Latest News
You are here: Home | Teknologi dan Informasi | Dalam Sehari, Konsumen Indonesia Habiskan 2,5 Jam Bermain Smartphone
Dalam Sehari, Konsumen Indonesia Habiskan 2,5 Jam Bermain Smartphone

Dalam Sehari, Konsumen Indonesia Habiskan 2,5 Jam Bermain Smartphone

Duniaindustri.com (November 2015) – Rata-rata konsumen di Indonesia menghabiskan 2,5 jam untuk bermain smartphone (ponsel) dibandingkan berinteraksi dengan sesama manusia, menurut riset TNS–perusahaan konsultan riset global. Hal tersebut setara dengan 17,5 jam setiap minggunya (waktu produktif) atau 38 hari dalam setahun.

Riset dan penelitian TNS dilakukan terhadap 60,500 orang pengguna internet di seluruh dunia, termasuk konsumen di Indonesia.
Keadaan yang kontradiktif dengan belahan dunia lainnya, terdapat sedikit perbedaan antara generasi pengguna smartphone (ponsel) di Indonesia, dimana kelompok usia 46 – 65 tahun menggunakan smartphone (ponsel) hampir sebanyak dengan kelompok milenial muda usia 16-30 tahun.

Kelompok milenial (berusia 16-30 tahun) di Indonesia adalah yang paling terhubung, dengan durasi penggunaan smartphone (ponsel) 2,5 jam setiap harinya. Mereka membagi waktu antara browsing sosial media sebesar 56%, menonton video 36%, dan belanja online 8%.

Suresh Subramanian, Managing Director TNS Indonesia, mengatakan “Indonesia adalah negara besar dengan banyak nuansa lokal, serta perilaku dan kebiasaan yang dapat digali para pemasar.”

Menurut dia, temuan baru dari Connected Life menyoroti bagaimana media tradisional masih berpengaruh untuk menggapai konsumen terhubung – terutama anak muda milenia; yang sebelumnya dianggap oleh brands hanya dapat digapai melalui sarana digital dan bukan yang tradisional.

Joseph Webb, Global Direktur Connected Life, mengatakan “Berbagai merek berlomba-lomba memenuhi keinginan konsumen dan tetap up-to-date memperbaharui platform, mereka harus mengatasi dua tantangan. Pertama, mereka perlu fokus pada content-driven dan konten viral berkesinambungan yang dapat mengena pada kelompok pengguna tersebut. Kedua mereka harus memilih untuk menggunakan platform digital. Merek tidak harus jatuh ke dalam perangkap dengan asumsi bahwa konsumen yang lebih muda berorientasi pada digital dan konsumen yang lebih tua dapat dengan mudah ditargetkan hanya melalui media tradisional. Pola dari pergeseran perilaku kelompok ini sangatlah penting guna pendekatan gabungan untuk kampanye pemasaran.”

Merek (brand) berusaha memahami bagaimana konsumen dapat menjangkau audiens tersebut menggunakan saluran baru ini. Namun perlu diingat gambaran yang lebih besar yaitu, kelompok milenial juga menghabiskan waktu selama 2,5 jam setiap hari dengan media tradisional seperti menonton TV dan mendengarkan radio. Bagi konsumen online yang lebih tua, mereka masih menggemari media tradisional, kelompok usia 46 – 65 tahun di Indonesia menghabiskan 3,1 jam setiap harinya untuk menonton TV.

Pasar barat, terutama Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan Perancis semakin sering berhadapan dengan “kesenjangan digital”, dimana generasi milenial-nya lebih memilih smartphone (ponsel), sementara generasi yang lebih tua masih menyukai TV, radio dan koran.

Namun di Indonesia, semua generasi mulai merambah saluran baru ini pada tingkat yang sama (tapi lebih lambat), termasuk generasi tua. Mereka yang online di usia 45 – 65 tahun mulai menggunakan media sosial, dimana 1 dari 3 orang (29%) menggunakan Facebook setiap hari. Dapat diartikan bahwa bisnis harus memberikan pendekatan seimbang, menciptakan kampanye yang dapat berjalan beriringan baik secara digital maupun tradisional guna menghibur semua generasi.(*/tim redaksi 05)

datapedia

DIVESTAMA2 (1)

desainbagus kecil

CONTACT US BY SOCIAL MEDIA:

TwitterLogo Like-us-on-Facebook

logo slideshare google-plus-logo

watch_us_on_youtube

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top