Duniaindustri.com (Juni 2025) — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Indonesia Investment Authority (INA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) (TPIA) resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pembangunan pabrik kimia Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC). Proyek strategis ini mengusung nilai investasi hingga USD 800 juta atau sekitar Rp13 triliun, dengan tujuan memperkuat industri kimia nasional dan mendukung agenda hilirisasi ekonomi Indonesia.
Pabrik CA-EDC akan dibangun dan dikelola oleh anak usaha Chandra Asri, PT Chandra Asri Alkali (CAA). Pada tahap pertama, pabrik ditargetkan memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 ton soda kaustik padat per tahun (setara 827.000 ton bentuk cair) dan 500.000 ton etilen diklorida (EDC). Produksi ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan kimia strategis.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan memiliki peran penting dalam membangun fondasi industri kimia jangka panjang di Indonesia. “Investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan impor pada produk-produk penting seperti soda api dan EDC. Kami menyambut mitra global yang memiliki visi serupa untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi di Asia,” ujar Pandu, dalam siaran pers, kemarin.
CEO INA, Ridha Wirakusumah, menambahkan bahwa kemitraan ini merupakan bentuk komitmen jangka panjang untuk memperkuat kapasitas industri dalam negeri. “Dengan menggabungkan kekuatan investor institusional dan pelaku industri, kami tidak hanya menjawab isu keamanan pasokan strategis tetapi juga membangun dasar pertumbuhan industri jangka panjang yang memperkuat daya saing Indonesia di ekonomi global,” jelasnya.
Proyek ini juga memiliki dimensi strategis terhadap sektor hilir seperti pemrosesan nikel, penyulingan alumina, serta industri pengolahan air, sabun, dan deterjen. Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menilai masuknya Danantara dan INA sebagai bentuk kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan industri kimia Indonesia. “Kolaborasi ini membangun fondasi kuat untuk pembangunan industri yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Tahap kedua dari proyek ini akan difokuskan pada perluasan kapasitas produksi serta pengembangan produk turunan berbasis klorin. Studi kelayakan saat ini sedang dilakukan untuk mengevaluasi potensi produk hilir, dengan tujuan meningkatkan efisiensi rantai pasok dan menciptakan nilai tambah lebih besar dalam industri kimia nasional.
Dampak ekonomi dari proyek ini diperkirakan signifikan. Sebagian produksi EDC akan diekspor dan berpotensi menghasilkan devisa hingga Rp5 triliun per tahun. Sementara itu, substitusi impor soda kaustik diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp4,9 triliun per tahun. Selain menciptakan efisiensi, proyek ini juga diproyeksikan membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di kawasan sekitar pabrik.
Pandu menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen Danantara untuk menanamkan investasi pada sektor-sektor utama yang memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. “Industrialisasi hilir adalah kunci transformasi ekonomi Indonesia dan membuka peluang besar bagi investor visioner,” tegasnya.
Dengan kolaborasi strategis ini, Indonesia diharapkan mampu memperkuat ketahanan pasokan bahan baku penting, memperluas ekspor produk kimia, serta memperkuat posisi industri nasional dalam rantai nilai global.(*/tim redaksi 09)
Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 305 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di siniDatabase Riset Data Spesifik Lainnya:
- Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 305 database, klik di sini
- Butuh 28 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
- Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
- Butuh 20 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
- Butuh 21 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
- Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
- Butuh 17 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
- Butuh 9 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
- Butuh 7 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
- Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
- Butuh copywriter specialist, klik di sini
- Butuh content provider (online branding), klik di sini
- Butuh market report dan market research, klik di sini
- Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
- Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customize direktori database perusahaan, klik di sini
Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik
Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”
Atau simak video berikut ini:
Contoh testimoni hasil survei daerah: