Duniaindustri (Maret 2012) – China mendominasi perdagangan tekstil dunia dengan menguasai 42% pasar tekstil global di 2011. Perdagangan tekstil dunia ditaksir mencapai US$ 600 miliar di 2011.
Tahun 2012 permintaan tekstil dan produk tekstil (TPT) dunia diperkirakan menurun 12%. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, penurunan itu bisa terjadi karena terjadinya perlambatan ekonomi di dunia. “Permintaan TPT dunia akan turun 12% dari total perdagangan tekstil global US$ 600 miliar,” katanya.
Industri tekstil China akan mengalami penurunan terbesar secara global. “Minus terbesar terjadi di China. Tahun 2011, China turun 1,8%, dampaknya Indonesia sudah kebanjiran order. Apalagi kalau China turun 10%, kami sudah tenggelam karena terlalu banyak order,” ungkapnya.
Meski menurun, industri TPT China masih akan bertahan hingga 10 tahun mendatang. “Di sektor garmen, China sudah mulai beralih fokus, hanya untuk mengisi kebutuhan dalam negerinya sendiri,” ucapnya.
Jika diperbandingkan, industri tekstil Indonesia lebih unggul di sektor benang dan serat dibanding China. Namun, industri tekstil Indonesia kalah bersaing di sektor kain dibanding China. “Ada ketimpangan, kami belum sustainable,” ujarnya.
Ketimpangan itu antara lain adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 255/2011 tentang perubahan atas PMK No 147/2011 tentang Kawasan Berikat. “Industri serat dan benang harus ekspor 75%, maka kebutuhan di dalam negeri terganggu. Peraturan itu dibuat tanpa melihat struktur industri,” tegasnya.(Tim redaksi 03)