Duniaindustri.com (September 2015) – Pemerintah sedang bernegosiasi dengan China untuk mempercepat pencairan pinjaman sekitar Rp 9 triliun untuk pembangunan ruas jalan tol di sejumlah daerah di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) diperkirakan menyerap pinjaman dari China senilai Rp9 triliun pada tahun ini.
“Utang sebesar Rp9 triliun itu akan digunakan untuk jalan tol, antara lain Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) senilai Rp3 triliun, Solo-Kertosono Rp3 triliun, Manado-Bitung Rp2 triliun dan Balikpapan-Samarinda Rp1 triliun,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Namun demikian, lanjut Basuki, untuk mencairkan pinjaman tersebut, pemerintah membutuhkan waktu setidaknya tiga bulan. Basuki menjelaskan pihaknya akan menyurati Bappenas dan Kementerian Keuangan agar mempercepat pencairan dana-dana tersebut. Dia pun optimistis pinjaman tersebut segera cair. Terlebih, lanjut dia, bulan ini ditargetkan digelar pertemuan antara Kementerian PUPR dengan pemerintah China.
“Saya tantang mereka (China) agar percepat loan agreement dan tidak main-main. Sebelumnya saya bilang gitu pada penandatanganan kontrak Cisumdawu, dan nyatanya, bank eksim mereka akan datang bulan depan, bertemu saya,” tuturnya.
Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menggandeng Bank Mandiri dan BNI untuk pendanaan proyek tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKT) dengan investasi Rp 4 triliun. “Kami didukung sindikasi perbankan nasional, khususnya Mandiri dan BNI,” kata Dirut PT Jasa Marga Adityawarman kepada pers. Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dibangun sepanjang 61,7 kilometer.
Adityawarman menjelaskan, pendanaan proyek tersebut, sekitar 70% bersumber dari pendanaan sindikasi perbankan dan sisanya adalah ekuitas. Dia optimistis proyek tersebut akan didukung sindikasi perbankan karena investment return ratio (IRR) ruas ini cukup tinggi yakni 17 persen dengan lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada awal pengoperasian sebesar 18 ribu kendaraan.
Namun, Aditya belum bersedia merinci berapa nilai pinjaman dari kedua bank nasional itu untuk proyek tersebut. “Yang jelas, kami memiliki konsesi untuk tol tersebut selama 40 tahun,” katanya.
Adityawarman menyebut, keterlibatan pihaknya bersama konsorsium pada proyek tersebut setelah ditetapkan Menteri PU sebagai pemenang tender investasi Jalan Tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi melalui Surat Nomor KU.03.01.Mn/476, Tanggal 4 September 2014.
Konsorsium BUMN itu terdiri dari PT Jasa Marga, PT Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Hutama Karya dan kini sedang memproses pembentukan Badan Usaha Jalan Tol bernama PT Jasamarga Kualanamu Tol dengan komposisi saham, Jasa Marga 55 persen, Waskita Karya, PP dan Hutama Karya masing-masing 15 persen.
Tol kedua Adityawarman juga menambahkan, Pulau Sumatera sampai dengan saat ini baru memiliki satu ruas jalan tol yaitu Jalan Tol Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa) sepanjang 34 km yang sudah dioperasikan Jasa Marga sejak 1986.
Setelah 28 tahun, akhirnya, lanjut dia, masyarakat di Pulau Sumatera akan memiliki jalan tol kedua yaitu Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 km dan akan tersambung dengan jalan tol Belmera.
Jalan tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi ini sebagian ruasnya dibangun oleh pemerintah, yaitu Ruas Tanjung Morawa-Perbarakan-Kualanamu sepanjang 17,8 km. Sedangkan sisanya Ruas Perbarakan – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi sepanjang 43,9 km akan dibangun oleh konsorsium.
“Targetnya, jika proses pembebasan lahan lancar, maka secara keseluruhan akan diselesaikan pada 2017. Sebelum itu, secara bertahap sudah bisa dioperasikan,” demikian Adityawarman.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: