Latest News
You are here: Home | Agroindustri | Dalam Sebulan, Produsen Sawit Raup Devisa Ekspor Rp 12,24 Triliun
Dalam Sebulan, Produsen Sawit Raup Devisa Ekspor Rp 12,24 Triliun

Dalam Sebulan, Produsen Sawit Raup Devisa Ekspor Rp 12,24 Triliun

Duniaindustri.com – Sepanjang 2010, nilai devisa ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunan sawit Indonesia mencapai US$ 16,4 miliar, naik 50% lebih dari 2009 yang berjumlah US$ 10 miliar. Jika dihitung rata-rata, dalam sebulan ekspor CPO dan produk turunannya mencapai US$ 1,36 miliar atau Rp 12,24 triliun.

Rata-rata ekspor CPO pada 2010 meningkat tajam dibandingkan 2009 sebesar US$ 833 juta per bulan. Hal itu dipengaruhi tingginya harga CPO internasional pada tahun 2010. Pada tahun lalu, produksi CPO Indonesia mencapai 21 juta ton.

Data Kementerian Pertanian menyebutkan, luas areal kelapa sawit di Indonesia hingga 2009 mencapai 7,32 juta hektare meningkat 11,8% per tahun sejak 1980 yang baru mencapai 290 ribu hektare. Biaya produksi minyak sawit juga menjadi yang termurah dibandingkan minyak nabati lainnya, seperti soyabean oil, rapeseed oil, sunflower oil.

Data Oil World menyebutkan, untuk memproduksi 4,2 ton minyak sawit mentah dibutuhkan biaya produksi US$ 250. Sedangkan untuk memproduksi satu ton rapeseed oil, dibutuhkan biaya produksi US$ 375. Biaya produksi soyabean oil dan sunflower oil lebih tinggi lagi. Indonesia dan Malaysia menguasai 86% produksi CPO dunia. Indonesia menguasai 44,5% produksi CPO dunia, sedangkan Malaysia 41,3%.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengakui, terjadi peningkatan tajam ekspor CPO dan produk turunan sawit Indonesia pada 2010. Namun, nilai devisa ekspor per bulan berfluktuasi, dengan tren meningkat sejak kuartal I hingga kuartal IV 2010.

“Di kuartal I 2010, nilai ekspor CPO sebesar US$ 2,66 miliar. Angka itu meningkat menjadi US$ 3,04 miliar di kuartal II. Di kuartal III, nilai ekspor sudah mencapai US$ 4,46 miliar dan makin melonjak tajam menjadi US$ 6,32 miliar di kuartal IV 2010,” tutur Fadhil.
Secara volume, sepanjang Januari-Desember 2010 ekspor CPO Indonesia naik tipis 127.498 ton menjadi 15.656.349 ton, dibandingkan tahun sebelumnya 15.528.851 ton. Pertumbuhan ekspor CPO nasional didorong kenaikan pembelian oleh tiga konsumen utama yakni India, Cina, dan Uni Eropa.

Negara-negara Uni Eropa meningkatkan jumlah pembelian CPO dan produk turunannya dari Indonesia berjumlah 3.728.677 ton. Uni Eropa lebih banyak membeli CPO sebanyak 2.537.431 ton, RBD Stearin sebanyak 426.673 ton, RBD PO berjumlah 314.364 ton, RBD Olein sebesar 293.437 ton, PFAD berjumlah 148.069 ton, Crude Olein sebanyak 8.000 ton, dan Crude Stearin sebesar 700 ton.
“China mengimpor CPO dan turunannya dari Indonesia berjumlah 2.410.337 ton, di mana impor terbesar berupa produk RBD Olein berjumlah 1.491.948 ton. Selanjutnya, RBD Stearin sebesar 632.312 ton, CPO berjumlah 231.617 ton, PFAD mencapai 46.458 ton, dan RBD PO sebanyak 8.000 ton,” papar Fadhil.

Bangladesh membeli CPO dan produk turunan dari Indonesia berjumlah 629.529 ton, AS mengimpor 172.167 ton CPO dan produk turunannya dari Indonesia. Pakistan mengimpor 87.379 ton CPO dan produk turunannya yang turun drastis dari tahun lalu, karena tertundanya penyelesaian Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Pakistan. Ekspor CPO dan produk turunan Indonesia ke negara-negara lain berjumlah 2.889.182 ton.

Dari total ekspor CPO nasional, 15,6 juta ton ternyata masih didominasi ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang mencapai 8.779.940 ton (56,2%) dan sisanya produk turunan CPO berjumlah 6.876.405 ton (43,8%).(Tim redaksi/04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top