Latest News
You are here: Home | Kimia | Dampak Lanjutan Covid-19, Kontraksi Industri Pengolahan serta Ancaman Kredit Macet
Dampak Lanjutan Covid-19, Kontraksi Industri Pengolahan serta Ancaman Kredit Macet

Dampak Lanjutan Covid-19, Kontraksi Industri Pengolahan serta Ancaman Kredit Macet

Duniaindustri.com (April 2020) – Pandemi virus corona (covid-19) memicu dampak lanjutan yang terus bergulir di sejumlah sektor usaha, setelah melumpuhkan sektor pariwisata dan perhotelan. Industri pengolahan juga merasakan dampak berupa kontraksi produksi akibat penurunan utilisasi pabrik, bahkan penghentian sementara operasional, sebagai dampak paling ekstrem.

Kontraksi produksi industri pengolahan tercermin dari indeks manufaktur pada triwulan 1 2020. Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia di triwulan I 2020 berada dalam zona kontraksi, yaitu sebesar 45,64%, turun dari 51,50% pada triwulan IV-2019 dan 52,65% pada triwulan I-2019.

Bank Indonesia dalam keterangan tertulis, Senin (13/4), menyatakan penurunan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI Bank Indonesia, dengan penurunan terdalam pada komponen volume produksi, disebabkan penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat COVID-19. Secara sektoral, hampir seluruh subsektor mencatatkan kontraksi pada triwulan I-2020 kecuali subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau.

Pada triwulan II-2020, kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan sedikit membaik meskipun masih berada pada fase kontraksi. PMI Bank Indonesia pada triwulan II-2020 diprakirakan sebesar 48,79%, meningkat dari 45,64% pada triwulan I-2020.

Perbaikan terutama disebabkan oleh ekspansi volume pesanan barang input dan volume persediaan barang jadi. Sementara itu, volume produksi dan penggunaan tenaga kerja juga membaik meskipun kedua komponen tersebut masih berada pada fase kontraksi.

Di sisi lain, sektor perbankan juga menghadapi ancaman kenaikan kredit macet akibat melemahnya aktivitas ekonomi selama pandemi covid-19. Potensi kenaikan kredit macet tercermin dari pelemahan harga saham bank-bank skala besar di pasar modal.

Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, menilai penurunan harga saham sejumlah bank besar, termasuk bank-bank BUMN tidak lepas dari kekhawatiran investor. Investor semakin cemas dengan prospek perekonomian nasional apabila wabah virus corona berlangsung begitu lama di Indonesia.

“Apabila ini terjadi, maka dunia usaha akan begitu terpukul. Keterpurukan ini akan terjadi di banyak sektor,” kata Hans.

Akibatnya investor memperkirakan akan terjadi lonjakan kredit macet bagi industri perbankan tak lama lagi. Ini memunculkan sentimen negatif yang membuat penurunan harga saham perbankan turut menekan IHSG secara keseluruhan. “Meskipun ada beberapa saham perbankan yang naik, tetapi secara umum saham perbankan memang sedang mengalami tekanan,” tutup Hans.

Selain ancaman kredit macet, perbankan juga menghadapi potensi restrukturisasi kredit sejalan dengan kebijakan pelonggaran dari regulator. Restrukturisasi dilakukan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melonggarkan aturan restrukturisasi untuk kredit sampai Rp 10 miliar. Dengan relaksasi itu, kredit yang direstrukturisasi akan otomatis masuk kategori lancar.

Restrukturisasi biasanya dilakukan melalui penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan pokok, pengurangan tunggakan bunga, penambahan fasilitas kredit dan konversi kredit jadi penyertaan modal sementara. (*/berbagai sumber/tim redaksi 07/Safarudin/Indra)

 

Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:

Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Customized Direktori Database

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:

  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 181 database, klik di sini
  • Butuh 24 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini
  • Butuh perusahaan konsultan marketing dan penjualan, klik di sini
  • Butuh menjaring konsumen korporasi dengan fitur customized direktori database perusahaan, klik di sini

Duniaindustri Line Up:

detektif industri pencarian data spesifik

Riset Pasar dan Data Outlook Kosmetik 2014-2020 (Top 10 Perusahaan Kosmetik & Market Analysis)
Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil)

Portofolio lainnya:

Buku “Rahasia Sukses Marketing, Direktori 2.552 Perusahaan Industri”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top