksasa otomotif asal AS. Setelah satu setengah tahun menerima dana talangan dari pemerintah untuk menghindari kebangkrutan, General Motors menggelar IPO pada 2010 dengan mengantongi dana segar US$ 18,1 miliar. Simbol industri otomotif AS ini kembali ke pasar modal dengan menggelar IPO di bursa New York dan Toronto.
Posisi kedelapan datang dari daratan Eropa. Perusahaan energi asal Italia, Enel, meraih dana IPO US$ 17,4 miliar setelah dual listing di bursa Milan dan New York pada 1999.
Kesembilan diisi superstar media sosial yang dibidani Mark Zuckenberg, Facebook, dengan perolehan dana IPO sebesar US$ 16 miliar. Raksasa sosial media ini menjadi perusahaan teknologi informasi dengan perolehan dana IPO terbesar, saat menggelar IPO pada 2012 di bursa New York.
BUMN Jepang, Nippon Telegraph & Telephone Corp (NTT), berada di posisi kesepuluh setelah menggelar privatisasi melalui IPO pada 1986 di bursa Tokyo dengan perolehan dana US$ 13,6 miliar.
Terakhir, Deutsche Telekom, raksasa telekomunikasi asal Jerman meraup US$ 13 miliar dari IPO di bursa Frankfurt, New York, dan Tokyo pada 1996.(/*tim redaksi 01)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: