Latest News
You are here: Home | Semen | Daya Serap Belanja Pemerintah Dinilai Rendah, Realisasi 62% dalam 10 Bulan
Daya Serap Belanja Pemerintah Dinilai Rendah, Realisasi 62% dalam 10 Bulan

Daya Serap Belanja Pemerintah Dinilai Rendah, Realisasi 62% dalam 10 Bulan

Duniaindustri.com (November 2022) — Dalam Seminar Strategi Capai Ekonomi Kuat & Berkelanjutan di Tengah Risiko Sri Mulyani  mengungkapkan bahwa masih ada dana sekitar 1.200 Triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tersisa dan belum diserap yang tersebar diseluruh kementrian, lembaga dan daerah. Penyerapan anggaran hingga akhir September 2022 belanja negara baru terealisasi Rp1.913,9 triliun atau sekitar 61,6 persen dari target Rp3.106,4 triliun.

Itu berarti masih ada sisa APBN sebesar Rp1.200 triliun yang harus diserap di sisa 2 bulan ini hingga akhir tahun 2022. “Dari data tersebut dapat diprediksi bahwa penyerapan anggaran yang tersisa hanya mampu menyerap maksimal 70 persen. Bila melampaui hal tersebut, sudah pasti spending tidak berkualitas (sekedar kejar tayang),” ujar Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.

Dia menilai pemerintah tidak peka bahwa di masa pelemahan ekonomi pasca COVID 19, goverment spending adalah game changer untuk memulihan ekonomi. “Pantas saja bila pertumbuhan semester 1 2022 kita kalah dengan negara tetangga seperti VIetnam dan Malaysia. Karena spending mereka lebih baik dan lebih berkualitas,” jelasnya.

Menurut dia, pemerintah harus evaluasi seputar perencanaan spending dari awal tahun. Karena dengan penyerapan anggaran yang tidak maksimal ini bisa menjadi bukti gagal perencanaan yang tentunya menyebabkan gagalnya eksekusi. “Ini sangat memperihatinkan!”

Ini semakin menambah inkonsistensi pernyataan yang disampaikan pemerintah beberapa bulan lalu bahwa subsidi BBM membuat APBN jebol yang kenyataannya ada sisa APBN yang belum diserap dan harus dihabiskan.

Dia menyarankan dana Rp 1.200 triliun bisa dikeluarkan untuk memperbesar bantalan ketahanan pangan dan energi. Termasuk didalamnya menyiapkan persediaan pangan dan energi untuk 6 bulan  tahun 2023. dimana Kelangkaan pangan dan energi mulai terjadi pada kuartal kedua 2023. ini harus segera disiapkan dari kuartal ke-4 2022 ini.

“Menteri Keuangan mempunyai otoritas kuat dalam mengendalikan APBN, dana sebesar itu bisa juga digunakan untuk meringankan beban masyarakat jika di re-alokasi ke subsidi BBM dan penguatan ketahanan pangan. Dengan demikian diharapkan akan menekan inflasi yang sedang terjadi akibat kenaikan BBM,” ujarnya.

Jika pemerintah benar-benar pro rakyat maka realokasi sisa anggaran APBN untuk BBM ini penting untuk dilakukan sebagai jawaban atas aspirasi rakyat yang banyak disuarakan oleh asosiasi buruh dan mahasiswa melalui unjuk rasa  yang telah dilakukan di berbagai wilayah beberapa waktu lalu pasca kenaikan BBM.

Ini kesempatan pemerintah untuk bisa memanfaatkan sisa APBN tersebut untuk menangani persoalan-persoalan yang seharusnya menjadi prioritas. Dan saat ini permasalahan besar yang harus ditangani adalah persoalan lemahnya daya beli masyarakat.

Pemerintah harus cepat melakukan realokasi anggaran ini sehingga bisa mencegah dampak inflasi yang lebih buruk. Walaupun agak terlambat setidaknya masih ada legacy baik pemerintah menjelang akhir masa jabatan. (*/berbagai sumber/tim redaksi 08/Safarudin/Indra)

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 256 database, klik di sini
  • Butuh 25 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 11 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

Atau simak video berikut ini:

Contoh testimoni hasil survei daerah:

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top