Duniaindustri.com (Januari 2014) — Banjir yang melanda sebagian wilayah di Indonesia telah melumpuhkan distribusi di Pantai Utara Pulau Jawa dan membawa dampak luas bagi pengusaha makanan dan minuman. Seiring dengan itu, harga komoditas pangan ikut terkerek dampak dari banjir.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengaku banjir sangat merugikan para pengusaha. Bahkan, kerugiannya hingga miliaran rupiah.
Dia menggambarkan dengan mengatakan total pendapatan industri ini seluruh Indonesia setiap tahunnya mencapai Rp 700 triliun. Sementara untuk wilayah Jabodetabek memiliki pangsa pasar sebesar 40% atau sekitar Rp 200 triliun.
“Jadi satu hari Rp 800 miliar pasar di Jabodetabek per tahun. Kalau saya perkirakan karena banjir jabodetabek saja, 25% kena dampak bajir, baik itu banjir total tidak bisa dimasuki atau pengiriman karena jalur putus. Jadi potensi kerugian Rp 200 miliar per hari kalau begini terus,” kata Adhi.
Adhi meminta pemerintah segera menyelesaikan permasalahan tahunan ini mengingat pergerakan usaha mereka juga akan ikut terimbas. “Oleh sebab itu pemerintah perlu memikirkan solusi untuk mengatasi ini, belum kita pikirkan industri yang berhenti, baik akibat bajir karena PLN yang mematikan listrik,” katanya.
Lebih lanjut Adhi mengaku meski harus menanggung kerugian, namun para pengusaha makanan dan minuman dipastikan tidak akan menaikkan harga jual produknya. “Itu kerugiannya juga cukup luar biasa, namun demikian ini sifatnya sementara dan di bencana, oleh sebab itu penguasaha saya pikir tidak akan memasukkan ke biaya penjualan,” tutup dia.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan cuaca yang sudah mulai menimbulkan banjir akan berdampak pada naiknya harga pangan. Ketua Kadin, Suryo Bambang Sulisto mengatakan pemerintah seharusnya mengantisipasi pada logistik agar harga pangan tidak naik.
“Banjir ini sebenarnya masalah logistik dengan itu akan menyebabkan naiknya harga pangan,” ujar Suryo.
Menurut dia, arus logistik terganggu akibat banjir, pemerintah seharusnya sudah mengantisipasi. Ia menjelaskan antisipasi berbentuk persiapan cadangan pangan. “Maksudnya apakah sudah ada cadangan pangan yang cukup,” ucap dia.
Curah hujan tinggi dan banjir yang merendam beberapa titik di wilayah Jabodetabek menyebabkan distribusi bahan kebutuhan pokok dan sayuran mengalami gangguan. Hal itu berdampak pada harga komoditas pangan.
Namun Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan kenaikan harga akibat hal tersebut masih dalam batas normal. “Untuk Jakarta secara umum, harga bahan kebutuhan pokok masih relatif stabil. Kalau pun ada pergerakan harga hanya sebesar 1%-3% dalam seminggu dan itu masih dalam kategori normal,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.
Namun Bayu mengakui jika pasokan turun. Misalkan khusus untuk pasokan besar ke pusat penjualan di Pasar Induk Cipinang. Jika biasanya pasokan beras yang masuk ke pasar tersebut mencapai 2.500 hingga 3 ribu ton per hari, namun dalam beberapa hari terakhir pasokan turun menjadi 2.000 hingga 2.100 ton per hari. Hal ini lantaran adanya gangguan distribusi dari Karawang dan Cirebon akibat banjir.
Lebih lanjut Bayu mengungkapkan stok beras di Pasar Induk Cipinang saat ini masih sekitar 32.700 ton. Jumlah ini masih mencukupi untuk memenuhi pelayanan normal dari pasar tersebut sekitar 11-12 hari mendatang untuk memasok ke wilayah Jabodetabek dan antar pulau.
“Hari ini saja sampai jam 10 tadi sudah masuk sekitar 550 ton, mudah-mudahan hari ini sampai sore atau malam yang masuk ke Cipinang tidak lebih rendah dari 2 ribu ton. Ini artinya stok itu masih aman dan tidak ada kenaikan harga yang berarti untuk beras,” kata dia.
Sebagai langkah antisipasi kurangnya pasokan bahan kebutuhan pokok dan produk holtikultura, Bayu mengatakan bahwa Kemendag dan pihak-pihak terkait telah mengupayakan penyediaan stok pada pusat distribusi guna menjamin tidak terjadi kelangkaan pasokan.
“Sedang kita siapkan sampai akhir Januari ini, kalau lebih dari itu (Januari), kita akan lakukan langkah dalam waktu seminggu sampai 10 hari kedepan,” tandas dia.(*/berbagai sumber)