Duniaindustri.com (November 2015) – Bank Sentral Indonesia mempublikasikan data jumlah simpanan publik di bank atau dana pihak ketiga (DPK) per kuartal III 2015 sebesar Rp 4.322 triliun, tumbuh 11,5% secara tahunan. Meski tumbuh, terjadi perlambatan pertumbuhan dibanding DPK per Agustus tahun ini yang naik 12,6% menjadi Rp 4.216 triliun, menurut data perkembangan uang beredar Bank Indonesia.
Simpanan berbentuk giro pada September tercatat senilai Rp1.022,7 triliun atau meningkat dari Agustus yang senilai Rp977,4 triliun.
Simpanan giro dalam bentuk rupiah senilai Rp674,9 triliun atau naik tipis dari bulan Agustus yang senilai Rp639,6 triliun. Sementara simpanan giro dalam bentuk valuta asing tercatat senilai Rp347,8 triliu per September, naik tipis dari Agustus yang senilai Rp337,8 triliun.
Untuk simpanan tabungan pada September mencapai Rp1.296,3 triliun atau naik dari bulan Agustus tercatat senilai Rp1.256 triliun.
Dalam bentuk rupiah, simpanan tabungan pada bulan Agustus tercatat senilai Rp1.173,1 triliun, naik dari Agustus tercatat senilai Rp1.148,8 triliun.
Sementara itu, simpanan tabungan dalam bentuk valas tercatat per September mencapai Rp123,1 triliun, naik dari bulan sebelumnya yang senilai Rp107,2 triliun.
Untuk simpanan berjangka di perbankan pada bulan September tercatat Rp2.003,2 triliun, naik dari bulan Agustus tercatat senilai Rp1.982,9 triliun.
Simpanan berjangka dalam rupiah Rp1.706,4 triliun, naik dari Agustus tercatat Rp1.693,6 triliun. Dalam valas, simpanan berjangka per September Rp296,8 triliun atau meningkat per Agustus Rp289,3 triliun.
Perlambatan simpanan publik di bank juga dipengaruhi perlambatan perekonomian nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2015 sebesar 4,73%.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto, mengungkapkan, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini lebih baik dibanding pencapaian di kuartal sebelumnya. Tercatat, pada kuartal II 2015 pertumbuhan ekonomi RI di level 4,67% dan di kuartal I 2015 tercatat 4,72%.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat 4,73%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sampai dengan kuartal III ini sebesar 4,71%. Sementara nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) di angka Rp 2.311,2 triliun dan atas dasar harga berlaku (ADHB) di angka Rp 2.982,6 triliun,” katanya.
Daya Beli
Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Riyanto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2015 kemarin lebih baik jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI mengarah ke level 4,8% pada kuartal III 2015. Pertumbuhan ekonomi disumbang dari kenaikan penyerapan anggaran pemerintah.
“Prediksinya di bawah 5% atau tepatnya 4,8%. Tidak mungkin di atas 5%,” ujarnya.
Menurut dia, kontribusi dari konsumsi rumah tangga atau masyarakat belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi karena pelemahan daya beli.
Menurutnya, masyarakat terpukul dengan kenaikan harga bahan pangan dan barang-barang industri akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) di tahun lalu. Meski sudah diturunkan pada Januari ini, namun harga barang tidak ikut mengalami penyesuaian.
“Konsumsi rumah tangga tidak banyak, karena pukulan pelemahan harga beberapa komoditas. Orang jadi mengurangi pengeluaran. Saat harga BBM naik, harga sembako justru naik lebih tinggi. Tapi begitu turun, tidak mau ikut turun. Apalagi pelemahan rupiah memperparah keadaan,” terang Riyanto.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: