Latest News
You are here: Home | Semen | Dalam sebulan, Penjualan Semen Nasional Tembus Rp 4 Triliun
Dalam sebulan, Penjualan Semen Nasional Tembus Rp 4 Triliun

Dalam sebulan, Penjualan Semen Nasional Tembus Rp 4 Triliun

Duniaindustri (April 2011) – Untuk negeri sebesar Indonesia, tahukah anda berapa penjualan semen rata-rata per bulan? Tim redaksi duniaindustri mencoba membuat perhitungan sederhana berdasarkan rata-rata penjualan semen nasional pada 2010.

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan, penjualan semen di Indonesia 2010 sebanyak 40,7 juta ton atau meningkat 6% dari tahun 2009 sebesar 38,4 juta ton. Jika volume penjualan semen nasional dikalikan harga rata-rata per sak yang berisi 50 kilogram, diperoleh nilai pasar semen di Indonesia pada 2010 mencapai Rp 40,7 triliun.

Satu ton semen setara dengan 20 sak semen berisi 50 kilogram. Sedangkan harga semen pada tahun lalu berkisar Rp 49.000-Rp52.000 tergantung daerah atau apabila dirata-rata sekitar Rp 50.000 per sak isi 50 kilogram. Dengan begitu, dalam sebulan penjualan semen di Indonesia pada tahun 2010 sekitar Rp 4 triliun.

Rata-rata harga semen buatan PT Semen Gresik Tbk berada di kisaran Rp 50.000 per sak isi 50 kilogram (kg) pada 2010. PT Semen Bosowa menjual produksinya seharga Rp 50.000 per sak isi 50 kg. Sedangkan Semen Tiga Roda produksi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dijual Rp 48.000 hingga Rp 49.000 per sak.

Sementara harga jual semen produksi PT Semen Tonasa dan PT Semen Padang berkisar Rp 52.000 hingga Rp 53.000 per sak. Harga Semen Gresik dan Semen Tonasa lebih mahal karena masyarakat sekitar lebih banyak mengkonsumsi kedua merek tersebut.

Namun, pada 2012 Indonesia terancam kekurangan pasokan semen sekitar 5-6 juta ton, jika pertumbuhan penjualan melampaui 10% per tahun hingga 2012. Terlebih lagi, ekspansi dan pembangunan pabrik semen membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk mencapai tahap operasional.

Tidak heran, produsen semen di Indonesia berlomba-lomba menambah investasi dengan cara membangun pabrik, memodifikasi lini produksi, dan merevitalisasi mesin guna mengantisipasi kekurangan (shortage) di pasar domestik pada 2012.

Sepanjang 2010, tercatat enam perusahaan semen nasional menggelontorkan investasi hingga Rp 10 triliun atau US$ 1,1 miliar untuk menambah kapasitas produksi. Enam produsen semen itu adalah PT Semen Tonasa, PT Semen Gresik Tbk (SMGR), PT Semen Andalas, PT Semen Padang, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Semen Bosowa.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, produsen semen merek Tiga Roda, telah menggelontorkan dana sekitar US$ 50 juta untuk membangun mesin penggiling semen (cement mills) berkapasitas 1,5 juta ton di Cirebon. PT Semen Padang juga memodifikasi lini produksi guna menambah kapasitas pabrik sebesar 860 ribu ton. Dengan upaya itu, kapasitas PT Semen Padang naik dari 5,24 juta ton menjadi sekitar 3 juta ton.

”Pabrik baru Tonasa V akan berproduksi pada 2011. Sedangkan pabrik baru Tuban IV ditargetkan berproduksi 2012,” kata Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Tony Tanduk.

Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Trimuryono menilai, penjualan semen nasional pada tahun lalu cukup stabil, atau linear dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Sekitar 60-65% penjualan semen masih didominasi Pulau Jawa, sisanya di luar Pulau Jawa.

Urip memprediksi penjualan semen nasional pada 2011 berpotensi naik 6% menjadi 43 juta ton dibandingkan tahun 2010. “Tahun ini, industri semen masih banyak mendapatkan permintaan dari proyek infrastruktur, properti, dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa),” katanya.

Pada tahun lalu, Semen Gresik Group (PT Semen Gresik Tbk, PT Semen Padang, dan PT Semen Tonasa) menguasai 43% pasar semen nasional, disusul PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk yang memiliki pangsa 31%, PT Holcim Indonesia Tbk dengan pangsa 14%, dan produsen lainnya seperti PT Semen Bosowa, PT Semen Andalas, PT Semen Baturaja 12%.(Tim redaksi 03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top