Duniaindustri.com (Juli 2016) – Pasca libur Lebaran, bursa saham Indonesia tambah bersemangat dengan kenaikan yang cukup signifikan pada perdagangan sesi I, naik 93 poin (+1,87%) melampaui 5.064 poin, menyusul cukup derasnya dana asing masuk. Hal ini juga selaras dengan pernyataan guru investasi global Mark Mobius yang menyebutkan keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit) akan mempercepat pergeseran “pusat gravitasi” pasar ke Asia.
Mengikuti penguatan saham-saham di Asia, bursa saham Indonesia (indeks harga saham gabungan/IHSG) tampak kokoh menembus level psikologis 5.000 poin ditopang penguatan saham-saham Lq45 dan small cap. Saham PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) menjadi salah satu top gainer dengan penguatan 50 poin (16,5%) ke level Rp 352, atau meningkat 286% dalam waktu empat bulan terakhir dari posisi Rp 91 di April 2016.
Mark Mobius menilai pasar Asia akan menjadi pusat gravitasi pasar dan akan menampung dana pergeseran dari pusat gravitasi lainnya. “Akan semakin banyak, lebih banyak lagi transaksi (IPO) yang menuju ke arah tersebut,” ujar Mobius. Ia mengakui telah “sangat salah” meramalkan Brexit, yang disebutnya sebagai “kejadian menakjubkan.”
“Saya yakin Inggris sekarang mulai berpikir ulang,” katanya seperti dikutip CNBC.
Melemahnya kerjasama ekonomi di Eropa, menurutnya, akan menguntungkan Asia. “Belum ada yang benar-benar terjadi saat ini, karena orang masih terkejut seperti rusa yang terpapar lampu sorot,” kata Mobius.
“Tapi ketika kita sudah tenang dan mulai memikirkan masa depan, masalah ini akan terus melekat di benak mereka,” tegasnya.
Mobius berpendapat, kecepatan China untuk mengambangkan mata uangnya akan menjadi faktor penentu seberapa cepat penguatan transaksi dan IPO saham di Asia.
Untuk mengatasi kemunduruan tersebut, Mobius menambahkan, Amerika Serikat akan melakukan kerja sama perdagangan dengan China, alih-alih mengupayakan pendekatan yang diajurkan oleh calon presiden Donald Trump. Ia meyakini, China akan terbuka untuk bekerja sama dengan AS.
“AS benar-benar harus bertindak menyikapi apa yang dilakukan China. Dan saya percaya jalan terbaik untuk mereka adalah bekerja sama dan bergabung dengan China,” papar Mobius. “Ada dua negara besar di sini. Jika mereka bekerja sama, akan menguntungkan bagi kita semua.”
Mobius menilai kesepakatan perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership, yang ditentang Trump dan rivalnya Hillary Clnton, sebaiknya menyertakan China. “Tidak masuk akal untuk tidak menyertakan China,” karena Beijing berperan sangat besar di kawasan tersebut.
Kepada investor, Mobius menyarankan untuk memusatkan perhatian ke Timur. “Dengan melemahnya pasar AS dan apa yang terjadi di Eropa, orang akan semakin memikirkan diversifikasi. Mereka sangat membebani emerging markets,” ungkapnya.(*/berbagai sumber/tim redaksi 02)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: