Latest News
You are here: Home | Umum | Dampak Lanjutan Pandemi, Ancaman Kekeringan Likuiditas dan Kredit Macet Finansial
Dampak Lanjutan Pandemi, Ancaman Kekeringan Likuiditas dan Kredit Macet Finansial

Dampak Lanjutan Pandemi, Ancaman Kekeringan Likuiditas dan Kredit Macet Finansial

Duniaindustri.com (April 2020) – Pandemi global virus corona yang mengubah iklim bisnis di sebagian besar negara terus memberikan efek lanjutan di sektor hilir. Kabar terbaru menyebutkan adanya ancaman yang serius dengan kekeringan likuiditas koperasi sebagai lembaga pembiayaan rakyat.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Indonesia menghadapi ancaman kekeringan likuiditas terdampak wabah virus korona. Berbagai kegiatan usaha anggota koperasi terganggu bahkan sebagaian tutup sementara waktu, sehingga pengembalian dana pinjaman ke koperasi tersendat.

Di saat yang sama, ada beberapa anggota koperasi yang melakukan penarikan dana simpanannya untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat di tengah pandemi virus korona. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan dalam video conference dengan media di Jakarta, Kamis (23/4).

Rully mengatakan, ancaman kekeringan likuiditas ini telah menjadi perhatian pemerintah, khususnya Kementerian Koperasi dan UKM, untuk segera dicarikan solusinya. Meskipun ada kemungkinan untuk menyuntikkan likuiditas pada KSP yang tengah kesulitan, namun saat ini pihaknya harus memastikan langkah yang mengaku pada peraturan yang berlaku.

“Kita pernah menghadapi pengalaman masa lalu saat kejadian krisis seperti ini, namun buntutnya panjang yaitu kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Nah kita tidak ingin memberi bantuan likudiitas, tapi kemudian nanti ada persoalan seperti BLBI,” kata Rully.

Oleh karena itu, untuk sementara waktu Kementeri Koperasi meminta kepada KSP-KSP di seluruh Indonesia untuk memberikan pemahaman kepada anggotanya agar melakukan penarikan dana simpanannya secara wajar, sekaligus untuk membantu menjaga kelngsungan koperasi agar etap hidup di tengah himpitan kondisi ekonomi saat ini.

Sementara itu, pemerintah akan melakukan upaya-upaya penanganan untuk mengatasi kekeringan likuiditas di koperasi, salah satunya dengan memanfaatkan Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Koperasi dan UKM yaitu Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

“Intinya kami dukung penyelesaian kekeringan likuiditas ini, tapi saya tegaskan tadi bahwa rasional sajalah dalam melakukan penarikan dana simpanan (pada koperasi). Kalau hanya butuh Rp100 juta ya jangan sampai melebihi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama LPDB Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM), Supomo menegaskan akan terus berupaya membantu koperasi melalui penyaluran pembiayaan. Selama syarat dan ketentuannya terpenuhi, ujarnya, LPDB kapanpun akan siap untuk membantu mencukupi kekeringan likuiditas yang dibutuhkan.

Ia mengungkapkan, saat ini LPDB telah melakukan berbagai penyederhanaan persyaratan bagi koperasi dalam mengajukan pinjaman. “Kita lakukan reformasi melalui penyederhanaan persyaratan tanpa meninggalkan kredibilitas. Intinya kita siap salurkan pembiyaan, namun jangan sampai salah sasaran,” papar Supomo.

Menurutnya saat ini LPDB sedang melakukan pemetaan kebutuhan likuiditas KSP-KSP secara nasional. Tahun ini LPDB memiliki pagu anggaran sebesar Rp 1,8 triliun. Sekitar 70% dari pagu tersebut ditargetkan dapat disalurkan ke koperasi produktif.

“Hampir semua KSP datang berbondong-bondong untuk memenuhi kebutuhan likuditasnya, kita masih menghitung berapa likuiditas yang mereka butuhkan,” ujar Supomo.

Sementara itu, kebijakan relaksasi kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama pandemi virus corona (covid-19) dinilai bisa mengguncang industri keuangan jika tidak dilakukan secara hati-hati. Apabila kebijakan tersebut diterapkan tidak tepat sasaran dan dimanfaatkan oleh debitur nakal, lembaga keuangan seperti bank bisa terancam merugi.

Hal itu ditegaskan oleh Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, mengomentari kebijakan relaksasi kredit di Jakarta, Senin (30/3). Karena itu, Agus meminta pemerintah dan otoritas moneter untuk lebih cermat dalam menerapkan kebijakan relaksasi kredit bagi UMKM.

Menurut Agus, arahan Presiden Jokowi yang diwujudkan melalui POJK No 11/POJK.03/2020 untuk relaksasi kredit harus dicermati lebih dalam. Sebab relaksasi kredit tersebut hanya diperuntukkan untuk pelaku usaha, yang berdampak langsung terhadap daya beli yang menurun akibat penyebaran virus corona dan bukan untuk seluruh debitor.

“Relaksasi ini bukan bermakna penundaan cicilan secara keseluruhan. Kewajiban bunga pun perlu tetap dibayar,” kata Agus.(*/berbagai sumber/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)
Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top