Latest News
You are here: Home | Baja | China Nickel Resources Akuisisi Tambang Bijih Besi di Kalsel Rp 2,3 Triliun
China Nickel Resources Akuisisi Tambang Bijih Besi di Kalsel Rp 2,3 Triliun

China Nickel Resources Akuisisi Tambang Bijih Besi di Kalsel Rp 2,3 Triliun

Duniaindustri.com — China Nickel Resources Holdings Co Ltd, perusahaan induk dari sejumlah produsen baja khusus yang berbasis di China, mengakuisisi tambang nikel-bijih besi milik PT Yiwan Mining di Kalimantan Selatan senilai Rp2,3 triliun. Yiwan Mining mengoperasikan tambang di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, dengan cadangan 177 juta ton.

China Nickel Resources juga memegang saham mayoritas di PT Mandan Steel, perusahaan baja hulu, yang berencana membangun pabrik pengolahan bijih besi menjadi baja kasar di Kalsel. Keterangan manajemen kepada Bursa Efek Hong Kong menyebutkan pabrik baru Mandan Steel akan dibangun mulai 2012.

China Nickel Resources Holdings Company Limited melaporkan pendapatan konsolidasi tidak diaudit untuk enam bulan yang berakhir 30 Juni 2011 sebesar RMB 1,41 miliar dengan laba RMB 106.733.000. Peningkatan pendapatan terutama disebabkan oleh volume bisnis perdagangan bijih besi perusahaan meningkat 117% dari 699.499 ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi 1.520.853 ton tahun ini.

Minat besar perusahaan itu menunjukkan sumber daya alam Indonesia tetap menjadi incaran asing. Enam perusahaan asing yang bermitra dengan pengusaha lokal juga telah menanamkan modal sekitar US$ 500 juta – US$ 700 juta untuk menggarap pengolahan bijih besi yang terintegrasi dengan produksi baja.

Dari penelusuran tim redaksi duniaindustri diketahui, enam perusahaan asing itu adalah Salgaocar Mining Industries Pvt Ltd (India) yang membentuk perusahaan patungan dengan PT Sumba Prima Iron (SPI), anak usaha Merukh Enterprises, mengembangkan tambang bijih besi di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Timur, di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

PT Jogja Magasa Iron, anak usaha Indo Mines Ltd (perusahaan tambang asal Australia), berencana membangun pabrik pengolahan bijih besi menjadi besi mentah (pig iron) senilai US$ 600 juta di Kulon Progo yang ditargetkan beroperasi mulai 2013.

Perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), JSK International Resources Co Ltd, akan membangun pabrik pengolahan bijih besi di Provinsi Aceh dengan menginvestasikan dana sebesar US$ 1 juta. Tak ketinggalan, perusahaan tambang bijih besi PT Lhoong Setia Mining (LSM) mulai melakukan eksploitasi di kawasan Lhoong, Aceh Besar, dan telah melakukan ekspor sebanyak 18.000 ton bijih besi ke China sejak Desember 2008 hingga saat ini.

PT Meratus Jaya Iron and Steel, perusahaan patungan PT Krakatau Steel Tbk dan PT Aneka Tambang Tbk, juga menggarap pengolahan bijih besi di Kalimantan Selatan senilai Rp 1,1 triliun. PT Gainet International Indonesia (GII), perusahaan patungan China dan Indonesia, juga menggarap pengolahan bijih besi di Sumatera Barat.

Perusahaan asing asal India, China, dan Korea Selatan itu mengincar cadangan bijih besi di Indonesia sebagai sumber bahan baku utama produksi baja. Apalagi, produksi baja dunia pada tahun ini diperkirakan meningkat 8-10% seiring pemulihan ekonomi global pasca krisis 2008.

Meski cadangan bijih besi di Indonesia tersebar dan memiliki kadar FE rendah, dengan teknologi dan proses lanjutan yang tepat bijih besi dari Indonesia dapat dimanfaatkan optimal untuk produksi baja.

Tak heran, PT Jogja Magasa dikabarkan sudah memperoleh izin penambangan pasir besi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2008 dengan luas konsesi sekitar 3.000 ha dengan jangka waktu kontrak 30 tahun. Sedangkan PT Sumba Prima Iron akan menggandeng perusahaan asal Jerman (ESG Eisenerz-Stahl GmbH) untuk meningkatkan kadar FE bijih besi di Indonesia.

President Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh mengatakan, pembentukan perusahaan patungan bersama Salgaocar dilakukan untuk mempercepat eksplorasi dan eksploitasi tambang bijih besi di Pulau Sumba. “Dua tim teknis gabungan dari Sumba Prima Iron dan Salgaocar akan melakukan survei pendahuluan pada Agustus dan diperkirakan akhir 2011 tambang tersebut sudah berproduksi,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan JSK International Resources Co Ltd and Consortium, Park Sin Jae, telah menandatangani naskah kerjasama (MoA) dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Kerja sama Pemerintah Aceh dan investor Korea ini meliputi pertambangan, pabrik pemurnian bahan baku mentah, dan pengolahan bijih besi menjadi billet (baja setengah jadi).

Direktur Utama KS Fazwar Bujang mengatakan, pabrik pengolahan bijih besi yang terintegrasi dengan pabrik ironmaking hasil kerjasama PT Krakatau Steel Tbk (KS) dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang berlokasi di Kalimantan Selatan akan segera berproduksi di Agustus 2011. “Kami ditugaskan di Kalimantan saja, pabrik ironmaking-nya. Bulan Agustus sudah diproduksi,” ujarnya.

Dia mengatakan pada proyek senilai Rp 1,1 triliun ini, porsi saham KS adalah sebanyak 62% dan Antam sebesar 32%, serta bantuan pemerintah sekitar 5% untuk penyediaan lahan. “Di sana pabrik kami luasnya 30 hektare walaupun telah dapat izin 200 hektare,” ujarnya.

Sedangkan PT Gainet International Indonesia (GII) telah meresmikan pabrik pengolahan bijih besi di Sumatera Barat. Latar belakang investasi pabrik itu dilakukan karena diketahui Republik Rakyat China (RRC) kekurangan bijih besi untuk kebutuhan industri baja di Negeri Tirai Bambu itu. Untuk memenuhi kebutuhan bijih besi, investor China datang terlebih dahulu ke Sumatera Barat untuk mencari sumber bijih besi. “Karena itu terjadi kerjasama untuk mendirikan satu perusahaan, yang sekarang bernama PT Gainet International Indonesia,” ungkap Burhan Azis, Direktur PT Gainet International Indonesia.

Menurut dia, di Sumatera Barat terdapat lebih kurang 48 tambang bijih besi jenis magnetik, yang dibutuhkan oleh China. “Kami melihat kalau bijih besi itu tidak diolah sulit diterima oleh pabrik baja di dunia, bukan saja di China. Jadi harus diolah menjadi barang setengah jadi, kemudian baru bisa langsung digunakan di berbagai pabrik baja di China,” ujar Burhan.(Tim redaksi 03)

2 comments

  1. saya ingin melamar pekerjaan dan siap bekerja shift sesuai tanggung jawab saya dan sesuai prosedur perusahaan.pengalaman saya sebagai checker minning disalah satu perusahaan tambang biji besi yang pernah beroperasi di Kalsel.sebelumnya saya ucapkan terima kasih dan harapan saya supaya saya diberikan kesempatan untuk bekerja diperusahaan Pertambangan yang Bpk/Ibu pimpin..Hormat saya Trio BT hp: 087808684638

  2. Saya ingin menawarkan Lahan Tambang Biji Besi, tambang seluas 5000 ha di Seruyan Kalimantan Tengah akan dijual. Tambang seluas 5.000 ha ini terbagi 2 yakni seluas 3.000 ha dan 2.000 ha. Bisa beli semuanya atau sebagian.

    Bila ada Investor yang seirus saya bisa mempertemukan Kuasa Jual/Pemilik untuk bertemu mendiskusikan perihal tersebut.

    bila serius hubungi 081280072707, saya berdomisili diBogor.

    Salam,
    Dito ( Mediator)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top