Duniaindustri.com (Oktober 2015) – Pemerintah Indonesia memutuskan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan investasi sekitar US$ 5 miliar atau setara Rp 70-80 triliun akan didanai China Development Bank (CDB). Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno menyatakan, rencana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan dikerjakan oleh konsorsium China dan konsorsium BUMN.
Menurut dia, dari total kebutuhan pendanaan proyek kereta cepat sekitar Rp70-80 triliun, sekitar 70% atau Rp56 triliun akan dibiayai oleh China Development Bank (CDB). “China Development Bank menawarkan jatuh tempo pinjaman 40 tahun, di mana 10 tahun masa tenggang dan 30 tahun pengembalian. Bunga yang dibebaskan fix 2% untuk 4 tahun (untuk komponen dolar), sedangkan berapa persen untuk reminbi,” kata Rini.
Dia menjelaskan keputusan pemerintah adalah proyek kereta cepat tetap dibangun, namun skemanya harus business to business, tidak menggunakan anggaran negara, tidak memakai jaminan pemerintah. “Nah, dari dua proposal yang diterima, yang memenuhi syarat adalah proposal China,” paparnya.
Konsorsium China dipercayakan kepada China Railways Construction Corporation Limited dan konsorsium BUMN digawangi oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan anggota PT KAI (Persero), PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).
Saat ini, kedua konsorsium tengah melakukan pendalaman rencana kesepakatan pembentukan perusahaan patungan. Kerjasama yang dibahas termasuk nilai proyek kereta cepat dan berapa kecepatan kereta cepat tersebut.
“Total nilai proyek kereta cepat masih dihitung dan kami minta kecepatan kereta cepat 250-300 kilometer per jam, sebab dalam proposal mereka 350 km per jam, sehingga biaya proyek kereta cepat bisa turun. Dan, finalisasi keseluruhannya diharapkan bisa bulan ini,” paparnya.
Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo menambahkan, kedua konsorsium akan membenamkan investasi pada proyek kereta cepat sekitar Rp10 triliun. Namun, dia enggan mengungkapkan porsi pendanaan dari Wijaya Karya. “Total proyek kereta cepat sekitar US$5 miliar, yang keseluruhannya berasal dari CDB. Bagian konsorsium 10%,” ujar Bintang.
Menurut dia, Jasa Marga, KAI, dan PTPN VIII akan menyertakan modal, berupa tanah. Namun, nilai lahan masih divaluasi. Pembangunan proyek kereta cepat diperkirakan selama tiga tahun. “Kami pastikan ground breaking tidak bisa tahun ini,” tuturnya.
Dengan penetapan pemerintah, China berhasil menyisihkan Jepang sebagai saingan terberat dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebelumnya Penasihat Perdana Menteri (PM) Jepang, Izumi Hiroto, bersama delegasinya menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kedatangan Hiroto terkait penawaran Jepang atas keuntungan yang akan diperoleh Indonesia jika memilih Jepang sebagai pemenang dalam beauty contest pembangunan kereta cepat.
Pertemuan ini merupakan untuk yang kedua kalinya dilakukan pihak Jepang. Sebelumnya, pada Juli lalu, delegasi Jepang telah berkunjung untuk membicarakan soal proyek kereta cepat Bandung-Jakarta.
“Mungkin, semua sudah mengetahui, bahwa dalam proyek kereta cepat ini, kami bersaing keras dengan China. Saya mengatakan kepada presiden, bahwa Jepang ingin membantu karena Indonesia akan memiliki kereta cepat,” kata Hiroto.(*/berbagai sumber)
CONTACT US BY SOCIAL MEDIA: